Bendi, Delman atau lebih dikenal dengan sebutan
Sado merupakan alat transportasi rakyat jaman doeloe. Seiring perkembangan jaman, Sado semakin terpinggirkan,
bahkan nyaris hilang. Namun, kini masih ada sado yang eksis beraktifitas,
walaupun itu sebagai tradisi budaya pada acara-acara tertentu.
Jambi memiliki banyak keanekaragaman kebudayaan
yang bisa dilihat dari semua aspek. Salah satunya adalah kebudayaan dari aspek
alat tranportasi dan alat angkut tradisional yang dimiliki oleh Jambi tempoe
doeloe.
Pada tanggal 10 Maret 2014 yang lalu, Museum Siginjai Jambi,
menggelar sebuah kegiatan pameran alat transportasi dan alat angkut tradisional
Jambi. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Museum Siginjai Jambi Badmiril Amri,
Ketua Dekranasda Provinsi Jambi Yusniana Hasan Basri Agus, Kepala Dinas
Budpar Provinsi Jambi, Ketua Dekranasda Kota Jambi Yuliana Fasha dan Budayawan
Jambi Junadi T Noor.
Kegiatan ini bertujuan untuk, memperkenalkan kepada seluruh
masyarakat khususnya para generasi muda terhadap alat transportasi dan alat
angkut tradisional yang digunakan oleh masyarakat Jambi terdahulu dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari.
“Tujuannya agar para masyarakat atau khususnya generasi muda
bisa menambah wawasanya tentang alat tranportasi dan alat angkut tradisional
yang dimiliki Jambi,” ujar Badmiril Amri.
70 Persen Lembaga Pendidikan
Kegiatan ini berlangsung meriah dengan dihadiri oleh beberapa
lembaga pendidikan. Hampir 70 lembaga pendidikan yang diundang untuk menghadiri
kegiatan Pameran Alat Transportasi dan Alat Angkut tradisional Jambi, yang
terdiri dari lembaga Sekolah Dasar dan Juga Lembaga Sekolah Menengah Pertama.
“Kita mengundang hampir 70 lembaga sekolah dari SD dan SMP,
untuk bisa menghadiri dan melihat pameran yang dilaksanakan oleh Museum
Siginjai Jambi. Beberapa jenis kendaraan yang diikut sertakan dalam pameran ini
yaitu, pertama Delman atau bahasa Jambinya Sado,” ujarnya.
Sado adalah alat transportasi tradisional yang mempunyai
roda dua, dan ada juga yang menggunakan 3 sampai 4 roda. Transportasi ini tidak
menggunakan mesin seperti alat transportasi pada umumnya.
Melainkan alat transportasi ini menggunakan tenaga kuda untuk
menarik tempat yang dijadikan sebagai tempat duduk atau wadahnya. Selain itu
pada zaman dahulu, variasi alat tranportasi kuda bukan hanya dijadikan untuk
mencari nafkah. Akan tetapi juga digunakan sebagai, kereta kencana dan kereta
Kuda.
Sejarah Sado CharlesTheodore
Deeleman
Menurut Badmiril Amri, sesuai data yang diperoleh Harian Jambi dari Meseum Siginjai, bahwa
nama delman atau sado, berasal dari nama seorang penemunya yaitu seorang
Insinyur Geografis pada masa Hindia Belanda, yang bernama CharlesTheodore
Deeleman.
Selain itu para orang Belanda menyebut kendaraan ini dengan
sebutan dos a dos yang artinya punggung bertemu punggung. Secara harfiah
yang diperoleh dari bahasa Perancis adalah sejenis kereta yang posisi duduk
penumpangnya saling memunggungi.
Kemudian istilah dos a dos di singkat lagi oleh para
penduduk pribumi Batavia menjadi Sado. Maka dari sejak itulah alat transportasi
ini mulai dikenal di Jambi dengan sebutan Sado.
Selain itu, Badmiril juga menyampaikan bahwa pada masa kini,
Delman atau Sado ini digunakan lebih pada angkutan lingkungan yang berjarak
tempuh pendek atau di pedesaan yang sifatnya antar kampung.
Dalam sejarah, tercatat pada masa Hindia Belanda di
Indonesia, delman digunakan sebagai alat angkutan
antar kota, sebelum adanya alat transportasi moderen seperti Kereta Api, Mobil
motor dan alat Transportasi lainya.
Di Sumatra alat transportasi Delman ini juga biasa dikenal
dengan Bendi, alat transportasi ini juga pernah menjadi alat transportasi
primadona di Sumatera. Pada masa Hindia Belanda, Bendi biasa digunakan oleh
para pejabat negara, Saudagar kaya, Penghulu, maupun Menir atau Demang. Sehingga
pada masa itu, Bendi merupakan alat transportasi yang disukai oleh masyarakat
Sumatera.
Gerobak Pedati
Selain dari alat transportasi Sado, yang digunakan di darat kemudian
ada alat tradisional yang juga sering digunakan yaitu gerobak atau pedati yang
merupakan sebuah kendaraan atau alat yang memiliki dua atau empat buah roda
yang dibuat sebagai sarana transportasi.
Gerobak atau pedati dapat ditarik oleh hewan, seperti kuda ,
sapi dan alat ini juga bisa ditarik oleh manusia. Kereta atau wagon adalah
sejenis gerobak dengan empat buah roda untuk transportasi yang lebih berat
ditarik oleh sedikitnya dua kuda.
Gerobak tangan yang didorong oleh manusia digunakan secara
luas oleh seluruh dunia, contoh gerobak yang paling umum di dunia
adalah gerobak kereta belanja atau troli.
Selain alat transportasi darat ada juga beberapa jenis alat transportasi dan alat angkut tradisional sungai juga digunakan yaitu, rakit. Rakit
merupakan alat transportasi sungai yang merupakan suatu susunan benda yang
mengapung yang perjalanannya di atas
air.
Rakit merupakan bentuk perahu paling tua, dengan ciri-ciri
tidak memiliki lambung, sebagai gantinya bahan pembuatan rakit, merupakan bahan
yang berasal dari kayu ringan, tong tertutup, maupun ruang air di pompa.
Rakit tradisional yang dibuat berasal dari bahan kayu atau
bambu. Pada masa itu Rakit kayu digunakan oleh industri logging untuk
pengiriman gelondongan kayu, dengan menyusun dan mengikatnya sehingga membentuk
sebuah rakit dengan ukuran yang sangat besar, namun sekarang jarang digunakan.
Jarang digunakan karena sudah banyak alat transportasi
modern. Selain rakit ada juga alat transportasi sungai yang sering digunakan
pada orang terdahulu, yaitu alat tradisional yang dikenal dengan sampan.
Nama sampan berasa dari negeri china yaitu sam-pan yang
secara harfiahnya adalah tiga lembar papan. Merupakan sebuah perahu kayu yang
memiliki dasar yang relatif datar, dengan ukuran yang disesuaikan dengan
penggunaanya.
Sampan bisa digunakan sebagai alat transportasi sungai,
danau atau juga digunakan untuk menangkap ikan. Sampan dapat mengangkut dua sampai
dengan delapan orang penumpang yang juga tergantung dari ukuran sampanya.
Pada masa lalu Sampan juga sering digunakan sebagai tempat
tinggal permanen di perairan dekat darat. Selain itu sampan tidak digunakan untuk
berlayar jauh dari daratan karena sampan tidak memiliki perlengkapan yang cukup
untuk menghadapi cuaca yang buruk pada saat berada di lautan.
Namun untuk saat ini sampan masih bisa terlihat dengan
berbagai macam modifikasi bentuk, alat ini masih banyak digunakan di pedesaan,
dan banyak pula alat ini diberikan mesin untuk bahan penggerak sampan. (*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar