Rabu, 25 Juni 2014

Melirik Perpaduan Pesta Perkawinan Adat Toba dan Simalungun



Chandra B Panjaitan ST-Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE.FT2: ASENK LEE SARAGIH

Pernikahan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE

Perpaduan dua adat pada pesta perkawinan etnis Batak menjadi daya tarik tersendiri di tengah keragaman adat budaya di Tanah air. Keragaman itu ternyata membawa warna keharmonisan adat Budaya Batak, khususnya di era modern saat ini. Tak lekang dari goresan jaman, ternyata adat Batak terus diabadikan hingga ke perantauan. Hal ini juga yang tergambar dalam pesta  pernikahan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE.

Tahapan pernikahan yang dijalankan oleh Keluarga Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini Tierlin Silaen MPd dengan Keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik  memadukan dua adat Batak yakni Toba dan Simalungun.

Perpaduan dua adat budaya ini menjadi salah satu keunikan dan daya tarik Pesta Adat Perkawinan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE. Berbagai tahapan adat pun dilaksanakan sebelum pemberkatan perkawinan.

Tahapan adat pertama yakni, pihak keluarga Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini Tierlin Silaen MPd  yang berdomisili di Jambi melakukan kunjungan kerumah keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik di Perumahan Beringin PTPN V Kota Pekanbaru, Sabtu 25 Januari 2014 lalu.   


Patampe Parsahapan

Acara kunjungan pertama itu adalah acara Patampe Parsahapan (menanyakan rencana perkawinan) dalam adat Simalungun atau Marhata Sinamot pada adat Batak Toba. Pada acara inilah disepakati berapa ‘Tuhorni Boru” (mas kawin) dan berepa Ulos yang harus disiapkan pihak perempuan.

Acara Patampe Parsahapan dilaksanakan di kediaman keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik di Perumahan Beringin PTPN5 Pekanbaru. Prosesi adat (Simalungun dan Toba) dipandu Raja Parsahap St JP Simarmata (Pihak Boru) dan St MS Garingging (GKPS Kacikanraya) dan Ketua Presedium Panjaitan Pekanbaru, H Panjaitan dari pihak Paranak.

Prosesi adat berjalan dengan baik antara kedua keluarga. Keluarga Ir P Bernhard Panjaitan/ br Silaen juga kagum dengan proses adat Simalungun yang dilaksanakan pada acara itu. Nuansa Adat Simalungun sangat kental dengan suguhan makanan khas Adat Simalungun yakni “Tinombu dan Dayok Binatur”.

“Tinombu dan Dayok Binatur” ini adalah daging ayam yang telah dimasak disusun dalam bambu yang telah dibalut dengan asesoris adat Simalungun.  Tinombu itu dibawa oleh keluarga Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini Tierlin Silaen MPd sebagai salah satu syarat pada acara  Patampe Parsahapan. Proses Adat Simalungun itu berjalan dengan baik. Hadir pada acara itu perwakilan keluarga Panjaitan dan juga kerabat keluarga Purba. 

Usai acara adat dilanjutkan dengan ibadah singkat yang dipandu oleh Evangelis GKPS Pekanbaru St Ir Arifin Saragih, renungan singkat juga dibawakan yang bersangkutan. Sementara Doa Syafaat oleh St Drs Kamarudin Damanik.

Dalam inti kotbahnya (Mateus 13: 58) "Dan karena ketidak percayaan mereka, tidak banyak Mujizat yang diadakan-Nya disitu". Dia menekankan pertemuan dua keluarga itu adalah rencana Tuhan, bukan rencana manusia. Kedua keluarga dipertemukan karena “Holong” kasih setia dari Pada Tuhan Yesus Kristus. 

Acara  Patampe Parsahapan atau Marhata Sinamot berjalan dengan penuh kekeluargaan yang dihadiri sekitar 50 orang dari kedua belah pihak keluarga. (*)
 
 Maralob atau Pajabu Parsahapan (Memberikan Mahar)

Tahapan berikutnya jelang perberkatan perkawinan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE yang harus dilakukan pada adat Simalungun adalah “Maralob” atau “Pajabu Parsahapan”. Maralob ini adalah memberikan mahar (mas kawin-akad Nikah) kepada keluarga pihak perempuan. Pada acara maralob ini diserahkan Tuhor Boru Rp 62.060.000 yang ditarok di dalam “Bahul-Bahul” sejenis ayaman atau bakul.

Acara “Maralob”, pihak keluarga Panjaitan membawa seperangkat makanan khas Simalungun “Tinombu” ke rumah keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik, Jumat 6 Juni 2014 petang.

Prosesi acara “Maralob” ini dipandu St JP Simarmata (Pihak Boru) dan Ketua Presedium Panjaitan Pekanbaru, H Panjaitan dari pihak Panjaitan. Juga hadir pada acara Maralob ini Ketua Panjaitan Se-Jabodetabek Farel Panjaitan/br Pardede.

Sebelum prosesi adat Simalungun, diawali dengan ibadah yang dibawakan Pendeta Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Pekanbaru, Pdt K Sipayung. Ibadah berlangsung dengan bernyanyi Kidung Pujian, Doa Responsoria, Renungan Pdt K Sipayung, Doa Syafaat dan Doa Berkat dan Penutup.

Pada renungannya, Pdt K Sipayung mengambil Nats Kolose 3: 17 yang intinya bahwa perbuatan baik adalah sebuah proses perenungan. Berbuat baik didasari oleh Tuhan yang meneladani Yesus dalam perjalanan kehidupan.

Acara Pajabu Parsahapan ini juga dihadiri orang tua (Ayah) dari Dra Berthalina Susana Damanik, Oppung Kiben Damanik-Medan, drg Januar Riahdo Damanik SpOn/ Susanna Rotua br Saragih SE MM-Medan, Ir Iwan Hardi B Damanik MM/ Elly Mathilda br Manullang SE-Medan, Ir Oskar Fajar Damanik MM/ Ariesandhy Sondang br Sitorus SE-Cinere Jakarta, Sy Awal Juni Darwan Damanik SE MM/ Maria Magdalena br Purba SE MBA- Jambi.

Keluarga besar Ir P Bernhard Panjaitan juga hadir pada acara itu, diantaranya Kombes Pol (P) Drs Bachtiar Panjaitan SE/ Ati Suryati br Marpaung (Op Romauli)-Tangerang, Bobby Panjaitan /Lies br Marpaung (Ap Manimbo)-Duri, Ir Budiman Panjaitan/Drg Malemmin br Brahmana M Kes (Ap Billy)-Medan, Ny M Simatupang Rumintang br Panjaitan (Op Daniel)-Tangerang.

Kemudian Ny Anton Siahaan Dra Rukiyah br Panjaitan (Op Cintya)-Pekanbaru, Ny Kombas Pol (P) Drs LP Siahaan Rita Megawati boru Panjaitan (Op Felecia)-Pontianak, Ny Letkol Pol (P) Drs SA Siregar Happy Dahlia Murniwati br Panjaitan( Op Mangasi)-Jakarta, Capt RM Sinaga/Amyda Suryati br Panjaitan SPi MSi (Ap Richard)-Jakarta. 

Oppung Kiben Damanik yang juga Tokoh Adat Budaya Simalungun ini mengatakan, perpaduan adat Toba dan Simalungun ini menunjukkan keragaman Budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan. “Ini adalah kekayaan Adat Budaya Batak, harus dilestarikan hingga ke perantauan,” katanya.

Prosesi Adat Pajabu Parsahapan

Prosesi diawali (Hasuhuton) keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik menyambut Tondong (Hula-hula-Toba) Jabu Damanik, Tondong Pamupus Saragih Garingging, Tondong ni Tondong Purba Tambak, Tondong Bona Sidabalog, Tondong Mangihut Saragih Garingging dan Damanik.

Kemudian kerabat keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik menyambut kedatangan keluarga Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini Tierlin Silaen MPd dan kerabat di depan rumah dengan menerima Tinombu.

Selanjutnya pihak Paranak Panjaitan menyampaikan “Demban Panisei” (memberikan sirih) kepada pihak Parboru (Purba Sidadolog) dan seluruh kerabat Suhut Parboru. Kemudian dilanjutkan acara makan.

Pihak keluarga Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini Tierlin Silaen MPd menyerahkan Tinombu kepada keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik. Sebaliknya keluarga Purba/br Damanik memberikan “Dayok Binatur” kepada keluarga PB Panjaitan/br Silaen.

Kemudian keluarga pihak  Purba/br Damanik memberikan “Loppah” dayok Binatur kepada seluruh kerabat marga seperti Tondong Jabu Damanik, Tondong Pamupus Saragih Garingging, Tondong ni Tondong Purba Tambak, Tondong Bona Sidabalog, Tondong Mangihut Saragih Garingging dan Damanik.

Usai acara makan, pihak keluarga Paranak (Panjaitan) menyampaikan “Demban” (sirih) habis makan kepada suhut par Boru. Sebaliknya suhut par boru menyampakan “Demban Salpu Mangan” kepada seluruh biak Tondong (Damanik, Garingging, Purba Tambak, Sidabalog, Garingging, Damanik).

Selanjutnya memberikan “Demban Tangan-tangan”  calon penganten wanita dengan calon penganten pria dan bersama-sama dengan keluarga suhut paranak PB Panjaitan/br Silaen menyampaikan mas kawin (mahar) kepada suhut parboru Purba/br Damanik.

Mas kawin itu berupa uang tunai dan seluruh perlengkapannya sesuai dengan Adat Simalungun yang dimasukkan kedalam ‘bahul-bahul”. Kemudian diberikan “Napuran Banggal” kepada Suhi Ampang na Opat dan calon pengantin wanita memberikan “Tobus Huning” kepada kedua orangtuanya. Prosesi ini hingga mengharukan dan meneteskan air mata kebahagiaan.

Selanjutnya pihak “Suhut Parboru” menayakan pihak “Suhut Paranak” tentang acara pesta adat perkawinan. Kemudian Suhut Paranak menyampaikan “Demban Pamuhunan” kepada hasuhuton Paboru. Suhut Parboru memberikan “Hiou Parombah” kepada “anak boru jabu” Suhut Paranak sebagai yang bertanggungjawab kepada boru (calon penganten wanita) yang telah dijemput Suhut Paranak.

Sebagai prosesi penghujung, Suhut Parboru Purba menyampaikan “Demban Sihoras-horas” kepada rombongan Suhut Paranak Panjaitan. Juga memberikan “Kahkah Tohang/Ingot-ingot” kepada keluarga yang hadir dan diakhiri doa penutup dari Pdt K Sipayung.

Pada acara bebas juga ada sumbangan lagu dari pihak keluarga Pajaitan Bersaudara dan Trio Altova Jambi (Alex Zebua-Tono Butar-butar dan Fauzan Samosir). (*)

Marpadan/ Martumpol

Ke esokan harinya, Sabtu 8 Juni 2014 dilanjutkan dengan Ibadah Perjanjian Pernikahan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE di GKPS Pekanbaru Jalan Arjuna.

Ibadah dibawakan Pdt K Sipayung dan Pengantar Jemaat GKPS Pekanbaru St Ir Allerman Purba dan Wakil Pengantar Jemaat GKPS Pekanbaru St Sipayung. Ibadah meliputi Pangilan Beribadah, Votum Introitus (Doa Responsoria), Beryanyi Kudung Jemaat dan Buku Haleluya, Acara Perjanjian Pernikahan, Pemberitaan Firman/Khotbah yang diambil dari Nats Mazmur 119:105 “Firman Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”.

Saat ibadah juga ada persembahan pujian Wanita GKPS Pekanbaru, Bapa GKPS Pekanbaru, Koor Keluarga Panjaitan Pekanbaru. Dalam kotbahnya Pdt K Sipayung menekankan kepada kedua calon mempelai agar dalam membina rumah tangga baru seturut degan Firman Tuhan Nats Mazmur 119:105 “Firman Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”.

Usai ibadah yang ditutup Doa Bersama dan Berkat, dilanjutka dengan kata-sambutan dari keluarga calon penganten wanita, pria dan juga ucapan selamat dari Pimpinan Majelis GKPS Pekanbaru St Ir Allerman Purba dengan memberikan sebuah Bibel kepada kedua calon pengantin. Dilanjutkan acara salam-salaman dengan pujian dari Singer. Pada kesempatan itu Ir PB Panjaitan MM juga memberikan saweran sukacita kepada Singer Seksi Bapa GKPS Pekanbaru. (*)

Resepsi Marpadan di Hall Anggrek PTPN5

Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE
Sebagai ucapan syukur atas terlaksananya Ibadah Perjanjian Pernikahan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE di GKPS Pekanbaru  dan Acara Pajabu Parsahapan, Keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik mengadakan acara Resepsi di Hall Anggrek PTPN5 Pekanbaru, Sabtu 7 Juni 2014 mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Acara tersebut tampak “wah” dengan dekorasi gedung yang mantab dan jumlah undangan yang banyak. Dekorasi gereja juga edentik dengan Ulos Simalungun yang berada persis di depan gedung resesi tersebut.

Sebelum acara dimuai, untuk menghibur tamu undangan Trio Altova Jambi (Alex Zebua-Tono Butar-butar dan Fauzan Samosir) membawakan tembang-tembang nostalgia romantis dan lagu-lagu Batak.

Memasuki acara awal, yakni menyambut kedua calon pengantin Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE beserta orang tua dengan tarian Simalungun “Tolu Sahundulan Lima Saodoran”.

Tarian ini dibawakan oleh Alvi boru Sinaga (Desa Sondi Raya), Afri boru Sidabutar (P Raya), Audina boru Purba (Gunung Tua), Janro Saragih (Buluran Pasar), Jhon Haloho (Tigarunggu), Kristi Mambe boru  Saragih (Siloting Raya Bayu) dan pelatih Trie Kartika Saragih. Mereka adalah Mahasiswa Universitas Riau asal Simalungun.

Nuansa Adat Simalungun tampak pada acara resepsi tersebut, karena lagu-lagu Simalungun banyak dilantunkan oleh artis setempat. Kemudian Lagu Holong Ciptaaan Ir P Bernhard Pajaitan MM juga dilantunkan dengan apik oleh Trio Altova. Lagu “Anak Naburju” juga dilantunkan oleh Ir P Bernhard Pajaitan.

TRIO ALTOVA BERSAMA IR PB PANJAITAN "ANAK NABURJU"
Di penghujung acara resepsi, kedua calon pengantin ikut menyambut tarian Simalungun “Pos Ni Uhur” yang dibawakan Mahasiswa/I Universitas Riau asal Kabupaten Simalungun. Pada kesempatan itu Ir P Bernhard Pajaitan juga memberikan saweran kepada penari sebagai rasa kebahagiaan.

“Saya kagum dengan acara ini, mulai dari acara Patampe Parsahapan, Pajabu Parsahapan, Marpadan dan acara resepsi ini yang penuh dengan makna, khususnya Budaya Adat Simalungun. saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga Besar Purba dan segenap Panjaitan dan kerabatnya yang turut mensukseskan seluruh rangkaian acara,” ujar  Ir P Bernhard Pajaitan.

Acara resepsi di Hall Angrek PTPN5 Pekanbaru ditutup dengan Doa oleh Evangelis GKPS Pekanbaru St Ir Arifin Saragih. (*)

 
Pemberkatan Pernikahan Chandra dan Ditha 
Oleh Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata
Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA.

Pemberkatan pernikahan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE dilaksanakan di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Tebet, Jalan Tebet Barat Dalam X No 7 Jakarta Selatan, Sabtu 21 Juni 2014 pukul 09.30 WIB. Ibadah pemberkatan pernikahan dipimpin oleh Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA.

Sebelum ibadah dimulai, keluarga besar Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini Tierlin Silaen MPd dengan keluarga Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik  melakukan acara “Marsibuhabuhai” (sarapan bersama) di ruang serbaguna HKBP Tebet lantai bawah.

Pada acara itu dilaksanakan acara Adat yakni keluarga PB Panjaitan/br Silaen dan rombongan dan pengantin pria disambut oleh keluarga besar Ir Feddy Budiman Sastra Purba Sidadolog/ Dra Berthalina Susana Damanik . Pada kesempatan itu juga dilakukan penyematan buka antara kedua mempelai.

Tampak juga adik dari Chandra Benny Panjaitan yakni Clariassa Irene Panjaitan, Cornelia Christine Panjaitan dan Citra Wilhelmina Panjaitan yang tampil anggun pada kesempatan itu.

Usai acara itu, dilanjutkan ibadah pemberkatan nikah. Diawali prosesi Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA didampingi Praeses HKBP Distrik XXV Jambi Pdt Manuarang Hutabarat STh, Praeses HKBP Distrik XX Kepulaun Riau Pdt David Farel Sibuea MTh, DMin, Pendeta/Parhalado HKBP Tebet  memasuki gereja.

Susunan ibadah pemberkatan nikah Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE meliputi prosesi mempelai dan keluarga memasuki gereja diiringi lagu “Wonderful Day” dinyayikan oleh Shinta Siagian.

Bagian kedua memasuki ibadah meliputi bernyayi dari Buku Ende (BE) No 755: 1-2  “Haposan Ho Tuhan”, Votum-Introitus, Koor PS Wanita Serafim HKBP Tebet “Holong” Ciptaan Ir Prins Bernhard Panjaitan MM, Kotbah Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA (Amsal 19: 14), Peneguhan dan Pemberkatan Pernikahan, Janji Pernikahan Kedua Pengantin.

Paduan Suara Lagu Holong

Ada yang istimewa saat ibadah pemberkatan pernikahan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba. Secara khusus lagu “Holong” ciptaan Ir Prins Bernhard Panjaitan MM diarasemen menjadi satu Koor yang dinyayikan Koor PS Wanita Serafim HKBP Tebet .

Koor PS Wanita Serafim HKBP Tebet .
Lagu “Holong” yang ditampilkan Koor PS Wanita Serafim HKBP Tebet membuat kedua orang tua mempelai pria meneteskan air mata. Lagu Holong yang terinspirasi dari Ayal Alkitab 1 Petrus 2 : 17 dan Kolose 3 : 14-15 diciptakan oleh PB Panjaitan 27 Juli 2005.

Ir.Bernhard Panjaitan MM  menuturkan, terciptanya lagu “Holong” sebagai wujud getaran kerinduan orang tua kepada generasinya melalui nasehat agar selalu menanamkan kasih dalam kehidupan.

“Dapat menghargai semua orang, mengasihi saudara dan sesama serta menghormati orang tua. Paling penting takut pada pencipta-Nya. Jangan lupa berdoa karena berkat doa separuh pekerjaan kita dapat terselesaikan,”ujar PB Panjaitan yang sangat peduli budaya Batak ini.

Peserta Koor PS Wanita Serafim HKBP Tebet yang menyanyikan “Holong”, adalah Dirigen oleh Shinta br Siagian, Pianist Grace br Tobing, Soloist Rethrice br Sitorus, Saxophonist Febrina br Hutagaol dan Yonathan Hutapea.

Kemudian suara Sopran 1 yakni Martlina br Simanjuntak (HP 0812 932 3839), Elizabeth br Pasaribu, Ade br Pasaribu, Dessy br Lubis, Sondang br Pandiangan, Lumaian br Silaban, Dewi br Situmeang, Rethrice br Sitorus, Meri br Sitompul.

Suara Sopran 2 yakni Anastasia br Simanjuntak, Tiarma br Simanjuntak, Theresia br Simatupang, Elizabeth br Tampubolon, Eli br Sianturi, Uli br Situmorang, Lolita br Siagian, Dame br Tambunan, Tambar br Saragih dan Nancy br Pasaribu.

Kemudian suara Alto yaitu Dona br Simanjuntak, Riama br Tambunan, Rina br Hutabarat, Febrina br Hutagaol, Flora br Nainggolan, Uli br Napitupulu, Jojor br Sianturi, Tiur br Pandiangan, Desy br Pasaribu, Martha br Simatupang dan Eva br Simangunsong.

Sementara Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA dalam kotbahnya yang diambil dari Nats Amsal 19: 14 mengatakan, kesuksesan seorang suami ditentukan oleh seorang istri. Sehingga istri bangun kehormatan karena tanggung jawab rumah tangga adalah tanggung jawab suami dan istri.

“Nahkoda rumah tangga adalah Kristus. Holong atau kasih sebagai pengingat yang paling dalam untuk menjalani rumah tangga. Lagu Holong ciptaan orang tua dari mempelai pria itu memiliki makna yang dalam. Sehingga perkawinan yang telah dipersatukan Allah tidak bisa dipisahkan siapapun,” ujar Pdt WTP Simarmata.

Menurutnya, setiap orang menyanyikan Holong, karena Holong adalah pengikat yang paling kuat. “Rendah hati, peduli dengan orang lain dan taat pada Tuhan. Karena rumah tangga yang menentukan gereja, masyarakat dan bangsa. Keunggulan anak Tuhan untuk saling menghormati. Semoga kehidupan kedua mempelai bisa mempengaruhi orang lain dalam kebaikan,” ujarnya.

Pdt WTP Simarmata juga menyebutkan Satu Umpasa (pantun) Simalungun yakni “Ulang ihondor gumba, timbaho sihondoran. Ulang itonggor rupa, parlahoi do sitonggoron”,. Artinya jangan hanya melihat kegantengan dan kecantikan dalam menjalin hubungan pernikahan, namun  namun harus melihat perilakunya . “Panggil Tuhan dalam Doa, pasti Dia akan dating dan memberikan,” ujarnya.

Secara khusus ujar Pdt WTP Simarmata juga mengapresiasi Lagu Holong ciptaan Ir P Bernhard Panjaitan MM. Lagu tersebut menggambarkan Ayat Alkitab Petrus 2 : 17 dan Kolose 3 : 14-15 yang penuh dengan Poda atau Petuah.

Pdt WTP Simarmata juga mengapresiasi Ir P Bernhard Panjaitan MM yang bisa menjabat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi di daerah minoritas (Jambi). Ephorus juga memuji Ir P Bernhard Panjaitan MM yang bisa mempertemukan Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA dengan Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus saat kunjungan Ephorus HKBP ke Jambi April 2014 lalu.

Usai kotbah, dilanjutkan Ungkapan Kasih Mempelai kepada Kedua Orang Tua Mempelai. Tampak juga rasa haru kebahagiaan pada kedua mempelai dan juga orang tua mereka.

Kemudian Solois “Tuhan Tidak Pernah Gagal” dinyayikan Feby br Purba, Koor “Selamat Menempuh Hidup Baru” oleh Keluarga Purba, Penutup Ibadah Doa Persembahan, Doa Berkat oleh Ompui Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata MA.

Sebelumnya juga Praeses HKBP Distrik XXV Jambi Pdt Manuarang Hutabarat STh menyerahkan satu Alkitab kepada kedua mempelai sebagai tanda ucapan selamat menempuh hidup baru dan orang tua mempelai pria adalah sebagai Jemaat HKBP Jambi.

Kemudian acara photo bersama pengantin dengan Ephorus HKBP, pengantin dengan Ephorus dan kedua orang tua mempelai, kata-kata sambutan pihak Panjaitan dan Purba dan juga Parhalado HKBP Tebet, bersalaman sambil diiringi lagu oleh PS Wanita Serafim HKBP Tebet.

Usai acara ibadah pemberkatan pernikahan Chandra Benny Panjaitan ST dengan Fetrichia Ditha Yolanda br Purba SE, dilanjutkan Acara Adat dan Resepsi di Gedung Auditorium Manggala Wanabakti Kementerian Kehutanan RI di Jalan Jenderal Gatot Subroto Senayan Jakarta Pusat.

Sebelumnya pihak keluarga Ir Prins Bernhard Panjaitan MM/ Dra Suryantini Tierlin Silaen MPd telah melakukan “Partamiangan Borhat-borhat” di Puru Gracia Kota Jambi, Minggu 27 April 2014 dengan mengundang Hula-hula Silaen, Marpaung dan kerabat di Kota Jambi.

Filosofi Holong

“Pagomos ma amang na martangiang I, Hinorhon ni tangiang do satonga ni ulaon I, Dapot pasu-pasu ma ho torop pinompar mi, Mauliate ma tadok tu Tuhan i. Pantun ma ho amang tu sasudena jolma I, Haholongi dongan mi haha anggi ibotomi, Habiara ma Tuhan i jala sude Basa Na do nijalomi, Pasangap ma nang angka natua-tua I, Peop mai amang anak hasianku, demikian penggalan ref lagu “Holong”.

Lagu “Holong” yang merupakan lagu pilihan Festival Trio Batak 2007 yang diprakarsai Asosisi Artis Batak BerkaryA (ABBA) Jakarta, merupakan gelora kasih yang sesungguhnya untuk saling berbagi serta selalu berdoa dalam segala hal.

Pencipta lagu “Holong” Ir.Bernhard Panjaitan MM  menuturkan, terciptanya lagu “Holong” sebagai wujud getaran kerinduan orang tua kepada generasinya melalui nasehat agar selalu menanamkan kasih dalam kehidupan.

“Dapat menghargai semua orang, mengasihi saudara dan sesama serta menghormati orang tua. Paling penting takut pada pencipta-Nya. Jangan lupa berdoa karena berkat doa separuh pekerjaan kita dapat terselesaikan,”ujar pria Batak yang sangat peduli adat budaya Batak ini.

“Holong”  sebuah lagu baru ciptaan Bernhard hadir di masyarakat Indonesia khususnya orang Batak. Lagu ini merupakan nasehat orang tua kepada anak agar senantiasa menanamkan kasih dalam dirinya.

“Semoga lagu “Holong” yang saya ciptakan 27 Juli 2005 lalu, dapat menyentuh hati pendengar dalam relung kehidupan. Lagu ini sudah dirilis album kompilasi Exsecutive Hits Pop Batak yang dinyayikan penyanyi papan atas Batak, Victor Hutabarat, Rita Butar-Butar, Trio Ambisi, Benny Panjaitan (Panbers), Herti Sitorus, dan menjadi lagu wajib Festival Trio Batak 2007 di Jakarta dan juga di Kota Pekanbaru pada tahun yang sama ,”kata PB panjaitan. (Rosenman Manihuruk-HP 0812 747 7587)

FOTO-FOTO LEBIH BANYAK BISA KLIK DI LINK BAWAH INI






Tidak ada komentar: