Komnas HAM Turun
PUJI SAAT DI RS BHAYANGKARA POLDA JAMBI |
KLIK Juga
BERITAKU-Tragis,
sadis dan tidak manusiawi, itu gambaran yang terurai secara terang menderang
atas tewasnya seorang petani bernama Puji (50) warga pendamping Suku Anak Dalam
(SAD) di Desa Bungku , Kecamatan Bajubang, Batanghari, Provinsi Jambi Rabu (5/3/14)
sekitar pukul 23.03.
Betapa tidak,
Puji meninggal dalam keadaan tangan diborgol dan kaki diikat tali, tubuh dan
wajah lebam, dan lehernya kena tebas parang yang diduga kuat dilakukan oknum
sekelompok TNI, Polisi dan Keamanan PT Asiatik Persada.
Tewasnya Puji,
terkait dengan konflik lahan PT Asiatik Persada, perusahaan perkebunan milik
Malasyia di Jambi. Pihak perusahaan terkesan “memanfaatkan” aparat untuk
menghalau aksi unjukrasa ribuan petani dan SAD untuk memperjuangkan lahan
mereka yang diserobot perusahaan tersebut.
Berdasarkan
pesan BBM, kejadian berlangsung di lokasi PT. Asiatic Persada Desa Bungku Kecamatan
Bajubang, Batanghari. Aktivis Perkumpulan Hijau, Feri, selaku pendamping warga
SAD 113 membenarkan kejadian ini.
Menurut dia,
Kamis (6/3/14) dini hari, sejumlah warga SAD yang menjadi korban pemukulan tengah
dirawat intensif di Rumah Sakti Bhayangkara Jambi. Camat Bajubang Ibnu Hajar
yang dikonfirmasi terkait kematian warganya di Desa Bungku, mengaku mendengar
kabar itu. Namun dia belum mendapat kepastian.
“Saya mendengar
kejadian ini. Ada satu orang yang meninggal. Tapi saya belum tahu kepastiannya,
kita tunggu besok pagi. Kabar masih simpang-siur. Sementara ini saya masih di
Bajubang, belum berani masuk ke Desa Bungku karena saat ini lokasi itu masih
menjadi "domain" polisi,” singkatnya.
Berdasarkan informasi
yang beredar menyatakan bahwa Puji adalah target pertama, dan Rasto yang merupakan target ketiga. Mereka berdua
merupakan target dari tiga orang yang dianggap sebagai pengacau dan provokator
dalam konflik PT Asiatik Persada dengan SAD.
Belum diketahui
siapa yang menargetkan mereka, dan apa targetnya. Namun yang pasti Puji pada
Rabu sekitar pukul 23.03 tewas dengan tubuh penuh luka di Rumah Sakit
Bhayangkara Jambi, setelah dihajar oleh oknum aparat TNI dan Polisi serta keamanan
PT Asiatic Persada di Desa Bungku Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari.
Kronologis
Kejadian Versi Warga
PUJI (KIRI) DAN RASTO (KANAN) |
Aktivis
lingkungan Perkumpulan Hijau, Feri, Kamis sekitar pukul 01.00 mengatakan, satu
petani diculik, 5 warga SAD dipukuli oleh aparat keamanan PT Asitic Persada di
Desa Bungku. Berikut kronologis peristiwa yang masuk ke blackberry masengger
(BBM).
Rabu pukul
15.12: Warga bernama Titus diambil paksa oleh aparat keamanan dari rumahnya. Pukul
15.20: Sebanyak 20 aparat keamanan membawa Titus ke lokasi pabrik PT Asiatic
Persada di Desa Bungku Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari.
Rabu (6/3/14) pukul
16.10: ratusan warga dan keluarga korban datang menjemput Titus. Namun dihadang
ratusan aparat keamanan di lokasi pabrik. Pukul 16.30: Saat mendekati kantor perusahaan di Desa
Bungku, beberapa petani dan warga Suku Anak Dalam (SAD) dipukuli.
Mereka
diantaranya: Puji, Khori, Kuris, Adi, Mael, Ucil dan Dadang. Pukul 17.10:
Keluarga korban dan warga dibubarkan dengan berondongan senjata oleh aparat
keamanan. Hingga Kamis (6/3/14) saat itu, ratusan warga SAD dan petani
Mentilingan masih bertahan di lokasi Trans-sosial 1, Desa Bungku, Kecamatan
Bajubang, Batanghari.
Puji meninggal
dunia Rabu (5/3/14) pukul 23.03 WIB. Puji menjadi korban kekerasan biadap oknum
aparat keamanan PT Asiatic Persada (Wilmar Group) dan meninggal di Rumah Sakit
Bayangkara Jambi.
Puji saat
meninggal dalam keadaan tangan diborgol dan kaki diikat tali. Kondisi wajahnya
dalam keadaan rusak dan penuh dengan luka pemukulan dan juga sayatan benda
tajam di leher. Untuk diketahui, Puji dibawa oleh ambulance perusahaan dan
ditinggalkan di rumah sakit Bhayangkara Jambi Jambi. Sementara beberapa warga
yang menjadi korban pemukulan sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Raden Mataher
Jambi.
Keterangan
Versi Polisi
Terkait
meninggalnya Puji oleh oknum aparat keamanan PT Asiatic, Kepala Bidang Humas Polda
Jambi AKBP Almansyah, Kamis (6/3/14) memastikan tewasnya Puji merupakan buntut
dari diamankannya Titus Simajuntak oleh petugas patroli securiti PT Asiatic
Persada.
Titus diduga
melakukan pencurian sawit di kawasan Simpang Johor pada Rabu (5/3) sekitar
pukul 03.00 Wib dini hari. Saat diamankan Titus digelandang ke pos pengamanan
oleh securiti.
Kebetulan pada
saat pengamanan tersebut sejumlah anggota polisi Sat Binmas melintas karena
baru selesai melakukan penyuluhan. Petugas securiti PT Asitic Persada lantas
meminta bantuan kepada polisi untuk mengantarkan Titus ke pos pengamanan
securiti di Padang Salak.
Namun naas,
setelah sampai di sana 30 orang yang merupakan teman-teman Titus mendatangi pos
pengamanan untuk meminta rekannya itu dibebaskan. Terjadi aksi saling dorong
dan pukul di sana.
Akibatnya
bentrok pecah. Satu orang warga bernama Puji merenggang nyawa dan 6 orang
lainnya mengalami luka serius. “Setelah terjadi bentrok, petugas pengamanan
tiba untuk menetralisir situasi. Ada korban yaitu Puji dan beberapa orang.
Mereka dibawa ke Polda dan Rumah Sakit Bhayangkara,” kata Kabid Humas Polda
Jambi AKBP Almansyah, Kamis.
Polisi
Sebut Kelompok Petani
AKBP Almansyah
juga menegaskan, puluhan orang yang terlibat bentrok di kawasan PT Asitic itu
bukan merupakan SAD melainkan petani yang menggarap sejumlah lahan tersebut. “Kelompok
ini bukan SAD, tapi petani biasa yang menggarap lahan di sana,” sebut Almansyah.
Saat ditanyakan
ke Almansyah apakah benar anggota TNI dan Polisi Batanghari terlibat dalam
penganiayaan Puji, ia hanya menjawab, “Kami belum bisa pastikan, masih mengumpulkan
bukti dari lapangan,” katanya.
Namun, Almansyah
mengatakan laporan kematian Puji dan permintaan perlindungan dari pihak
keluarga sudah diterima Pihak Mapolda Provinsi Jambi, Kamis (6/3/14). Menurut
Almansyah, tim terpadu dari Mapolda Jambi, sebenarnya bukan saja baru bergerak
setelah menerima laporan dari pihak keluarga korban.
Mereka bergerak
beberapa waktu sebelumnya, sejak pertikaian antara warga SAD dengan PT Asiatic
Persada mencuat. Ia menyatakan, pihaknya tidak saja menerima laporan dari pihak
keluarga Puji. Namun juga dari PT Asiatic Persada, yang melaporkan ada
pencurian sawit, sebelum pertikaian yang menyebabkan Puji tewas di lokasi
tersebut.
Danrem
Perintahkan Usut
Komandan Korem 042 Garuda Putih Marsudi Utomo |
Komandan Korem
042 Garuda Putih Marsudi Utomo memerintahkan Komandan Kodim Batanghari 0415
untuk mengusut dugaan keterlibatan oknum TNI dalam rusuh antara warga SAD
dengan PT Asitic Persada yang menewaskan Puji pada Rabu malam.
“TNI akan
melakukan pemeriksaan internal. Saya juga sudah menugaskan Dandim 0415
Batanghari untuk turun ke lokasi bentrokan melakukan investigasi. Jika dalam
kejadian itu ada pelanggaran pidananya maka akan diserahkan ke auditur militer
dan akan disidangkan di Mahmakah Militer (Mahmil),” katanya.
Gubernur
Dinilai Lemah Atasi Konflik
Anggota DPRD
Provinsi Jambi dari Fraksi Gerakan Keadilan AR Syahbandar (Gerindra) menegaskan,
perbuatan aparat keamanan PT Asiatic yang menewaskan Puji warga petani di Desa
Bungku, Bajubang merupakan tindakan yang sudah di luar batas prikemanusiaan.
“Ini sudah di
luar batas prikemanusian. Tewas dalam keadaan kaki tangan sudah diborgol. Saya
meminta agar aparat keamanan PT Asiatic menahan diri, agar masalah ini tidak
membuat jatuh korban berikutnya. Masalah ini, harus diusut tuntas sampai ke
Komnas Ham,” katanya.
Sementara itu
Wakil Gubernur Provinsi Jambi Fachrori Umar menyatakan keprihatinannya atas
peristiwa yang menewaskan Puji pada Rabu malam lalu.
Fachrori
menyatakan seharusnya jangan sampai ada kekerasan sehingga timbul korban jiwa
dalam menangani persoalan apapun. “Saya sangat prihatin dengan konflik ini.
Kenapa bisa sampai jatuh korban,” ujarnya.
Komnas
HAM Turun
Menyikapi kasus
ini, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pekan depan akan
menginvestigasi dengan menurunkan tim ke Jambi. Lembaga Perlindungan Saksi dan
Korban dan Komisi Kepolisian Nasional akan terlibat dalam penyelidikan tersebut.
Seperti
dilansir, Sinar Harapan.co, Wakil Ketua Komisi Nasional HAM, Dianto Bachriadi,
menilai tindakan represif yang diambil aparat saat menghadapi petani di Jambi
telah kelewat batas.
Dianto
mengatakan, Komnas HAM telah meminta penjelasan dari petinggi kepolisian dan
TNI di Jambi soal tewasnya Puji. Tidak cukup hanya itu, Dianto melanjutkan,
tiga lembaga termasuk Komnas HAM akan menggelar investigasi di lapangan. “Investigasi
bersama ini diharapkan lebih kuat dan perhatiannya lebih besar,” katanya.
Pihak keluarga
meminta pertanggungjawaban atas kasus ini. Pihak keluarga Puji diketahui sudah
melaporkan dan meminta perlindungan ke Mapolda Jambi.(Rosenman Manihuruk)
SUMBER DATA: WWW.HARIANJAMBI.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar