Selasa, 19 Februari 2013

Pemerintah Lamban Tangani Korban Banjir di Jambi

Banjir di Kabupaten Batanghari. Foto Rosenman Manihuruk

Rumah di jalan Baru Jambi Timur. Foto Asenk Lee saragih/Rosenman Manihuruk


Jambi, Simantab

Pemerintah Provinsi Jambi dan kabupaten/kota dinilai lamban dalam menanggulangi korban banjir di Provinsi Jambi yang kini berada di pengungsian. Bahkan bantuan terhadap korban banjir sangat minim. Pemerintah juga dinilai pilih kasih dalam memberikan bantuan kepada korban banjir yang ada di Provinsi Jambi.

Demikian dikatakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, H Halim kepada Simantab di ruang kerjanya menanggapi sikap pemerintah daerah dalam menangani korban banjir di Provinsi Jambi.

Disebutkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi juga dinilai lamban dalam melakukan evakuasi sehingga menimbulkan korban banjir meninggal dunia. BPBD Jambi juga kurang deteksi dini terhadap dampak banjir yang melanda Provinsi Jambi dua pecan terakhir.

“Kita meminta Gubernur Jambi, para bupati dan walikota agar tidak meninggalkan daerah masing-masing karena masyarakat Provinsi Jambi dalam keadaan dilanda banjir. Para kepala daerah juga diminta agar turun kelapangan meninjau korban banjir untuk memberikan motivasi agar tabah dalam menghadapi musibah banjir ini,”kata H Halim (Politisi PDIP).

Sementara Ketua Ikatan Mahasiswa Muaro Jambi (IMMJ), Rengki Pirdana, menyatakan kekecewaannya kepada pemerintah kabupaten, provinsi Jambi  yang dinilai lamban dan birokratis dalam menangani banjir.

“Kami mengajukan peminjaman tenda guna mendirikan posko di salah satu lokasi banjir. Namun, prosedurnya berbelit-belit, hingga sekarang tenda tersebut belum bisa kami pinjam. Padahal, tenda tersebut mendesak kami gunakan,” ujar Rengki Pirdana kepada wartawan saat meminta sumbangan di Simpang Lampu Merah BI Telanaipura, Senin (18/2/13).

Rengki menilai Pemerintah Provinsi Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi sangat lamban dan kurang tanggap terhadap persoalan banjir yang menimpa wilayahnya. Pemerintah Kabupaten juga dianggap minim memberikan bantuan kepada korban banjir.

“Dari observasi yang kami lakukan, masyarakat korban banjir hanya mendapatkan bantuan mie instant dan beras. Celakanya, jika sudah mendapatkan bantuan itu, pemerintah kabupaten merasa tidak perlu diberi bantuan lagi,” ungkapnya.

“Padahal, warga juga sangat membutuhkan pasokan air bersih dan penanganan kesehatan. Itu harus menjadi kebutuhan kita bersama,” tegas Rengki.

Terpisah, Asisten II Setda Provinsi Jambi Bidang Ekbang dan Kesos Ir.H.Haviz Husaini, MM mengatakan, Pemerintah Provinsi Jambi menginstruksikan semua unsur terkait untuk siaga penanganan banjir.

Disebutkan,  Propinsi Jambi saat ini sudah dibentuk pos pemantau seabgai langkah kesiapsiagaan bencana banjir. “Dalam rapat tim teknis yang dihadiri Kepala BPBD Zubaidi HR, Karo OPS Polda Jambi Drs.Iskandar Mz, SH,MH, Mayor Inf.Firdaus dari Korem 042/Gapu, perwakilan Gegana, Tim Sar, BMKG dan pihak terkait lainnya, telah dibicarakan apa yang akan terjadi ke depannya dan apa saja langkah antisipasi dan penaganan bencana,”katanya.

Berdasarkan keterangan dari BMKG bahwa akhir Februari sampai pertengahan Maret provinsi Jambi akan mengalami cuaca ekstrim yaitu akan terjadi hujan kategori sedang sampai lebat. “Mudah-mudahan semua tim yang ada siap sedia dalam menangani apa yang akan terjadi mendatang” ungkapnya.


Menurut Asisten II, persediaan logistik telah tersedia jika sewaktu-waktu dibutuhkan. “Untuk logistik ketika terjadi tanggap darurat maka kita akan menyediakan makanan untuk para pengungsi. Beras yang ada di bulog sebanyak 100 ton untuk setiap kabupaten dan untuk propinsi ada 200 ton, jika di kabupaten kurang maka akan didrop dari propinsi, dan dari dinas kesehatan juga telah siaga para dokter yang akan siap 24 jam, dan kami akan berupaya bantuan makanan yang diberikan kepada masyarakat tidak ada yang kadar kadarluarsa,”katanya.

Berdasarkan data dari  pos AWLR BPBD saat ini ketinggian air terus meningkat diantaranya yaitu Ancol (kota Jambi) ketinggian air 14.00 meter ditetapkan level siaga III, di Tembesi kabupaten Batanghari 9.30 meter, Rantau Panjang Kabupaten Merangin 1.40 meter Pl. Rengas Merangin 2,80. Debai Kabupaten Kerinci 3.00 meter ,Pauh Kabupaten Sarolangun 13.18 meter, Rantau Pandan Kabupaten Bungo 1.30, Berbak Kabupaten Tanjab Timur 11.15, Tebo 6.15.

Kepala BPBD provinsi Jambi Zubaidi bahwa koordinasi yang baik antara pemerintah kabupaten dan provinsi memberikan dampak postif kepada penanganan bencana. “Semua tim akan bekerja dengan kesiagaan, dan kita menghadapi kendala dengan masyarakat, yaitu kurang jelinya kepala pelaksana dengan masyarakat kadang agak rumit, dan kita tetap melaksanakan pembinaan kepala BPBD, sehingga memberikan motivasi lagi,”ujarnya.

Sementara itu Wali Kota Jambi H Bambang Priyanto menegaskan kepada Dinas Kesehatan Kota Jambi melalui puskesmas Danau Teluk untuk memantau kesehatan masyarakat korban banjir.

“Saya tidak mau mendengar adanya masyarakat yang mengeluh karena lambannya penanganan dan mengambil tindakan untuk masyarakat yang terserang penyakit,”kata H Bambang Senin (18/2) saat memberikan bantuan pribadinya kepada korban banjir di Jambi Seberang.

Sementara Ketua DPW PKS Provinsi Jambi, Safruddin Dwi Apriyanto meminta seluruh anggota legislatif dari PKS, baik di DPRD provinsi maupun di DPRD kabupaten/kota, menyisihkan sebagian gajinya untuk disumbangkan kepada korban bencana banjir.

“Saya menginstruksikan kepada seluruh anggota legislatif dari PKS agar menyisihkan sebagian penghasilannya untuk disumbangkan kepada para korban bencana banjir. Legislator PKS harus memiliki kepedulian terhadap sebagian rakyat Jambi yang saat ini tertimpa musibah banjir. Tidak hanya anggota DPRD, seluruh pengurus, kader, dan simpatisan juga saya instruksikan untuk melakukan penggalangan dana. Dana tersebut nantinya disumbangkan kepada korban banjir,”katanya, Senin saat memberikan bantuan kepada korban banjir.

Banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Kecamatan Danau Teluk dan Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi, hingga Senin sore belum surut. Banyak jalan lingkungan di dua kecamatan tersebut yang saat ini terendam banjir.

Untuk beraktifitas, warga terpaksa harus menggunakan perahu. Perahu umumnya digunakan untuk menghubungkan warga dari rumah mereka yang terendam banjir menuju jalan utama.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, tercatat hingga hari ini, sebanyak 1.125 rumah sudah terendam di beberapa kawasan di Kota Jambi.

Banjir di Kota Jambi sudah terjadi di beberapa Kecamatan dalam Kota Jambi. Seperti di Kecamatan Jambi Timur, Kelurahan Payo Selincah, saat ini air sudah menggenangi sebanyak 64 rumah. Lalu di Kelurahan Rajawali, 30 sudah digenangi banjir.

Di samping itu, di Kelurahan Sijenjang, juga ada sebanyak 99 rumah sudah terendam dan 1 Peuskesmas Pembantu yang juga ikut terendam. “Di Kasang ada 159 rumah, lalu di Kasang Jaya ada 51 rumah," kata Kasi Tanggap Darurat BPBD Provinsi Jambi, Dalmanto.

Sementara itu, di Kecamatan Telanaipura, air juga sudah menggenangi ribuan rumah. Di Kelurahan Legok misalnya, dilaporkan sebanyak 722 rumah sudah terendam termasuk 2 SD yang merupakan fasilitas pendidikan.(rosenman saragih)

Tidak ada komentar: