Jumat, 21 Maret 2014

Alat Telekomunikasi Khusus untuk Penyandang Cacat





Texting-Glove-Alat ini diciptakan untuk tuna rungu agar bisa menghasilkan text tertulis untuk orang lain.NET


Teknologi memang selayaknya dapat dinikmati oleh semua orang, tidak terkecuali bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan atau para penyandang cacat. Samsung pun mengamini hal tersebut dengan meluncurkan aksesoris baru untuk Galaxy Core Advance miliknya.

ROSENMAN MANIHURUK, Jambi

Yang pertama adalah Ultrasonic Cover. Aksesori ini menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi orang dan obyek di sekitar pengguna. Gelombang suar dapat dikirimkan hingga jarak 2 meter. Setelah mendeteksi obyek, cover akan menginformasikan pada pengguna dengan gangguan penglihatan jika mereka mendekati obyek melalui getaran dan peringatan suara.

Aksesori lain adalah Optical Scan Stand. Pada dasarnya ini merupakan scanner set pada sebuah stand yang membaca materi cetak apapun di depan sensor. Setelah pengguna tapping aplikasi Optical Scan, maka perangkat akan secara otomatis mengenali dan membacakan teks dengan suara keras.


Yang terakhir disebut Voice Label. Aksesoris ini memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi obyek dengan ponsel mereka dan membuat catatan atau tag label suara. Voice labeling bekerja dengan perangkat elektronik NFC dan akan membantu pengguna dengan gangguan penglihatan untuk menunjukkan perangkat dan merekam penjelasan singkat tentang cara menggunakannya.

Aksesoris Galaxy Core Advance saat ini sudah tersedia. Samsung juga berencana memperluasnya untuk perangkat Galaxy lainnya di masa depan.

Teknologi Komunikasi bagi Penyandang Cacat

Tidak dapat dapat dipungkiri lagi, saat ini teknologi telekomunikasi dunia telah mengalami peningkatan luar biasa. Perusahaan telekomunikasi saling berlomba merebut perhatian pasar. Segala lapisan masyarakat sekarang dapat menikmati kecanggihan teknologi telekomunikasi dalam berbagai bentuk.

Menurut Badie'ah ST, Programmer pada Biro Sistem Informasi Unissula Semarang dalam tulisannya mengatakan, mereka kini dapat melakukan berbagai hal hanya melalui satu media smartphone. Mereka dapat mengirim email, saling bertukar gambar dan video, voice dan video call, text messaging, membuat slide presentasi, GPS dan sebagainya. Saat ini sepertinya tidak ada batasan jarak untuk sekadar berkomunikasi dengan dunia luar.

Namun tentunya hal tersebut sangat mudah dinikmati bagi mereka yang terlahir dengan kondisi fisik yang normal. Sebaliknya, mereka yang terlahir dengan kondisi fisik yang kurang atau tidak sempurna, teknologi akan sedikit lebih sulit untuk mereka nikmati. Pada 11 Oktober 2010, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menandatangani UU Teknologi Penyandang Cacat. Regulasi itu mengatur tentang jaminan penggunaan teknologi, seperti ponsel pintar (smartphone) ,internet dan teknologi lain bagi penyandang cacat. Ketentuan ini akan menjadi prioritas bagi mereka yang tidak bisa melihat dan mendengar.

Berkaitan dengan penandatanganan UU tersebut, Wakil Presiden Yayasan Amerika Paul Schroeder mengatakan para tunanetra dan tunarungu harus membelanjakan sejumlah uang untuk membeli aksesori mahal atau perangkat lunak agar ponsel mereka lebih mudah digunakan.

Schroeder berharap perusahaan-perusahaan akan segera mulai bekerja untuk membuat solusi yang tersedia dan terjangkau bagi para penyandang cacat. Pernyataannya adalah sebuah kepedulian besar.

Belum lama ini, stasiun televisi Korea MBC TV menayangkan drama akhir pekan berjudul ”Can You Hear My Heart”  yang menceritakan tentang kehidupan tunarungu Cha Dong-joo (diperankan oleh Kim Jae-won). Cha Dong-joo yang memerankan tidak dapat mendengar apa pun, ia berkomunikasi dengan cara membaca gerak bibir lawan bicaranya. Yang menarik perhatian pemirsa, Dong-joo mengenakan jam tangan supercanggih pemberian ibunya.

Ketika bel pintu rumah berbunyi, maka jam tangannya itu akan bergetar dan menampilkan gambar bel pintu. Ketika seseorang meneleponnya, maka gambar telepon akan muncul di layar jam tangannya.

Banyak penonton drama itu yang bertanya-tanya tentang jam tangan tersebut. Benarkah supercanggih? Ternyata ”biasa-biasa saja” karena itu hanya efek CG, yang bisa diterapkan oleh beberapa produsen jam papan atas berteknologi digital. Arloji yang dikenakan Dong Joo keluaran Gucci Time Piece & Jewelry I-Gucci Collection.

“Jam tangan digital Gucci tampak seolah berteknologi tinggi berkat efek CG,” kata juru bicara dari produsen jam tangan itu. Katanya, “Setelah drama itu ditayangkan, banyak orang bertanya pada kami tentang jam itu.”

Meskipun guna keperluan syuting drama mereka membuat jam tangan tersebut seolah-olah berteknologi tinggi, hal ini tidaklah mustahil direalisasikan dalam produksi massal. Pada kesempatan yang lain, Cha Dong Joo menggunakan ponsel yang dapat mengonversi suara penelepon menjadi sebuah text message sehingga tidak ada lagi kendala baginya untuk melakukan voice call dengan siapa pun.

Karena tentu saja dia dapat bericara selayaknya orang normal dan ”mendengar” melalui pesan teks yang diterimanya.

Sedang Dikembangkan

Teknologi ponsel semacam itu, seperti dikutip dari situs Mobilewhack, menginformasikan bahwa  teknologi visual sound memang sedang dikembangkan bagi penyandang cacat.
Visual sound mobile phone dibuat dengan mengonversi input suara menjadi teks yang dikhususkan bagi penyandang tunarungu. Ponsel ini didesain dengan dua panel yang membuatnya terlihat seperti scroll.

Untuk membuat perangkat ini bekerja, seseorang harus menuliskan teks ke tampilan layar sentuh yang kemudian diubah untuk simulasi suara kepada orang di ujung telepon. Satu-satunya kendalanya adalah elemen waktu, karena akan banyak waktu delay ketika menggunakan teknologi ini.

Namun selama teknologi ini mampu membuat orang dengan disfungsi visual seperti tunarungu mampu menggunakan teknologi, hal ini akan menjadi permulaan yang cukup baik. Teknologi visual sound mobile phone ini didesain oleh Suhyun Kim.

Beberapa peneliti dari University of Washington (UW) bahkan sedang membuat peralatan yang mampu mentransmisikan mobile american sign language (MobileASL) melalui jaringan seluler Amerika.

Salah satu profesor dari UW Electrical Engineering, Eve Riskin mengatakan bahwa teknologi ini akan sangat mirip sebagaimana penyandang tunarungu menggunakan teknologi mobile videophone.

Mobile ASL ini juga sudah dirancang sedemikian rupa dengan mengoptimalkan mutu gambar wajah dan tangan , dan perancangnya juga menciptakan alogaritma kompresi yang dirancang seefisien mungkin hingga mampu menekan laju penghantar data sampai 30 kbps.

Selain itu, Mobile ASL ini bisa mengidentifikasi gerak, apakah seseorang sedang bercakap-cakap atau tidak. Dengan melihat adanya pengembangan teknologi bagi penyandang cacat itu, saat ini tidak akan ada lagi kendala bagi penyandang cacat untuk menikmati segala kecanggihan teknologi.(*/lee)

Tidak ada komentar: