Selasa, 30 Maret 2021

Safari Politik Yan Santoso Purba Menuju Kursi Wakil Wali Kota Pematangsiantar


BERITAKU-Pematangsiantar
-Gerakan safari politik Yan Santoso Purba untuk menuju kursi wakil wali kota Pematangsiantar semakin nyata. Kini Yan Santoso Purba bakal menelikung Sondi Silalahi ST, putra sulung Almarhum Ir Asner Silalahi MT untuk meraih dukungan dari PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, Demokrat, Hanura, NasDem dan PKPIsebagai parpol pengusung Paslon Ir Asner Silalahi MT- dr Susanti Dewayani SpA pada Pilkada Pematangsiantar 9 Desember 2020.

Paska meninggalnya Ir Asenr Silalahi MT pada Rabu 13 Januari 2021, Yan Santoso Purba gencar melakukan safari politik guna menuju kursi wakil walikota Pematangsiantar. Kini setidaknya Yan Santoso Purba sudah mendaftar ke PDIP, Golkar, Gerindra dan NasDem.

Sebelumnya Sondi Silalahi ST, juga mendatangi Kantor DPC PDIP Kota Pematangsiantar di Jalan Ricardo Siahaan, Kecamatan Siantar Selatan, Jumat pagi (19/3/2021) guna mendaftarkan diri sebagai Calon Wakil Walikota Pematangsiantar, menggantikan dr Susanti Dewayani SpA yang kini jadi Wali Kota Pematangsiantar terpilih menggantikan Almahum Ir Asner Silalahi MT.

Kini Yan Santoso Purba dan Sondi Silalahi harus melobi delapan partai politik yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, Demokrat, Hanura, NasDem dan PKPI agar mereka dicalonkan sebagai wakil wali kota Pematangsiantar ke DPRD Kota Pematangsiantar untuk dipilih. 

Robin Ginting, Pengamat Sosial Masyarakat kepada wartawan, Senin (30/3/2021) mengatakan, Yan Santoso Purba mantan ASN Departemen Keuangan memiliki pengalaman yang cukup sehingga kompeten jadi Wakil Walikota Siantar mendampingi dr Susanti Dewayani.

Dikatakan, Yan Santoso Purba memiliki pengalaman sebagai pemimpin karena sesuai bio datanya Yan Santoso Purba selama karirnya berkali-kali menjabat kepala. 

Dalam profile Yan Santoso Purba, dia pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Penerimaan dan Keberatan KPP Medan Kota, Kepala Seksi PPh OP KPP Jakarta Kebayoran Satu, Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi KPP Jakarta Kebayoran Lama, Kepala Seksi Pemeriksaan KPP Pratama MedanTimur Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, Kepala Bidang Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat dan terakhir Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai.

“Pengalaman berkali-kali menjadi kepala bisa menjadi bukti bahwa Yan Santoso Purba memiliki kualitas kepemimpinan yang baik. Itulah modal utamanya menjadi Wakil Walikota Pematangsiantar,”  ujar Robin Ginting.

Robin Ginting juga berharap kepada 8 Parpol pengusung Paslon Asner-Susanti agar mengajukan calon Wakil Walikota Pematangsiantar yang memiliki kompetensi yang baik untuk mendampingi dr Susanti Dewayani menjadi Wakil Walikota Pemetangsiantar kedepan.

Sebelumnya Ketua Dewan Pimpinan Pusat Usaha Penyelamatan Asset Simalungun (DPP-UPAS) Januarison Saragih SH MH mengatakan, Yan Santoso Purba sangat layak mendampingi dr Susanti Dewayani untuk menjadi Wakil Walikota Pematangsiantar.

Menurutnya, dari segi kompetensi Yan Santoso Purba sangat layak menjadi Wakil Walikota Siantar mengingat pengalamannya selama ini menjadi ASN di Departemen Keuangan RI.

Kata Januarison Saragih, Kota Pematangsiantar membutuhkan pemimpin yang paham dan menguasai bidang pemerintahan, utamanya dalam hal pengelolaan keuangan agar pembangunan kota “Sapangambei Manoktok Hitei” bisa semakin baik.

“Selama ini Yan Santoso Purba berkiprah di Departemen Keuangan RI tentulah labih paham dan mengusai betul bagaimana pengelolan keuangan Negara. Saya berharap agar 8 parpol pengusung Asner -Susanti (PASTI) yang memiliki hak mengajukan Calon Wakil Walikota Siantar menjadikan kompetesi sebagai acuan utama,” kata Januarison Saragih.

Ditambahkan, pertimbangan kompetensi para Bakal Calon (Balon) Wakil Walikota Siantar hendaknya benar-benar diteliti sebelum menentukan Calon Wakil Walikota Pematangsiantar.

Sementara itu Togi Siregar Ketua Bappilu PDI Perjuangan Pematangsiantar kepada wartawan mengatakan hingga Kamis pecan lalu, sudah lima Balon Wakil Walikota Pematangsiantar  yang mendaftar ke DPC-PDI Perjuangan yakni Yan Santoso Purba, Sondi Silalahi, Mangatas Silalahi, Binsar Situmorang dan Astrounot Nainggolan.

DPC-PDI Perjuangan Siantar akan melakukan penjaringan atau penseleksian secara internal sebelum menentukan dua nama Calon Wakil Walikota Pematangsiantar yang akan diajukan ke DPP PDI Perjuangan.

Yan Santoso Purba Mendaftar

Seperti diketahui, Yan Santoso Purba didampingi Istri Artha Berliana Samosir dan putrinya Putri Purba dan rombongan mendatangi Kantor DPC-Partai Demokrat Siantar guna mengantarkan berkas permohonan menjadi Wakil Walikota Siantar, Sabtu (27/3/2021).

Yan Santoso Purba dan rombongan diterima Sekjend Ilhamsyah Sinaga didampingi Landon Malau, Metro Hutagaol, Gundian, Rudolf Hutabarat, Ely.

Pada kesempatan tersebut Ilhamsyah Sinaga mengucapkan selamat datang merasa bangga dengan kedatangan Yan Santoso Purba.

Selanjutnya Ketua BPOKK Rudolf Hutabarat minta maaf Ketua Demokrat Siantar Togar Sitorus tidak bisa hadir, Partai Demokrat terbuka siapapun yang datang untuk mendaftarkan berkas akan diterima dengan terbuka.

Yan Santoso Purba mengatakan bahwa kehadirannya kesini adalah untuk memohon kepada Partai Demokrat untuk dijadikan Calon Wakil Walikota.

“Selama ini saya memang tidak tinggal di Siantar. Tapi sejak dulu selalu saya datang ke Siantar dan menyaksikan Siantar yang sudah indah. Akan tetapi bagaimana agar bisa lebih indah lagi butuh perjuangan bersama,” kata Yan Santoso Purba.

Yan Santoso Purba berharapan Partai Demokrat memberikan dukungan untuk jadi wakil walikota Siantar agar bisa bekerjasama untuk membangun Siantar karena kunci suksesnya sebuah pekerjaan adalah kerja sama.

Yan Santoso Purba didampingi Istri Artha Berliana br Samosir, putrinya Putri Purba dan rombongan juga mendatangi Kantor Partai Gerindra Siantar guna mengantarkan lamaran untuk menjadi Bakal Calon Wakil Walikota Siantar Sabtu (27/3/2021).

Kedatangan Yan Santoso Purba dan rombongan disambut Ketua Netty Sianturi SM, Sekretaris H Misran, Ketua OKK Henri Dunan Sinaga, H. Irwan Siantar, Bintar Saragih anggota DPRD Siantar, Hotmaulina Malau.

Yan Santoso Purba mengatakan bahwa tujuan kedatangannya adalah untuk melamar menjadi Wakil Walikota Siantar. Yan Santoso Purba berharap dirinya berharap dapat didukung DPC-Gerinda Siantar karena dukungan Gerindra sangat potensial tanpa Gerindra tidak akan bisa terwujud.

Netty Sianturi sangat mengapresiasi kedatangan Yan Santoso Purba dan rombongan. “Saya sangat senang dengan kedatangan Yan Santoso Purba, yang saya tahu sudah empat kaki kali menjadi Kepala Cabang Kantor Pajak. Saya yakin Yan Santoso Purba ingin membangun kota Siantar,” ujar Netty Sianturi.

Sementara Ketua OKK Partai Gerindra Siantar Henry  Dunand  Sinaga mengatakan pihaknya menerima semua yang datang melamar ke Partai Gerindra kiranya komunikasi politik semakin ditingkatkan.

Kemudian Yan Santoso Purba juga mengantarkan permohonan untuk menjadi balon  Wakil Walikota Siantar ke Partai Nasdem Pematangsiantar, Sabtu (27/3/2021).

Kedatangan Yan Santoso Purba yang didampingi Istri Artha Berliana Samosir disambut ketua Nasdem Siantar Frans Herbert Siahaan Sekretaris Fernando Sitorus serta anggota DPRD Siantar dari Partai Nasdem Frenky Boy Saragih, Tongam Pangaribuan, Jani Apohman Saragih.

Frans Herbert Siahaan mengatakan Partai Nasdem dengan tangan terbuka menerima kedatangan Yan Santoso Purba. “Selamat datang dengan terbuka Partai Nasdem menerima kedatangan Yan Santoso Purba dan rombongan,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut Yan Santoso Purba mengutarakan keinginannya untuk berbuat bagaimana agar Kota Siantar bisa lebih baik lagi. “Bukan berarti saya mengatakan bahwa selama ini Siantar tidak baik tapi bagaimana agar lebih baik lagi kedepannya,” ujar Yan Santoso Purba.

Cerita Yan Santoso Purba, bahwa selama ini dirinya selalu datang ke Siantar dan pingin bertugas di Siantar tetapi oleh Pimpinan hanya pernah bertugas di Medan sebagai Kepala Kantor Pajak Pratama.

Pada Kesempatan tersebut Yan Santoso Purba mohon dukungan dari teman-teman Partai Nasdem untuk didukung menjadi Calon Wakil Walikota Siantar. Selanjutnya Yan Santoso Purba juga memohon bantuan dan dukungan Nasdem untuk didukung menjadi Wakil Walikota Siantar.

Sementara itu Fernando Sitorus mengatakan Partai Nasdem adalah salah satu Partai Pengusung Paslon Asner Silalahi Susanti Dewayani.

Ditegaskan Fernando Sitorus Partai Nasdem tidak membuka pendaftaran tapi, Partai Nasdem membuka pintu bagi siapapun yang secara pribadi ingin mencalonkan wakil walikota, Nasdem terbuka.

“Partai Nasdem menyambut siapapun yang mengantarkan Permohonan Pelamaran Pribadi agar namannya dapat diajukan sebagai Calon Wakil Walikota Siantar sebagai pelaksanaan undang-undang Pilkada,” ujar Fernando Sitorus.

Ketua Bappilu Partai Nasdem Frenky Boy Saragih mengungkapkan apresiasinya atas kehadiran Yan Santoso Purba dan rombongan karena Yan Santoso Purba adalah yang orang kedua yang datang bermohon ke Partai Nasdem Siantar. (Matra/Asenk Lee Saragih) 

Jumat, 26 Maret 2021

Untuk Meraih Kemenangan, Cek Endra-Ratu Harus Bisa Meraih 20 Ribu Suara pada PSU Pilgub Jambi


BERITAKU
-Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di 88 tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 29.278 suara pada Pilkada Gubernur Jambi, Rabu 9 Desember 2020 cukup signifikan untuk diperebutkan pada Pemilihan Suara Ulang (PSU) Pilgub Jambi Mei 2021. Pasangan calon (Paslon) No Urut 01 H Cek Endra-Hj Ratu Munawaroh harus bekerja keras menyapu bersih di 88 TPS tersebut untuk menyisihkan Paslon Nomor 03 H Al Haris-KH Abdullah Sani.

Sesuai dengan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasin penghitungan suara Pilkada Gubernur Jambi (Rabu 9 Desember 2020) oleh KPU Provinsi Jambi di Abadi Convention Center (ACC) Sabtu 19 Desember 2020, paslon Al Haris-Sani meraih kemenangan dengan selisih 11.418 suara dari Cek Endra-Hj Ratu Munawaroh. 

Pada pleno ini paslon nomor urut 3 Al Haris-Sani yang diusung PKS, PKB dan PAN dinyatakan menang. Perolehan suara pasangan Haris-Sani sebanyak 596.621 suara. Sedangkan pasangan Cek CE-Ratu memperoleh 585.203 suara dan paslon No 02 Fachrori-Syafril memperoleh 385.388 suara. 

Sementara hasil putusan Hakim Mahkamah Konstitusi pada sidang Perselisihan Hasil Pemilihan (PHP) Nomor 130/PHP.GUB-XIX/2021 yang diajukan Pasangan Calon Nomor Urut 1 H. Cek Endra dan Hj. Ratu Monawaroh, diputuskan mengabulkan sebagian gugatan Cek Endra –Hj Ratu Munawaroh untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 88 TPS di Kabupaten Muarojambi, Batanghari, Tanjung Jabung Timur, Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Mengetahui putusan MK itu, KPU Provinsi Jambi langsung melakukan persiapan PSU di 88 TPS.  Komisioner KPU Provinsi Jambi, Apnizal kepada wartawan, Selasa (23/3/2021)  menjelaskan jumlah DPT di 88 TPS sebanyak 29.278 suara.

Pemilih yang hadir pada pemilihan 9 Desember 2020 yang lalu sebanyak 18.686, dengan perolehan suara Paslon 1 CE-Ratu 6.175 suara, Paslon 02 Fachrori-Syafril 4.052 suara dan Paslon 03 dengan 7.310 suara. Suara sah sebanyak 17.539 dan suara tidak sah sebanyak 1.142 suara.

Kata Apnizal, sesuai keputusan MK seluruh perolahan suara ketiga Paslon Pilgub Jambi di 88 TPS akan dinolkan. Berdasarkan pemilihan pada 9 Desember 2020  lalu,  perolahan suara awal Paslon 01 Cek Endra-Ratu 585.203 suara, dikurangi 6175, maka perolahan sementara Paslon No 01 Cek Endra-Ratu sebanyak  579.028 suara.

Kemudian, untuk Paslon 02 Fachrori-Syafril perolehan awal 385.388 suara, dikurangi 4.052 suara, maka perolahan suara Paslon Fachrori-Syahril berjumlah 381.334 suara.

Selanjutnya untuk Paslon 03 Al Haris-Sani perolehan suara awal 596.621 suara dikurangi 7.310 suara, maka perolahan sementara Paslon 03 Al Haris Sani sebanyak 589.311 suara.

“Dari hasil pengurangan 88 TPS itu, selisih sementara pasangan Paslon 01 Cek Endra-Ratu dengan Palson 03 Al Haris Sani yakni 10.283 suara. Maka nanti jika dilakukan PSU, hasilnya akan ditambahkan dengan hasil sementara ini,” kata Apnizal. (Asenk Lee Saragih)

Daftar Sebaran PSU di 88 TPS

Mahkamah Konstitusi (MK) memberi waktu paling lama 60 hari kerja kepada KPU Provinsi Jambi melaksanakan Pemungutan Suara Ulang (PSU)  Pilgub Jambi di 88 TPS sejak putusan MK, Senin (22/3/2021) malam.

Berikit data sebaran 88 TPS yang akan dilakukan PSU :
Muarojambi : 59 TPS
1. Kecamatan Sungai Gelam
- Desa Sungai Gelam di TPS 04 dan TPS 05;
- Desa Ladang Panjang di TPS 02, TPS 03, TPS 04, TPS 05, TPS 06, TPS 07, TPS 12, TPS 13, TPS 14, 
 TPS 16, dan TPS 19;
2. Kecamatan Sungai Bahar
- Desa Tanjung Harapan di TPS 04;
- Desa Mekar Sari Makmur di TPS 05 dan TPS 06;
- Desa Suka Makmur di TPS 05;
- Desa Marga Mulya di TPS 03, TPS 04, TPS 07 dan TPS 9;
3. Kecamatan Jambi Luar Kota
- Desa Pijoan di TPS 02, TPS, 03, TPS 04, TPS 08, TPS 10 dan TPS 12;
- Desa Pematang Gajah di TPS 02, TPS 04 dan TPS 05;
- Desa Rengas Bandung di TPS 01, TPS 02 dan TPS 06;
- Desa Pematang Jering di TPS 01;
- Desa Maro Sebo di TPS 01;
- Desa Danau Sarang Elang di TPS 02;
- Desa Sungai Duren di TPS 01, TPS 02 dan TPS 03;
- Desa Simpang Sungai Duren di TPS 01, TPS 05, TPS 06 dan TPS 07;
- Desa Penyengat Olak di TPS 01 dan TPS 04;
- Desa Senaung di TPS 04;
- Desa Kademangan di TPS 04;
- Desa Mendalo Darat di TPS 15, TPS 16 dan TPS 19;
- Desa Mendalo Indah di TPS 02, TPS 03, TPS 04, TPS 05, TPS 07 dan TPS 08;
- Desa Muaro Pijoan di TPS 01, TPS 02 dan TPS 05;

Kerinci: 7 TPS
1. Kecamatan Danau Kerinci
- Desa Koto Tuo Ujung Pasir di TPS 01;
2. Kecamatan Sitinjau Laut
- Desa Pondok Beringin di TPS 02;
3. Kecamatan Bukit Kerman
- Desa Lolo Gedang di TPS 01;
- Desa Lolo Hilir di TPS 01;
- Desa Pasar Kerman di TPS 01;
4 Kecamatan Gunung Raya
- Desa Dusun Baru Lempur di TPS 01 dan TPS 02;

Batanghari: 7 TPS 
1. Kecamatan Bajubang
- Desa Bungku di TPS 04;
- Desa Bajubang di TPS 10;
- Desa Penerokan di TPS 17;
2. Kecamatan Mersam
- Desa Sengkati Kecil di TPS 03;
- Desa Kembang Paseban di TPS 08;
3. Kecamatan Maro Sebo Ulu
- Desa Kembang Seri Baru di TPS 02;
4. Kecamatan Muaro Bulian
- Desa Napal Sisik di TPS 01;

Kota Sungaipenuh: 1 TPS
1 Kecamatan Koto Baru
- Desa Dujung Sakti di TPS 01;
 
Tanjung Jabung Timur: 14 TPS
1. Kecamatan Sadu
- Desa Sungai Lokan di TPS 01 dan TPS 05;
2. Kecamatan Mendahara
- Desa Mendahara Ilir di TPS 08;
3. Kecamatan Dendang
- Desa Kuala Dendang di TPS 03;
- Desa Kota Kandis Dendang di TPS 01, TPS 02 dan TPS 03;
- Desa Sidomukti di TPS 02, TPS 04 dan TPS 06;
- Desa Rantau Indah di TPS 01 dan TPS 08;
- Desa Catur Rahayu di TPS 01 dan TPS 06.

(Asenk Lee Saragih)

20 Desa di Muarojambi Memiliki 20.372 Pemilih Jadi Penentu PSU Pilgub Jambi

Al Haris-Sani Temui Hj Masnah  

BERITAKU-Sebanyak 20 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Muarojambi menjadi perebutan kantong suara yang cukup signifikan untuk memenangkan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jambi Mei 2021 mendatang. 

Pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 H Cek Endra- Hj Ratu Munawaroh yang diusung PDIP dan Golkar dan Paslon Al Haris-Abdullah Sani yang diusung PKS, PKB dan PAN ini akan berjuang maksimal meraih suara terbanyak di 59 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 20.372 pemilih.

Jumlah 20.372 pemilih ini tersebar di Kecamatan Kecamatan Sungai Gelam 13 TPS di dua desa, Kecamatan Sungai Bahar 8 TPS di due desa, Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko) 38 TPS yang tersebar di 14 desa.

PSU Pilgub Jambi Mei 2021 di Kabupaten Muarojambi menjadi perhatian khusus kedua Paslon 01 dan 03 karena memiliki jumlah pemilih paling banyak yakni 20.372 pemilih dari jumlah 29.372 DPT Pilgub Jambi di 88 TPS sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi RI.

Pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memerintahkan Pemungutanj Suara Ulang (PSU) di 88 TPS, Pasangan Al Haris-Abdullah Sani (Haris-Sani) langsung bergerak menyusun kekuatan dan strategi. Rabu (24/3) kemarin, Keduanya bertemu dengan Ketua DPD PAN Muarojambi Masnah Busro. Masnah sendiri diketahui merupakan Bupati Muarojambi, salah satu daerah yang menjadi objek PSU.

Menyikapi lumbung suara PSU Pilgub Jambi di Muarojambi ini, Paslon Al Haris-Abdullah Sani dengan gerak cepat menemui Ketua DPD PAN Kabupaten Muarojambi di rumah pribadinya di Kota Jambi, Rabu (24/3/2021).

Dalam sebuah foto yang beredar tampak Masnah menerima Haris-Sani di kediamannya, di Kota Jambi. Masnah mengenakan jas biru PAN ditemani pengurus DPD PAN Muarojambi dan anggota Fraksi PAN DPRD Muarojambi.

Direktur Center Haris-Sani, Hasan Mabruri kepada wartawan membenarkan foto tersebut. “Kebetulan Masnah selaku Ketua DPD PAN Muarojmbi sedang kumpul dengan fraksi PAN. Jadi wo Haris selaku MPW PAN diundang untuk konsolidasi internal partai," katanya.

Hasan juga mengatakan, bahwa dalam pertemuan itu juga membicarakan soal PSU di Muarojambi dan kepentingan partai. Selain Ketua DPD PAN Muarojambi, Hj Masnah Busro kini menjabat sebagai Bupati Muarojambi yang rentan ikut “kampanye” terselubung untuk memenangkan paslon usungan PAN. 

Muarojambi : 59 TPS
1. Kecamatan Sungai Gelam
- Desa Sungai Gelam di TPS 04 dan TPS 05;
- Desa Ladang Panjang di TPS 02, TPS 03, TPS 04, TPS 05, TPS 06, TPS 07, TPS 12, TPS 13, TPS 14, 
 TPS 16, dan TPS 19;
2. Kecamatan Sungai Bahar
- Desa Tanjung Harapan di TPS 04;
- Desa Mekar Sari Makmur di TPS 05 dan TPS 06;
- Desa Suka Makmur di TPS 05;
- Desa Marga Mulya di TPS 03, TPS 04, TPS 07 dan TPS 9;
3. Kecamatan Jambi Luar Kota
- Desa Pijoan di TPS 02, TPS, 03, TPS 04, TPS 08, TPS 10 dan TPS 12;
- Desa Pematang Gajah di TPS 02, TPS 04 dan TPS 05;
- Desa Rengas Bandung di TPS 01, TPS 02 dan TPS 06;
- Desa Pematang Jering di TPS 01;
- Desa Maro Sebo di TPS 01;
- Desa Danau Sarang Elang di TPS 02;
- Desa Sungai Duren di TPS 01, TPS 02 dan TPS 03;
- Desa Simpang Sungai Duren di TPS 01, TPS 05, TPS 06 dan TPS 07;
- Desa Penyengat Olak di TPS 01 dan TPS 04;
- Desa Senaung di TPS 04;
- Desa Kademangan di TPS 04;
- Desa Mendalo Darat di TPS 15, TPS 16 dan TPS 19;
- Desa Mendalo Indah di TPS 02, TPS 03, TPS 04, TPS 05, TPS 07 dan TPS 08;
- Desa Muaro Pijoan di TPS 01, TPS 02 dan TPS 05.
(Asenk Lee Saragih)

Pdt Drs Mardison Simanjorang STh MHum, Benteng Pekabaran Injil dari Kawasan Perkebunan Jambi

Pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Muarabungo, Provinsi Jambi, Pdt Drs Mardison Simanjorang, STh, MHum. (Foto : Matra/Radesman Saragih)

Jambi, BS– Penempatan seorang pegawai atau karyawan ke daerah terpencil sering dianggap orang sebagai “pembuangan” atau upaya menjauhkan pegawai tersebut ke pedalaman akibat kinerja yang dinilai kurang baik. Penilaian seperti itu muncul karena penempatan pegawai di perkotaan sering dianggap lebih bergengsi atau berharga dibandingkan di desa-desa.

Penilaian seperti itu tidak hanya terjadi di kalangan aparatur sipil negara (ASN) ataupun pegawai lembaga pemerintahan lainnya. Di kalangan rohaniawan (pendeta/penginjil) juga masih sering muncul anggapan bahwa penempatan tugas ke daerah terpencil sebagai “pembuangan” dan “hukuman”, termasuk di GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun). Pendeta dan penginjil GKPS yang ditempatkan di daerah terpencil masih sering dianggap sebagai rohaniawan yang “terbuang” karena kurang disukai pimpinan. 

Namun bagi Pendeta (Pdt) Drs Mardison Simanjorang, STh, MHum yang saat ini melayani di GKPS Resort Muarabungo, sekitar 250 Km dari Kota Jambi, Provinsi Jambi, bertugas di daerah terpencil bukan sebagai pembuangan. Daerah – daerah terpencil seperti wilayah sentra-sentra perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bungo, Tebo dan Merangin, Provinsi Jambi bahkan dianggap Pdt Mardison Simanjorang sebagai tantangan pelayanan. 

Dalam percakapan dengan medialintassumatera.com (Matra) di GKPS Jambi, Minggu (21/3/2021), Pdt Mardison Simanjorang menilai, daerah-daerah terpencil di Provinsi Jambi tersebut memiliki poptensi pelayanan Pekabaran Injil (PI). Dikatakan demikian karena jumlah umat Kristen, termasuk warga GKPS di daerah – daerah perkebunan di Jambi tersebut cukup banyak dan berserak (tersebar dalam wilayah yang luas). 

Menurut Pdt Mardison Simanjorang yang lahir di Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 5 Maret 1969, umat Kristen dan warga GKPS yang berserak di sentra-sentra perkebunan kelapa sawit di wilayah Kabupaten Bungo, Tebo dan Merangin tersebut membutuhkan pelayanan kerohanian yang baik.  

Warga Batak Kristen, termasuk GKPS di wilayah perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bungo, Tebo dan Merangin sebagian besar pendatang dari wilayah Sumaera Utara (Sumut) dan membutuhkan kehadiran Gereja sesuai dengan asal mereka masing-masing.
Pendeta GKPS Resort Muarabungo, Provinsi Jambi, Pdt Drs Mardison Simanjorang, STh, MHum (duduk kiri) bersama beberapa pendeta Gereja di Bungo ketika mengunjungi Pondok Pesantren Aswaja, Bungo, Jambi, Senin (24/2/2021). (Foto : Matra/Ist)

Prospek Pekabaran Injil

Bagi alumni Pascsarjana jurusan Humaniora, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta ini, PI di Kabupaten Bungo, Tebo dan Merangin memiliki prospek yang baik karena belum seluruh warga Batak Kristen di ketiga kabupaten tersebut terjangkau pelayanan Gereja. Hal tersebut disebabkan jumlah pelayan gereja – gereja di Bungo, Tebo dan Merangin yang terbatas dan jarak permukiman mereka yang jauh dan sulit akses jalan/transportasi. 

“Padahal warga Batak Kristen, termasuk warga GKPS  di sentra-sentra perkebunan kelapa swit tersebut memiliki semangat bersekutu yang cukup tinggi. Ini menjadi tantangan pelayanan yang perlu mendapatkan Gereja di Bungo, Tebo dan Merangin,”katanya. 

Melihat tantangan pelayanan di sentra-sentra perkebunan di Jambi itu, Pdt Mardison Simanjorang pun melakukan berbagai terobosan. Sejak memulai tugas pelayanan di GKPS Resort Muarabungo 2015, Pdt Mardison Simanjorang benar-benar bekerja keras meningkatkan pelayanan ke jemaat GKPS yang jauh dari Kota Muarabungo. 

Jemaat tersebut, yakni jemaat GKPS Persiapan Bangun Garingging, Pos PI Nain, Pos PI Asam Merah yang dekat dengan perbatasan Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Ketiga jemaat tersebut memiliki jarak sekitar lima jam perjalanan dari Kota Muarabungo. Jalan menuju kedua jemaat tersebut juga sebagian besar masih jalan tanah perkebunan serta masih harus menyeberangi sungai. 

Setelah melayani kedua jemaat yang masuk wilayah GKPS Resort Muarabungo tersebut, GKPS Persiapan Bangun Garingging pun akhirnya diresmikan menjadi GKPS Bangun Garingging. Pos PI Nain dan Asam Merah pun terus dikembangkan agar bisa menjadi GKPS Persiapan. 

Selain itu melayani jemaat GKPS yang baru dan Pos PI tersebut, Pdt Mardison Simanjorang yang lulus Sarjana Theologia Sekolah Tinggi Theologia (STT) Abdi Sabda, Medan, Sumut tahun 1999 juga masih melayani beberapa jemaat anggota (kuria pagaran) GKPS Resort Muarabungo yang sudah lama eksis, yakni GKPS Sukamakmur dan GKPS Sumber Sari, Kabupaten Tebo, GKPS Bangko, Kabupaten Merangin dan GKPS Simpang TKA Km 44 Bungo, Kabupaten Bungo. Jarak GKPS Muarabungo sebagai jemaatinduk dengan jemaat anggota tersebut pun rata-rata cukup jauh dengan waktu tempuh antara setengah hingga satu jam. 

Pendeta (Pdt) GKPS Resort Muarabungo, Jambi, Pdt Drs Mardison Simanjorang, STh, MHum (dua dari kiri) bersama Penginjil GKPS Resort Jambi, Denni Rosnida Br Damanik, STh (kiri), Pendeta GKPS Resort Jambi, Pdt Franky Doris Malau, STh (kanan) dan Wakil Ketua GKPS Resort Jambi, St Radesman Saragih, SSos (dua dari kanan) di GKPS Jambi, Minggu (21/3/2021). (Foto : Matra/Radesman Saragih)
 
Terasa Melelahkan

Pdt Mardison Simanjorang yang juga pernah menimba ilmu agama Pendidikan Agama Kristen (PAG) STT Abdi Sabda Medan, Sumut, 1992 lebih lanjut mengakui, melayani jemaat-jemaat di wilayah pelayanan GKPS Resort Bungo terkadang terasa melelahkan karena jarak jemaat yang jauh dari Kota Muarabungo. GKPS Sungkai, Pos PI Nain dan Pos PI Asam Merah misalnya memiliki jarak sekitar lima jam perjalanan dari Kota Muarabungo. 

Akses jalan menuju kedua jemaat tersebut pun cukup sulit karena sebagian besar masih jalan tanah dan harus menyeberangi sungai. Karena kendaraan roda empat (mobil) tidak bisa masuk ke lokasi jemaat pengembangan tersebut, Mardison Simanjorang terpaksa naik kendaraan roda dua (sepeda motor) untuk melayani jemaat-jemaat di daerah terpencil tersebut. 

“Namun pelayanan ke jemaat tersebut harus ditingkatkan karena mereka sangat membutuhkan palayanan dari rohaniawan. Warga GKPS banyak tersebar di sentra-sentra perkebunan kelapa sawit di Bungo, Tebo dan Merangin. Mereka harus dilayani dengan baik agar tetap komitmen bersekutu, bersaksi dan melayani di bawah naungan GKPS,”kata putra pertama dari sembilan bersaudara ini. 

Menurut Pdt Mardison Simanjorang, jemaat-jemaat GKPS Resort Bungo yang sudah cukup dewasa (lama berdiri) seperti GKPS Muarabungo sebagai jemaat induk (kuria pamatang), GKPS Sumbersari, GKPS Sukamakmur, GKPS Simpang TKA dan GKPS Bangko, Merangin juga masih membutuhkan pelayanan dan pembinaan yang baik. 

Pembinaan jemaat yang perlu dilakukan di GKPS Muarabungo dan Bangko yang berada di wilayah perkotaan khususnya di bidang peningkatan sumber daya manusia (SDM) para pelayan. Peningkatan SDM para pelayan di GKPS wilayah ibukota kabupaten tersebut penting, khususnya bidang kerohanian karena mereka merupakan perpanjangan tangan tenaga fulltimer (pendeta) dalam pembinaan kerohanian warga jemaat. 

Kemudian pembinaan pelayan jemaat di GKPS Sukamakmur, GKPS Sumbersari dan GKPS Simpang TKA juga penting karena jemaat tersebut berada di kawasan perkebunan kelapa sawit. Jarak tempat tinggal para warga jemaat umumnya jauh-jauh. Karena itu para pelayan di ketiga jemaat tersebut perlu mendapatkan peningkatan kualitas SDM di bidang pelayanan kerohanian. 

“Tugas pelayanan di sentra-sentra perkebunan di GKPS Resort Muarabungo ini cukup berat. Lokasi gereja – gereja anggota dari jemaat induk GKPS Muarabungo di Kota Muarabungo cukup jauh. Kemudian tempat tinggal warga jemaat juga saling berjauhan di kawasan perkebunan. Karena itu para pelayan, baik fulltimer (pendeta/penginjil) maupun majelis jemaat harus bekerja keras melakukan pelayanan,”ujarnya. 

Dikatakan, peran fulltimer di GKPS Resort Muarabungo sangat sentral atau penting karena penyebaran gereja dan warga jemaat di daerah yang luas dan terpencil, sementara tenaga pelayan terbatas dari segi jumlah dan kualitas.

Bentuk PGID

Tantangan pelayanan yang dihadapi Pdt Mardison Somanjorang, STh, MHum di Bungo ternyata tidak hanya di lingkungan GKPS. Tantangan pelayanan juga dihadapi di lingkungan gereja-gereja di Bungo. Tantangan tersebut, yakni belum adanya wadah persekutuan gereja yang menaungi gereja-gereja dari berbagai denominasi di Bungo, Tebo dan Merangin. 

Karena itu di tengah kesibukannya melayani delapan jemaat di GKPS Resort Muarabungo, Pdt Mardison Simanjorang yang sudah pernah melayani di GKPS Pontianak, KalimantanBarat, GKPS Resort Dumai, Riau, GKPS Resort Tongging, Kareo, juga memprakarsai pembentukan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Daerah (PGID) Kabupaten Bungo. 

Jumlah anggota GPID Bungo mencapai 11 gereja dengan jumlah warga jemaat belasan ribu orang. Sebagian warga jemaat gereja-gereja PGID Bungo tersebut berada di sentra-sentra perkebunan kelapa sawit. PGID Bungo tersebut dibentuk karena tantangan PI di Bungo cukup berat. Tantangan tersebut tidak hanya di bidang kerohanian, tetapi juga di bidang sosial (masalah kerukunan uimat beragama), budaya, ekonomi dan pendidikan. 

Menyikapi kondisi tersebut, kata Pdt Mardison Simanjorang, Gereja – gereja di Bungo harus bisa menjadi isnspirator bagi pembangunan daerah dan masyarakat Bungo. 

“Gereja jangan egois, memikirkan diri sendiri, melainkan harus berkuntribusi memajukan aspek sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan masyarakat di Bungo,”katanya. 

Jangan “Mottu”

Pdt Mardison Simanjorang yang menikah dengan wanita idamannya Br Damanik dari Kota Bandung, Jawa Barat ini mengatakan, melihat beratnya tantangan pelayanan di GKPS Resort Muarabungo, terutama di tengah pandemi Covid-19 ini, semangat pelayanan bisa kendor. Hal tersebut disebabkan adanya pembatasan pertemuan secara berkerumun, pembatasan kunjungan dan dampak Covid-19 terhadap ekonomi jemaat. 

Jika tantangan pelayanan tersebut tidak dihadapi dengan semangat juang pelayanan yang tinggi, para pelayan bisa mandolei (putus asa), sehingga pelayanan pun mandek atau menurun. Namun melihat banyaknya warga jemaat GKPS yang mendambakan pelayanan di wilayah GKPS Resort Bungo, semangat pelayan mengabarkan Injil di daerah pertumbuhan baru  Provinsi Jambi tersebut tetap hidup. 

“Gereja tidak mengenal istilah ‘mottu’ (menemui jalan buntu seperti dalam istilah permainan catur) kendati banyak tantangan pelayanan. Gereja selalu menemukan jalan keluar menghadapi berbagai pergumulan dan kebuntuan jika para pelayan tetap melayani dengan semangat dan berlandaskan Firman Allah,”kata Pdt Mardison Simanjorang, STh, MHum ketika memimpin Sidang Synode GKPS Resort Jambi mewakili Pimpinan Pusat GKPS di GKPS Jambi, Sabtu (20/3/2021).

Menurut ayah dua putri dan satu putra ini, menghadapi pandemi Covid-19 yang berdampak besar terhadap kehidupan Gereja, termasuk unsur finansial Gereja, para pelayan GKPS tidak boleh bersikap pesimistis dan bersikap mottu atau buntu. Berbagai kreasi pelayanan perlu dikembangkan agar GKPS tetap bisa eksis di tengah berbagai tantangan zaman. 

“Melayani di tengah-tengah Gereja merupakan pekerjaan spiritual. Karena itu pelayanan di tengah gereja harus tetap bergulir kendati banyak hambatan, khususnya di tengah pandemi ini,”paparnya.

Pelayanan yang Berbuah

Ketika memaparkan tentang tema GKPS “Menjadi Persekutuan dan Pelayanan yang Berbuah” di hadapan 42 orang anggota Majelis Jemaat GKPS Resort Jambi, Mardison Simanjorang mengatakan, Gereja tidak boleh mempertahankan status quo (keadaan). Tetapi Gereja harus terus bergerak mencari dan melaksanakan berbagai strategi pelayanan yang bisa membuahkan hasil untuk meninmgkatkan kesejahteraan dan keimanan warga jemaat. 

Untuk memajukan persekutuan dan pelayanan Gereja, para pelayan Gereja harus benar-enar memiliki penmgetahuan yang mumpuni tentang pelayanan-pelayanan yang bisa membuahkan hasil. Sumber utama pengetahuan mengatasi masalah dalam kehidupan ini, yaitu Firman Allah (Logos).

“Kalau kita punya pengetahuan, kita akan lebih mampu mengatasi masalah. Gereja harus berpengetahuan agar bisa mengatasi masalah. Gereja tidak boleh tanpa gagasan dan perbuatan/tindakan agar tetap bisa eksis. Jadi seluruh warga jemaat dan pelayan GKPS harus meningkatkan pengetahuan agar bisa memberikan pelayanan yang berbuah dan hidup dalam Fiman Allah,”ujarnya.

Pdt Mardison Simanjorang mengatakan, satu hal penting yang perlu diperhatikan GKPS untuk memberikan pelayanan yang berbuah, yakni memberikan solusi kepada warga jemaat mengatasi kesulitan ekonomi. Gereja perlu membantu warga jemaat mengatasi kesulitan ekonomi sebagai buah nyata dari pelayanan.

Untuk membantu perekonomian jemaat tersebut, kata salah satu pendiri Credit Union Modifikasi (CUM) Talenta Seribudolok, Simalungun, Sumut 2007 ini, jemaat GKPS, termasuk di Jambi perlu mendirikan lembaga ekonomi seperti usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi. Melalui lembaga ekonomi rakyat yang kini dikembangkan pemrintah tersebut, warga jemaat GKPS yang kesulitan ekonomi akibat pandemic bisa terbantu. 

“Bantuan ekonomi untik warga Gereja ini penting sebagai wujud nyata kepedulian Gereja terhadap warga jemaatnya. Pangidangion na lang dong horja atap buahni, ai na asal horja-horja hansa ai. (Pelayanan tanpa ada karya atau manfaatnya untuk kesejahteraan jemaat, itu namanya pelayanan asal-asalan,”katanya. (***)



Senin, 15 Maret 2021

Beginilah Wajah Kompleks Stadion Olahraga di Papua

Beginilah Wajah Kompleks Stadion Olahraga di Papua.(Foto FB Presiden Joko Widodo)

BERITAKU
-Beginilah wajah kompleks stadion olahraga di Papua yang dipersiapkan untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional. Di dalamnya ada venue aquatic, Istora Papua Bangkit, venue cricket dan venue hockey indoor dan outdoor. 

Di sinilah pada Oktober 2021 nanti, akan digelar PON XX, setelah sempat ditunda karena pandemi. Selain empat venue ini, ada tiga venue lain yang sedang dalam tahap penyelesaian yakni venue dayung, panahan, dan sepatu roda. 

Saya telah menginstruksikan agar penyelenggaraan PON XX pada 2 - 15 Oktober 2021 dipersiapkan dengan baik dan secermat mungkin. Salah satunya adalah vaksinasi Covid-19 bagi keseluruhan kontingen atlet dan perangkat penyelenggara dari seluruh provinsi sebelum PON berlangsung.(FB-Presiden Joko Widodo) 

Jejak Kasus, Adik Nekat Bunuh Abang Karena Cekik Leher Ibu di Taput


SN remaja 18 tahun.(Istimewa)

Ketua HBB Minta Pelaku Pembunuhan Abang Kandung di Taput Dibebaskan


BERITAKU-Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Horas Bangso Batak (HBB) Lamsiang Sitompul SH MH menagaskan demi hukum, SN remaja 18 tahun yang nekat bunuh abang kandungnya Ambronsus Nababan (34) harus dibebaskan. Hal itu sesuai dengan amanah pasal 49 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). 

Hal itu diungkapkan Lamsiang Sitompul SH MH kepada wartawan, Minggu (14/3/2021) menyikapi peristiwa naas yang terjadi setelah korban mencekik ibu kandungnya Feni Tampubolon dihadapan adik-adiknya, di Desa Paniaran, Kecamatan Siborong-Borong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Rabu (10/3/2021).

Kata Lamsiang Sitompul yang juga Advokad ini, dalam istilah hukum disebutkan noodweer atau pembelaan terpaksa diatur dalam pasal 49 ayat (1) KUHP, "Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta Benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum." 

“Ada alasan kenapa pelaku melakukan tindakan yang akhirnya mengakibatkan hilangnya nyawa korban, namun itu dalam kondisi yang tidak bisa dihindari. Sebagaimana dalam pasal 49 KUHP tersebut ada kondisi noddweer yaitu pembelaan terpaksa. Kita harapkan pasal ini menjadi pertimbangan dalam menangani perkara ini," ujar Lamsiang Sitompul.
Lamsiang Sitompul.
Ditambahkan Lamsiang Sitompul, bahwa ayat (2) pasal tersebut juga mengenal istilah noodweer-exces (pembelaan darurat yang melampaui batas). 

"Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang langsung disebabkan oleh keguncangan jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan itu, tidak dipidana, ini bunyi pasal KUHP itu,” kata Lamsiang Sitompul.

Dari keterangan Kapolres Taput AKBP Muhammad Saleh sudah jelas peristiwa berawal saat korban Ambronsus mendatangi ibunya Fine Tampubolon (61) di Dusun Pangaloan, Desa Paniaran Kecamatan Siborong-Borong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Rabu (10/3/2021). 

Korban saat itu mendapati ibunya sedang bersama dengan adiknya Swandi Nababan dan Suheri Nababan di rumahnya. Sementara ayahnya Arli Nababan sedang berada di kebun. 

“Tak tahu karena apa, pelaku tiba-tiba marah-marah kepada ibunya. Tak hanya itu, korban juga mencekik ibunya dan hendak menusuk menggunakan gunting," kata Muhammad Saleh.

Melihat hal tersebut, Suheri Nababan kemudian menangkap abangnya Ambronsus Nababan agar tidak melukai ibu. Tak hanya itu, dia juga mengevakuasi ibunya keluar rumah agar tidak menjadi sasaran amuk Ambronsus Nababan.

Kronologis

Kemudian Polsek Siborongborong, Polres Tapanuli Utara mengamankan SN (18), tersangka yang diduga pelaku pembunuhan terhadap abang kandungnya sendiri Ambronsus Nababan (34) dengan menggunakan kayu di Desa Paniaran, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara, Kamis 13 Maret 2021 lalu.

Kasubbag Humas Polres Taput Aiptu W. Baringbing menyebutkan, tersangka membunuh korban dengan menggunakan kayu yang diambil dari samping rumahnya, lalu memukul di bagian kepala abangnya sebanyak enam kali hingga tewas di tempat kejadian.

"Peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Rabu (10/3/2021) sore sekitar pukul 18.30 WIB," ujar Baringbing.

Saat itu korban Ambronsus dengan marah-marah tanpa sebab mendatangi ibunya Fine Tampubolon (61) ke rumahnya di Desa Paniaran. Waktu itu di rumah sedang ada dua orang adiknya, yakni tersangka SN dan adiknya yang lain, Suheri Nababan (22).

Korban tidak peduli dengan dua adiknya. Ia langsung mencekik leher ibunya dan hendak menusuk dengan gunting yang sudah dipersiapkan. Melihat hal tersebut, Suheri mengamankan korban dan mengevakuasi ibunya ke luar rumah.

“Namun korban masih berusaha untuk mengejar ibunya, sehingga tersangka tidak terima dan memukul kepala korban dengan kayu," katanya.

Setelah korban tewas di tempat, tersangka langsung menyerahkan diri ke Polsek Siborongborong. Pihaknya sudah melakukan olah TKP, mengamankan barang bukti serta membawa korban ke rumah sakit untuk divisum. (Asenk Lee Saragih)

Jumat, 12 Maret 2021

Pdt Minaria Br Saragih Sumbayak STh (Putri Almarhum Pdt Jaulung Wismar Saragih) Tutup Usia

Pdt Minaria Br Saragih Sumbayak STh (Putri Almarhum Pdt Jaulung Wismar Saragih) Tutup Usia 92 Tahun.

Tutup Usia 92 Tahun

BERITAKU-Jemaat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) dan Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) berdukacita atas wafatnya Pdt Minaria Br Saragih Sumbayak STh di Jakarta, Rabu 10 Maret 2021 diusia 92 tahun. Pdt Minaria Br Saragih Sumbayak STh adalah putri Simalungun Teolog pertama perempuan di HKBP dan juga merupakan Putri dari Pdt Jaulung Wismar Saragih, Ephorus GKPS pertama.

Pada Pesta Olobolob (J-116) GKPS Resort Cililitan yang dilaksanakan di Gedung Sejahtera, Cipayung, Jakarta, Minggu (15/9/2019) lalu, Pdt Minaria Br Saragih Sumbayak STh ikut beribadah bersama, meski duduk di kursi roda.

Menurut Pdt Parulihan Sipayung, Ayah dari Pdt Minaria Br Saragih Sumbayak STh adalah Pdt Jaulung Wismar Saragih yang menikah dengan Br Purba, adalah pendeta pertama di Simalungun. Ia dengan gigih menegaskan kemandirian Gereja, Teologi, Identity, dan Struktur Simalungun dari HKBP. 

“Tapi putrinya, Pdt Minaria, kemudian menjadi Pdt HKBP hingga akhir hayatnya. Dialektika lain, Ephorus HKBP Pdt Dr Justin Sihombing (1942-1962) yang menikah dengan Bivo Lamian Saragih dari Raya Usang menahbiskan Pdt J Wismar. Dengan kata lain, secara kultural Amang Sihombing adalah boru-nya Oppung Wismar. Atau mereka mar-"lae"/tondong/hula-hula. Tapi secara struktur gereja Pdt J Wismar adalah "anggota" lembaga yang dipimpin Amang Sihombing,” tulis Pdt Parulihan Sipayung.

“Boleh dibilang ini sebagai relasi perichoresis kedua gereja. Atau Mutual - Space and Life - giving relation, atau inter-ecllesial beings; Atau sejenisnya. Cukup unik, dinamis dan cair memang. Hari ini (Rabu 10 Maret 2021) engkau kembali ke Penciptamu, membawa harta teologis dan historis dalam hidup dan memorimu. Sesuatu yang ingin kugali dan miliki tapi kini direnggut oleh waktu. Betapa kehilangan dan rasa bangga, seperti suka dan duka dalam tetes-tetes air mata memberangkatkanmu hari ini. Rest in Power Pdt. Minaria Sihite/Br. Sumbayak,” kenang Pdt Parulihan Sipayung.

Putri Simalungun

Sementara Pdt Bonar H Lumbantobing (Ephorus HKBP) menuliskan kisah perjalanan Theologia Pdt Minaria Br Saragih Sumbayak STh. Menurutnya, Pdt Minaria Br Saragih merupakan Putri Simalungun Teolog pertama perempuan di HKBP. (RIP Minaria Saragih, STh-7 Juni 1929 – 10 Maret 2021).


“Pada bulan November (September?) 1986, pada saat penahbisan Pendeta,  saya melihat Ibu Minaria Saragih berdiri mengenakan jubah pendeta dengan tenang dan tersenyum menunggu perarakan menuju Gereja HKBP Pematangsiantar. Saya mendekati Ibu Minaria Saragih dan mengajukan pertanyaan profokatif: “Mengapa Ibu tidak bersama-sama ditahbis dengan Pendeta Perempuan Pertama pada 27 Juli 1986 yang lalu?” Saat itu, perempuan pertama di HKBP ditahbis di Medan. Jawaban indah yang saya peroleh: “Saya sudah menantikan peristiwa ini puluhan tahun lamanya!” Pertanyaan jahat saya tidak dijawab. Saat itu Ibu Minaria sudah berusia 57 tahun. Pada usia itulah beliau ditahbis menjadi Pendeta, setelah lulus dari STT-Jakarta tahun 1959,” kata Pdt Bonar H Lumbantobing.

Pdt Bonar H Lumbantobing menerangkan, tata Gereja HKBP sebelumnya, kemungkinan ditetapkan tahun 1982,  sudah mencantumkan bahwa  yang dapat diangkat menjadi pendeta adalah “seorang laki-laki dan perempuan”. Kebuntuan sejak tahun 1950-an tentang ordinasi bagi perempuan berakhir sudah. Sejak ketetapan itu, beberapa perempuan yang sudah lulus dari Sekolah Teologi sebenarnya sudah dapat ditahbis. Mereka sudah sempat melayani di jemaat-jemaat, tetapi sesuai ketetapan Sinode tahun 1959, mereka dikhususkan untuk Pelayanan Anak dan Perempuan tanpa tahbisan. 

Beberapa teolog perempuan itu masih terus bertahan di jemaat. Tetapi kemudian mereka satu per satu menikah lalu harus ikut suami dan meninggalkan jemaat.  Minaria beruntung bisa menjadi Dosen Teologi karena tinggal bersama suami yang Dosen Fakultas Teologi UHN/STT-HKBP.  Ada satu orang jadi isteri Pendeta. 

Yang lain ikut suami tetapi tetap melayani di luar struktur gereja: Tianar Marpaung misalnya menjadi Guru Tetap di SMA Negeri 1 Medan merangkap beberapa sekolah lain. Ibu Simbolon-Sihombing  menjadi staff di STT Jakarta bertahun-tahun hingga pensiun. Yang lain tetap mengurus rumah tangga, tetapi muncul sebagai part-time dalam kumpulan kaum Ibu dan gerakan perempuan gereja, seperti Mercy Tampubolon-Lumbantobing dari HKBP di Jakarta.

Pada tahun 1985 para teolog perempuan ini ditanya kesediaannya untuk ditahbis. Hanya dua orang yang bersedia, yaitu Minaria Saragih dan Tianar Marpaung. Maka pada tahun 1986 sudah ada calon pendeta perempuan yang sudah siap ditahbis. 

Lalu pada tahbisan pendeta Juli 1986 di Medan satu orang perempuan turut ditahbis dan 4 bulan kemudian 2 orang lagi perempuan ditahbis, yaitu Minaria Saragih dan Tianar Marpaung. Hanya saya yang berotak usil dan bertanya mengapa tiga perempuan itu dipisah tanggal penahbisannya. Ibu Minaria tidak ambil pusing.

Namun demikian,  Minaria Saragih tetaplah perempuan pertama yang belajar teologi di Sekolah Tinggi Teologi. 


“Teologi Ordinasi”

Berikut adalah tulisan beliau yang saya salin dari buku “Teologi Ordinasi” yang editornya saya sendiri dengan  Pdt Dr Darwin Lumbantobing, sebagai berikut:

"Saya lahir di Sipoholon Tarutung tanggal 7 Juni 1929 waktu bapak saya Pdt J Wismar Saragih bersekolah di Sekolah Pendeta HKBP di Sipoholon. Sesudah tamat, kami sekeluarga pindah dari Sipoholon ke Pematang Raya Kabupaten Simalungun Sumatra Utara.  Di sinilah saya dibesarkan.  Dan di sinilah Injil pertama di Simalungun. Saya diberi nama Minaria karena lahir di Seminari dengan panggilan Minar,” ujar Minaria Saragih dalam buku itu.

Bapak sayalah Guru Zending pertama dari orang Simalungun, dan jadi Pendeta pertama dan jadi Wakil Eporus pertama.  Ada buku ditulis seorang Pendeta Orang Jawa, judulnya, “Pendeta Wismar Saragih Rasul Simalungun”.  

Bapak saya juga satu-satunya orang Indonesia yang menterjemahkan Bibel ke dalam bahasa daerahnya, yaitu bahasa Simalungun.

Jalur pendidikan saya pasti berbeda dengan kebanyakan pendeta perempuan HKBP, jalur yang berliku tetapi ditemani Tuhan. Saya dahulu bersekolah di Sekolah Rakyat disebut Volksschool  yang lamanya 3 tahun.  

Kalau disambung, dikatakanlah itu Sekolah Sambungan 2 tahun lagi, atau Vervolgschool.  Saya  hanya mengikuti kelas hingga 3 tahun dan meneruskan ke Sekolah Belanda yang dibuka bapak saya bersama Raja Raya, agar anak anak tidak perlu ke Siantar untuk Sekolah Belanda. 

Sekolah ini bernama “Christelijke  Schakel School”.   Tahun 1942 Jepang masuk ke Indonesia, dan semua sekolah yang berbau Belanda dibubarkan. Jadi di mana-mana yang ada Sekolah Jepang, bahasa pengantar adalah bahasa Jepang.  

Di sekolah itu tidak ada belajar Agama dan tidak ada  berdoa dan tidak ada lagi nyanyian Indonesia. Semua dalam bahasa Jepang. Adik  dan abang saya ikut Sekolah Jepang, tapi saya tidak mau karena tidak ada berdoa dan bernyanyi rohani. 

Jadi selama 6 tahun saya tidak bersekolah dan hanya membantu orangtua bertani dan berternak dan menemani Bapa mengunjungi jemat di desa, di sekolah dan di gereja.  Pada umumya baru sedikit yang menjadi jemaat dan dilayani oleh Pendeta dan Guru dari Tapanuli.

Tahun 1948 sekolah dibuka kembali.  Sekolah Guru dan SMP. Saya ingin ikut tapi tidak mungkin masuk SMP, karena umur saya sudah terlalu tua. Yang mungkin hanyalah Sekolah Guru tetapi harus melalui testing. Saya testing di sekolah Kristen Jalan Gereja Pematang Siantar. 

Ada 40 orang kami berangkat dari Raya. Waktu ujian saya tidak mampu, saya tidak tahu bahasa Indonesia tidak pernah dengar dan tidak tahu pengetahuan umum tapi saya dapat nilai bagus untuk berhitung. Sebelum waktu pengumuman lulus, saya dipanggil guru masuk kantor. 

Saya takut dan yakin pasti saya kalah karena saya saja yang dipanggil. Guru bertanya, “dari mana kau bersekolah?” Saya jawab: “Saya sudah 6 tahun tidak bersekolah.”  Mereka adakan rapat. Mereka mendapat kesimpulan; anak ini pintar tapi salah dalam pendidikan. 

Tuhanlah yang menolong saya dan mujizat terjadi. Dari semua kami yang 40 orang naik bus SEPADAN itu, saya sajalah yang lulus. Puji Tuhan, itu adalah mujizat. Saya memperoleh beasiswa. Sesudah selesai sekolah,  saya termasuk pada 15 orang yang dipilih dari 90 orang meneruskan ke Sekolah Guru B. Kemudian saya boleh meneruskan ke SGA dan lulus.

Kemana lagi?  Saya ingin jadi Pendeta, karena biasa ikut bapak melayani di jemaat.  Waktu itu seorang Pendeta Jerman yang bekerja di HKBP, bernama Domine Boss, datang kepada Bapak saya dan berkata: “Bapa Pendeta, suruhlah anakmu si Minar ini masuk Teologia karena HKBP membuka  Sekolah Theologia.”  

Waktu pertama sekali HKBP membuka sekolah itu, perempuan boleh diterima belajar teologi. Tetapi Domine Boos memaparkan biaya kuliah dan Bapak saya tidak mampu karena sudah sakit-sakitan.  Tapi bapa saya memberi semangat kepada saya, katanya, “Kemana pun engkau pergi, dan apapun yang kau kerjakan, kalau Tuhan memanggil engkau, pasti engkau dipanggil”.  Kemudian saya diizinkan merantau merantau ke Jakarta.

Di Jakarta, saya melamar menjadi guru di Sekolah PSKD di Jalan Kramat 4 di Kernolong dan tinggal dirumah abang saya di Kebayoran. Suatu hari datanglah Lesman Purba anak Pdt Kerpanus Purba dari Simalungun, bersama dengan Surtan Marpaung anak Pendeta HKBP dari Narumonda.  

Saya katakan kepada mereka, bahwa saya juga ingin kuliah dan ingin jadi Pendeta tetapi saya tidak mampu. Apa jawab mereka? “Kami juga anak Pedeta yang miskin tapi kami dapat beasiswa dari Sekolah. Bagaimana, kalau ada beasiswa, kau mau ikut kami?” Aku menyatakan kesediaan dengan gembira kalau memang ada dasan diperoleh untuk biaya kuliah.  

Berapa  hari berikutnya mereka datang lagi dan mengatakan, “Kami sudah tanya Rektor Pieter Latuihamallo dan ada beasiswa. Kau datang besok”.  Saya langsung kuliah setelah mengikuti masa pelonco. Saya bersyukur sekali, Tuhan itu baik. Saya boleh kuliah tanpa harus pusing dengan biaya.  Sesederhana itu?  Tidak, karena ada syaratnya. 

Syaratnya adalah nilai semester pertama harus baik dan kalau jelek, ya out. Memang begitulah peraturan di STT Jakarta waktu itu. Terimakasih Tuhan, ucapan bapak saya jadi kenyataan. Saya kuliah dan terimakasih tidak pernah mengulang, semua berjalan lancar dengan  kerja keras dan dengan doa kepada Tuhan.

Tahun 1959 saya di wisuda dan kembali ke Simalungun dan bekerja.  Saya mendapat tugas sebagai Pimpinan Wanita dan Pimpinan Sekolah Minggu. Belum ada pembicaraan akan masa vikariat atau tahbisan, karena Gereja Simalungun masih bernama HKBP-Simalungun, dan mempunyai peraturan yang sama dengan HKBP. 

Sambil menantikan tahbisan saya mendapat kesempatan belajar di Selandia Baru, masuk Sekolah Theologia Knox College tapi tinggal di Deacones College. Saya belajar tapi juga mengunjungi jemaat, melihat kumpulan-kumpulan di jemaat, belajar tentang Sekolah Minggu, ikut Synode, ikut Konfrensi pemuda dan saya diterima sebagai tamu gereja. 

Sebelum pulang ke Indonesia, saya mendapat kesempatan selama 6 bulan mengunjungi Gereja-gereja dari Selatan sampai Utara, di Gereja bangsa asli New Zealand, bangsa Maori dan kembali tinggal di Sidney selama dua bulan. Sungguh pengalaman yang berharga.

Saya kembali tahun 1964 bulan Maret kembali bekerja. Pdt Dr Wilmar Sihite kembali bulan Juni dari USA, dan kami menikah bulan Oktober. Setelah menikah, saya menjadi jemaat HKBP dan tinggal di kampus Universitas HKBP Nommensen di mana suami saya menjadi dosen, dari tahun 1964 sampai 1984, selama dua puluh tahun. 

Banyak Mahasiswa yang sudah tamat. Mereka melihat langsung pelayanan saya.  Dan tahun 1990 kami dipaksa kembali ke kampus itu selama 2 tahun.  Berarti kami pernah tinggal di kampus “Theologia” selama 22 tahun. 

Selama di kampus saya tetap aktif dan diizinkan mengajar walau keinginan saya menjadi pendeta tetap menyala dan tak padam. Pelajaran yang saya berikan antara lain : Bahasa Ingris untuk mahasiswa tahun pertama; Ilmu Agama termasuk Agama Primitip, agama Buddha dan Hindu dan Islam, dan juga Etika Kristen. 

Bersama dengan Rev McIntosh, saya mengajar Sejarah Gereja Umum dan Indonesia. Saya juga mengajar Agama di Sekolah Perawat di Jalan Pane Siantar,  mengajar Etika di FKIP Universitas HKBP Nommensen, dan mengajar Sekolah Bibel GKPS. 

Saya juga dapat kesempatan mengajar bahasa Simalungun untuk Misionaris Jerman yang bekerja di Simalungun, dan bekerja mengajar Dosen yang bekerja di Rumah Sakit Umum Siantar.  Saya mengajar dia bahasa Indonesia.  Jadi saya beruntung mengerti banyak kesehatan, karena saya lihat dulu kuliahnya sebelum dia mengajar.  Saya menikmati mengajar karena saya dari Sekolah Guru.

Selain mengajar di kelas, kami juga mencoba mengajar mahasiswa dengan contoh bagaimana hidup pendeta.  Para mahasiswa Sekolah Teologi bisa melihat kami (saya dan suami walau lulus dari luar negeri) tetap tidak gengsi untuk berternak dan bertani.  

Kami menanam singkong, pelihara babi, pelihara ayam petelor, ayam kampung dan ayam potong. Ini kami lakukan agar para calon Pendeta bisa melihat apa yang mereka bisa lakukan di jemaat khususnya, bila mereka tinggal di desa, sebagai kegiatan yang dapat menambah eokonomi keluarga mereka dan memberi contoh kepada jemaatnya bagaimana usaha keluarga.

Pada 7 Maret 1969, Bapak saya Pdt J. Wismar Saragih dipanggil bapa surga ke pangkuanNya.  Saya sangat sedih karena saya tidak jadi pendeta yang menggantikan dia bekerja di jemaat. Saya menangis terlebih waktu datang rombongan dari Kantor Pusat, Eporus dengan teman-temannya yang bekerja di Kantor Pusat Gereja Simalungun. 

Eporus GKPS waktu itu marah, beliau bertanya “Kenapa kau menangis seperti itu Minar?” Apa yang saya katakan?  Saya menyurakan hati saya, “Bapak saya meninggal dan tidak ada yang meneruskan jejaknya. Aku mau tetapi tidak  diterima karena perempuan”. 
Putri dari Pdt J Wismar Saragih Pdt Minaria Br.Sumbayak STh ikut bersama Pada Pesta Olobolob (J-116) GKPS Resort Cililitan yang dilaksanakan di Gedung Sejahtera, Cipayung, Jakarta, Minggu (15/9/2019). (Dok Beritasimalungun)

Dan apa yang terjadi? Pada bulan berikutnya diadakan Sinode dan disana ditetapkan bahwa Gereja Simalungun menerima Perempuan jadi Pendeta. Tapi waktu itu tidak ada perempuan yang sudah lulus Sekolah Teologi. 


Saya tidak mungkin pindah lagi, saya sudah menjadi warga HKBP dan ikut suami, sudah menikah  dengan dua anak. Tapi 2 tahun kemudian sudah ada perempuan jadi Pendeta di Simalungun dan sekarang sudah banyak (saya pikir, perlu juga menangis, ini kelemahan dan kekuatan wanita).

Ada beberapa orang perempuan di HKBP yang sudah diterima di Sekolah Teologi dan sudah lulus, tapi mereka tidak jadi pendeta atau batal ditahbiskan dan mereka diterima dan bekerja sebagai Bibelvrow, kemudian mereka menikah dan tidak melanjutkan pelayanan itu lagi. 

Tahun 1985 para perempuan ini ditanya oleh Kantor Pusat HKBP, apakah mau dan bersedia lagi menerima tahbisan sebagai Pendeta. Kebanyakan tidak bersedia. Alasan yang mengemuka antara lain, “Kami sudah menikah, biarlah kami mengurus suami kami saja.” Waktu itu hanya Tianar boru Marpaung dan saya Minaria Saragih yang bersedia.  Saya juga dapat izin dan dukungan dari suami, Pdt Dr Wilmar Sihite.  Kami ditahbiskan pada September 1986 di HKBP Pematang Siantar.....…..”

Perjalanan beliau sangat panjang kemudian. Bersama dengan suami, Pdt Minaria Saragih melayani di Jakarta. Suami beliau, Pdt Dr W Sihite, meninggal sebelum pensiun dan Pdt Minaria Saragih terus melayani, bahkan puluhan tahun sesudah pensiun. 

Walau dalam kursi roda pun, beliau tetap berkhotbah di HKBP mau pun di GKPS dan berbagai perkumpulan. Tidak kenal lelah. Beliau menjadi inspirator bagi para teolog perempuan dan seluruh warga jemaat yang mengenal beliau. Tanggal 10 Maret yang lalu, ‘kemah’ beliau dibongkar, “ dan Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di Sorga….., suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. (2 Kor 5:1). (Asenk Lee Saragih/Berbagaisumber)

Selamat Berbahagia Tri Brata Hasiholan Nainggolan SH dengan Ns Elza Magdalena Br Panjaitan SKep

Putra Dari AKBP (Purn) Edward Nainggolan / T Br Sinaga SMIP Bendahara PPTSB Wilayah Provinsi Jambi

Selamat Berbahagia Keluarga Baru Tri Brata Hasiholan Nainggolan SH dengan Ns Elza Magdalena Br Panjaitan SKep. Putra Dari AKBP (Purn) Edward Nainggolan / T Br Sinaga SMIP Bendahara PPTSB Wilayah Provinsi Jambi. (Foto Asenk Lee Saragih)


BERITAKU-Jambi-Bendahara Parsadaan Pomparan Toga Sinaga (PPTSB) Wilayah Provinsi Jambi AKBP (Purn) Edward Nainggolan / T Br Sinaga SMIP merasakan kebahagiaan atas pernikahan putra sulungnya Tri Brata Hasiholan Nainggolan SH dengan Ns Elza Magdalena Br Panjaitan SKep pada Jumat 12 Maret 2021. Pemberkatan Nikah di Gereja HKBP Kotabaru dan Pesta Adat Batak di Gedung Asini Roha I Kotabaru Jambi.

Mempelai perempuan Ns Elza Magdalena Br Panjaitan SKep merupakan putri dari F Panjaitan (+)/ H Br Sitorus SPd  dari Lorong Arjuna Pakuanbaru, Thehok, Kota Jambi.

Turut mengundang dalam kebahagiaan ini adalah AKBP (Purn) E Nainggolan / T Br Sinaga SMIP, Tri Brata Hasiholan Nainggolan SH, Olaviane Anaros Octavia Br Nainggolan ST, Ervina Lamtiur Br Nainggolan SP.

Hadir pada Pesta ini yakni Kombes Pol Alfonso Doli Gelbert Sinaga, Ketua Cabang PPTSB Sidempuan, Patar Sinaga (Ketua Tim Pemenangan Keluarga Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga (RHS), Kol Laut (P) Horas Wijaya Sinaga, Ketua Wilayah PPTSB Provinsi Jambi Drs Albertus Sinaga MPd, Ketua Cabang PPTSB Kota Jambi Ir Abdel Sinaga dan sejumlah pengurus, Penasehat PPTSB Jambi. Kemudian Undangan lainnya dari Marga Nainggolan, Panjaitan, Sinaga, Simanjuntak, dan Marga lainnya. 

Pesta pernikahan ini berjalan dengan Prokes Covid-19 yang ketat. Undangan yang hadir hanya 450 orang dari kapasitas gedung jika normal 1500 orang. Acara Pesta Adat Perkawinan ini juga dipersingkat sesuai dengan anjuran satgas Covid-19 Kota Jambi yang hanya bisa pesta hingga Pukul 15.30 WIB.

Namun demikian prosesi Adat Batak berjalan dengan baik dengan penuh suasana sukacita. Bahkan Undangan nasional juga hadir untuk memberikan ucapan selamat dan foto bersama dengan kedua mempelai. Pesta ini dihibur oleh Embas Musik Jambi dibawah pimpinan Marudut Sitorus. Selamat Berbahagia.(Infokom/Asenk Lee Saragih) 


Usai pemberkatan Pernikahan Brata Nainggolan dengan Ns Elza Magdalena Br Panjaitan SKep (anak Bendahara PPTSB Wil Provinsi Jambi AKBP Edward Nainggolan/ Br Sinaga) di HKBP Kotabaru Kota Jambi, Jumat (12/3/2021). Paling kiri, Kombes Pol Alfonso Doli Gelbert Sinaga, Ketua Cabang PPTSB Sidempuan, Patar Sinaga (Ketua Tim Pemenangan Keluarga RHS, paling kanan), Ketua Wilayah PPTSB Provinsi Jambi Dra Albertus Sinaga MPd/ Br Bakkara (kelima dari kanan).

Bersama Kol Laut (P) Horas Wijaya Sinaga dan Kombes Alfonso Doli Gelbert Sinaga pada acara pemberkatan Nikah Tri Brata dan Elsa anak Bendahara Wilayah Jambi AKBP Edward Nainggolan di HKBP Kotabaru Kota Jambi, Jumat (12/3/2021).


Selasa, 09 Maret 2021

Selamat Jalan Inang Hotmaria Sijabat dan Anaknya Kristama Silalahi, GKPS Bangko Berduka

Korban Lakalantas Bus di Merangi


BERITAKU-Perjalanan hidup dan takdir manusia hanya Tuhan yang tahu. Pernahkah kamu menghadapi kematian tiba-tiba dari orang yang kita kasihi? Mungkin itu pasanganmu, anak, saudara, dan mungkin juga sahabat. Banyak pertanyaan timbul, dan bahkan tidak terjawab tentang mengapa Tuhan memanggilnya begitu cepat, atau bahkan tanpa tanda-tanda sama sekali.

Pasti ada yang pernah mengalaminya. Seperti yang dialami Bapak Silalahi, Jemaat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Bangko, Merangin.  Istrinya Hotmaria Sijabat (50) dan anak kandungnya Kristama Silalahi (9) yang tinggal di RT 003 RW 005 Pulau Rayo Kelurahan Dusun Bangko, Kabupaten Merangin tewas tergeletak dijalan karena korban tabrak lari oleh bus angkutan umum, tepatnya di depan Dealer Yamaha Mataran Sakti, Bangko, merangin, Minggu malam (7/3/2021) sekitar pukul 22.00 WIB.
Pasti Bapak Silalahi begitu terpukul. Pada Minggu Pesta Inang GKPS Ke 63 di GKPS Bangko, Istri tercinta dan anaknya masih ikut ibadah di GKPS Bangko Minggu siang. 

Tentu hal itu menimbulkan banyak pertanyaan pada Tuhan. Namun tidak semua pertanyaan itu bisa dijawab, kita hanya bisa memegang teguh janji-janji Tuhan yang sudah Ia berikan melalui firman-Nya.
Jika kamu mengalami hal serupa, berikut adalah ayat-ayat Alkitab tentang kematian yang harus kamu tahu dan renungkan: 1# Tuhan memberikan jalan menuju kehidupan kekal setelah melewati kematian.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16.

Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.  Mazmur 68:21. 2# Tuhan bersama kita saat orang yang kita kasihi meninggal dunia. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Mazmur 34:19. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Matius 5:4.

Meninggalnya Hotmaria Sijabat, meninggalkan kesan sedih bagi Yuli Frodensia Boru Tindaon, Inang Jemaat GKPS Bangko. 

“Selamat jalan boouuuuuu Hotmaria Sijabat. Percakapan sebelum ibadah tadi pagi (Minggu 7/3/2021) ternyata percakapan untuk terakhir kali nya. Yuli : Apa siluah bou ku, beda karena sebelumnya dicatatan bawa buah. Hotmaria Sijabat: Ikan mas arsik mak Jere lagi rajin aku. Yuli: Ok Bou. Dan tadi aku lelang ikan mas arsik buatan mu itu bouuu. Segitu sukacitanya kita merayakan Pesta Minggu Inang. Kebersamaan latihan koor cuma bou yang ngak banyak protesss. Selamat jalan Bou dan adik kami Tama. Damailah bersama Bapa di Surga,” tulis Yuli Frodensia Boru Tindaon.

Jemaat GKPS Bangko pada Senin (8/3/2021) mengadakan ibadah penghiburan di rumah duka di  RT 003 RW 005 Pulau Rayo Kelurahan Dusun Bangko, Kabupaten Merangin.

Menurut Yuli Frodensia Boru Tindaon, rencana jenazah Hotmaria Sijabat dan anaknya Kristama Silalahi dibawa ke Panombean, Kabupaten Simalungun, Selasa (9/3/2021) untuk dimakamkan.

Pendeta GKPS Resort Bungo Pdt Mardison Simanjorang dan Jemaat GKPS Se Resort Muarobungo turut mengucapkan Turut Berdukacita atas meninggalnya Inang Hotmaria Sijabat dan anaknya Kristama Silalahi dalam peristiwa lakalantas ini.  

Korban Lalakantas 

Sementara kecelakaan lalulintas yang merenggut nyawa orang lain terjadi di Jalan Lintas Sumatera Sungai Misang, Kelurahan Dusun Bangko, Kabupaten Merangin tepatnya di depan dealer Yamaha Mataran Sakti, Minggu malam (7/3/2021) sekitar pukul 22.00 WIB.

Korban pengendara motor bernama Hotmaria Sijabat (50) dan anak kandungnya Kristama Silalahi (9) yang diketahui tinggal di RT 003 RW 005 Pulau Rayo Kelurahan Dusun Bangko, Kabupaten Merangin tewas tergeletak dijalan dan ditutup sobekan kertas kardus oleh warga yang melintas. Diduga korban korban tabrak lari oleh bus angkutan umum.

Kapolres Merangin AKBP Irwan Andy P melalui Kasatlantas Polres Merangin Iptu Sudiharsono membenarkan kejadian laka tersebut. Menurutnya, lakalantas itu terjadi di Kelurahan Dusun Bangko. Polisi juga belum bisa memastikan apakah kejadian Laka tersebut tunggal atau tabrak lari.

Menurut saksi mata, dua korban pengendara motor yakni ibu dan anak yang meninggal ditempat akibat ditabrak mobil Bus NPM bernomor polisi BA 7635 BU dengan rute Jakarta - Padang yang membawa belasan penumpang.

Saat ini bus diamankan dan sopir masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Merangin. Hal ini dikatakan Muhammad Toni salah satu pegawai Perhubungan yang sedang piket terminal Tipe A Pulau Tujuh, di Desa Langling.

"Ya infonya mobil NPM yang nabrak, dari arah Jakarta menuju Padang, sebelumnya tadi masuk terminal dan melapor ada 15 penumpang," ujar Toni kepada wartawan.

Kata Toni mobil yang menambrak saat ini berada di Mapolres Merangin dan ia sempat mengambil dokumentasi. Untuk para penumpang katanya telah dievakuasi ke mobil lain.

“Mobil masih di Polres, saya ke sana ambil dokumentasi tadi, sopir kabarnya masih diperiksa di Polres," kata Toni.

Kronologis

Kronologis kejadian awalnya korban mengendarai sepeda motor matic Honda Beat dengan nomor polisi BH 3632 PP dari arah Bangko, Merangin. Selanjutnya korban diduga hendak berbelok ke kanan, naas dari arah berlawanan melaju mobil bus NPM dari arah Sarolangun menuju Bangko Merangin yang dikemudikan oleh Respol Desman (39) dikarenakan penerangan jalan yang minim akhirnya tabrakan tidak terelakkan.

Sopir bus warga kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatra Barat kemudian mengamankan dirinya serta mobil bus Mercedes Benz NPM BA 7635 BU itu ke Mapolres Merangin.

Sementara, penumpang bus yang berjumlah belasan malam tadi langsung dipindahkan ke mobil lain untuk melanjutkan perjalanan.

Kedua korban sudah dibawa kerumah duka di Pulau Rayo Kelurahan Dusun Bangko, Senin (8/3/2021). "Saat ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut," katanya. (Asenk Lee Saragih)