PKBI JAMBI. FOTO DOK HARIAN JAMBI |
Sebagai penyakit yang menyerang leher rahim, kerap
tidak disadari oleh penderita sejak dini. Karena memang, penyakit ini hadir
seolah tanpa gejala. Gejala baru akan dirasakan pada stadium yang tinggi. Padahal,
penyakit ini tergolong berbahaya.
HESTI OKTAVIANI
P, Jambi
Kanker serviks
atau disebut juga kanker leher rahim adalah sejenis kanker
yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV), yang
menyerang leher rahim. Untuk kasus kanker yang menyerang wanita ini,
kebanyakan pasien datang ketika sudah stadium lanjut.
Padahal
sebenarnya, kanker serviks ini dapat dicegah sedini mungkin.
Kanker ini dapat
hadir dengan pendarahan vagina. Tetapi gejala
kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh, yang
membuat kanker leher rahim fokus pengamatan menggunakan pap smear.
Di negara
berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi
insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50 persen
atau lebih. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi Human Papilloma Virus
(HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. Perawatan termasuk
operasi pada stadium awal dan kemoterapi atau radioterapi pada stadium akhir
penyakit.
Menurut Wahyu
Setyaningsih Am Keb, Manajer Klinik Dara Jingga mengatakan. Bahwa dengan pap smear tersebut, dapat mendeteksi serta mengetahui
sel-sel yang abnormal yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Tanpa Gejala
Kanker leher
rahim pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa gejala. Pada stadium lanjut, gejala
kanker serviks antara lain perdarahan post coitus, keputihan abnormal,
perdarahan sesudah mati haid (menopause) serta keluar cairan abnormal
(kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah).
Menurutnya, hal ini bisa juga diakibatkan oleh keputihan
yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam keputihan yakni keputihan normal dan yang tidak normal. Keputihan
normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau dan tidak gatal. Biasanya juga sebelum dan sesudah menstruasi.
Namun bila
keputihannya berbau, menyebabkan gatal
serta berwarna kekuningan hingga kuning kehijauan itu tandanya tidak normal.
Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila mengalami keputihan yang tidak
normal.
Penyebab Kanker
Serviks
Ada Penyakit Menular Seksual (PMS), yang merupakan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Ini
adalah salah satu pemicu terjangkitnya kanker serviks. PMS yang cukup
sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil
kelamin dan virus HPV.
Pemakaian
pembalut yang mengandung bahan dioksin dapat
memicu penyakit ini.
Karena dioksin pada pembalut, merupakan
bahan pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari
barang bekas, misalnya krayon, kardus dan lain-lain.
Selanjutnya, membasuh kemaluan dengan air yang tidak
bersih, bisa juga karena
toilet-toilet umum yang tidak terawat dan air yang tidak
bersih yang banyak dihuni oleh kuman-kuman, juga menjadi faktor tertular dan terjangkitnya
penyakit ini.
Faktor lain yang
dapat menyebabkan penyakit kanker serviks ini menurut Wahyu adalah berhubungan seks pada usia yang terlalu muda. Namun
hal yang paling memicu adalah seringnya berganti-ganti partner seks.
”Yang memicu serviks diantaranya berhubungan seksual
pertama kali di usia terlalu muda. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari satu
partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus
HPV,” ujarnya.
Tidak hanya itu,
ia juga menambahkan bahwa memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang) juga memicu kanker serviks. Saat
dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks.
Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi
trauma pada serviks dan tidak melakukan
Pap Smear secara rutin.
“Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat
mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada
serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan
semakin baik,” ujarnya.(*/poy)
Cara Mencegah
Kanker Serviks
Imunisasi
Serviks
PKBI JAMBI |
Pencegahan
terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi.
Atau
biasa disebut dengan imunisasi serviks. Di negara maju, kasus kanker jenis ini
sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear.
Vaksin Human
Papilloma Virus (HPV) akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55
tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali. Yakni
pada bulan ke nol, satu dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti
bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10
hingga 14 tahun, dibandingkan yang berusia 15 hingga 25 tahun.
Hindari Pakaian
Kotor Penderita
Penyakit ini
bisa Anda dapati saat mencuci pakaian yang sudah kotor penderita. Karena pada pakaian tersebut
mengandung virus dari orang lain jika yang sudah mengalami penyakit kanker
serviks. Jadi berhati-hatilah saat
mencucinya. Bila perlu, mencobalah untuk menghindarinya.
Makanan sehat
yang dapat mencegah kanker serviks adalah yang banyak mengandung anti oksidan
serta sayur-sayuran. Selain itu juga harus dapat menjaga pola makan.
”Makanan yang
mengandung penyedap dan pengawet dapat menyebabkan kanker secara
umum, tidak hanya kanker serviks tetapi juga kanker lainnya,” tutur Wahyu
Setyaningsih Am Keb, Manajer Klinik Dara Jingga.
Periksa Rutin
Berdasarkan data
yang ada di Klinik Kesehatan Reproduksi Dara Jingga, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Jambi
selama satu tahun terakhir, yakni tahun
2013, dari 427 orang yang memeriksa, 33 orang diantaranya dinyatakan positif
terkena kanker serviks.
Bagi wanita
ataupun ibu-ibu yang telah melakukan kontak fisik dengan pasangannya, dianjurkan untuk memeriksa minimal 6 bulan sekali. Namun bagi remaja mulai usia 10 tahun
dapat melakukan imunisasi serviks guna mencegah terjadinya kanker serviks sejak
dini.
Harapan ke depan
PKBI adalah agar para wanita dapat lebih peduli dengan kesehatan reproduksi dan
tidak canggung dalam menyampaikan keluhan.
Karena
klinik ini ramah remaja, dibandingkan mereka mendapatkan informasi yang salah
akan lebih baik jika mereka langsung berkonsultasi kepada ahlinya.(hop/poy)(HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI SELASA 4 FEB 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar