Alat Peraka kampanye Caleg yang melanggar aturan. Foto Asenk Lee Saragih |
Pemilihan calon legislatif
(Pileg) tinggal 13 hari lagi. Partai politik (parpol) peserta Pemilu sudah
melakukan kampanye terbuka begitu juga dengan caleg-caleg parpol tersebut.
Berbagai janji dan impian ditebarkan para caleg untuk menggaet hati pemilih.
Alih-alih sodoran program pro rakyat dan berjuang untuk rakyat, kerap menjadi
jualan para caleg kepada konstituen. Namun hingga kini masih banyak pemilih
masih ragu dan bimbang untuk memilih wakil mereka yang akan duduk di dewan.
ROSENMAN M, Jambi
Keraguan memilih caleg yang
belum jelas rekam jejaknya, menjadi salah satu pertimbangan pemilih memilih wakilnya.
Keraguan itu disebabkan minimnya sosialisasi atau pendekatan yang dilakukan
caleg kepada pemilih.
Namun demikian, berikut
panduan singkat dalam memilih caleg yang proporsional serta berintegritas. Seruan
untuk memilih yakni Jangan Pilih Partai dan Caleg yang Korupsi! Jangan Pilih
Partai dan Caleg yang Melakukan Politik Uang! Jangan Pilih Partai dan Caleg
Pelanggar Aturan.
Kemudian Pilihlah Partai, Baru
Calegnya! Pilihlah Partai dan Caleg yang
Memiliki Komitmen Memperjuangkan Kebebasan Beragama, Pilih Caleg dan Parpol
yang Memiliki Komitmen untuk Membela Rakyat Miskin dan Tertindas! Pilihlah yang
Memiliki Komitmen terhadap Perjuangan Perempuan! Pilihlah yang Jujur dan
Santun, Pilihlah yang Memiliki Komitmen memperjuangkan Pelestarian Lingkungan.
Baliho Caleg yang sesuai aturan. Foto Asenk Lee Saragih |
Ketua Komisi Pemilihan
Indonesia/Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonoi PGI Jakarta, Jeirry Sumampow di
Jambi baru-baru ini mengatakan, ada 3 unsur Pemilu 2014 yang harus dicermati.
Pertama electoral law:
harus ada aturan (UU) untuk menjamin keadilan. Pemilu tak bisa dilaksanakan
atas dasar kehendak pihak yang sedang memimpin. Meliputi asas, tujuan, fungsi,
sistem, cara, dampak dan laian-lain.
Kemudian electoral process: atas dasar aturan
hukum (UU) tersebut, baru sebuah Pemilu dilaksanakan. Meliputi struktur,
peserta, penyelenggara, mekanisme Pemilu. Ketiga electoral formula: formula atau mekanisme untuk menentukan siapa
pemenang. Biasaya ada 3 jenis formula yakni formula pluralitas, formula
mayoritas dan formula proporsional.
Jeirry Sumampow mengatakan,
warga yang telah memiliki hak pilih dalam Pemilu nanti berisi prinsip-prinsip
moral untuk warga dalam rangka berpartisipasi dalam Pemilu 9 April 2014
nanti.
Jeirry Sumampow |
Menurut Jeirry Sumampow, seruan
Jangan Pilih Partai dan Caleg yang Korupsi! Korupsi merupakan persoalan bangsa
yang sangat akut. Karena itu, kita tak ingin parlemen kita nanti dihuni oleh
partai dan orang-orang yang bermental korup dan tamak.
Kita berharap Pemilu 2014
menjadi momentum untuk memutus mata rantai korupsi. Pemilu 2014 harus kita
maknai sebagai hukuman terhadap praktek korup yang dilakukan partai dan caleg
di masa lalu.
Kemudian Jangan Pilih Partai
dan Caleg yang Melakukan Politik Uang! Salah satu persoalan Pemilu kita saat
ini adalah maraknya politik uang. Sebagaimana pengalaman dalam Pemilu
sebelumnya, politik uang akan makin marak di masa kampanye dan masa tenang.
Politik uang adalah salah satu
mata rantai korupsi. Karena itu, kita yakin bahwa partai atau caleg yang
melakukan politik uang akan terlibat korupsi ketika menduduki jabatan di
parlemen. Dan tentu, kita tidak ingin Pemilu 2014 menghasilkan koruptor baru.
Seruan Jangan Pilih Partai dan
Caleg Pelanggar Aturan! Salah satu tugas parlemen adalah membuat aturan
(Undang-undang). Dan berdasarkan evaluasi terhadap kinerja legislasi parlemen
menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas regulasi yang dihasilkan DPR cenderung
rendah. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya UU yang digugat dan dikabulkan
gugatannya di Mahkamah Konstitusi (MK).
Faktanya bahwa dalam Pemilu banyak
partai dan caleg dengan sengaja melanggar aturan kampanye. Perilaku seperti ini
kita nilai kurang baik jika dihubungkan dengan tugas yang akan diemban sebagai
pembuat aturan. Karena itu, kita ingin parlemen nanti akan dihuni oleh
orang-orang yang bermartabat dan berintegritas.
Pilihlah Partai, Baru
Calegnya! Pemilu kita menggunakan sistem proporsional terbuka dengan penentuan
kursi berdasarkan suara terbanyak caleg. Yang penting kita ketahui adalah dalam
sistem proporsional yang menentukan adalah partai, bukan caleg. Para caleg
hanyalah alat partai untuk meraup suara sebanyak mungkn demi memenangkan Pemilu.
Sebab setelah terpilih semua
caleg harus tunduk pada garis kebijakan perjuangan partai. Dalam konteks
seperti ini, bagaimana pun baiknya dan hebatnya seorang caleg, tapi kalau dia
berada di dalam partai yang tidak baik, maka perjuangannya akan sia-sia. Karena
itu, dalam memilih, pilihlah lebih dulu partai, lalu tentukan calegnya.
Pilihlah yang Memiliki
Komitmen Memperjuangkan Kebebasan Beragama! Sebagaimana kita ketahui, persoalan
kebebasan beragama beberapa tahun terakhir ini semakin memprihatinkan. Padahal
kemajemukan agama adalah salah satu warisan bangsa yang sangat berharga.
Dan kalau kecenderungan
seperti ini terus dibiarkan, maka ini merupakan ancaman terhadap NKRI. Karena
itu, kita berharap parlemen kita nanti akan diisi oleh partai dan oang-orang
yang memiliki komitmen yang sungguh-sungguh dalam mempertahankan kebebasan
beragama di negeri ini.
Jeirry Sumampow juga mengajak
agar pemilih memilih caleg dan parpol yang Memiliki Komitmen untuk Membela
Rakyat Miskin dan Tertindas! Persoalan rakyat miskin dan tertindas selalu
menjadi duri dalam capaian-capaian pembangunan bangsa kita saat ini.
Pasalnya, isu ini seringkali
tidak menjadi pertimbangan utama dalam rangka melaksanakan pembangunan. Karena
itu, secara nyata kita melihat semakin lebarnya kesenjangan antara yang kaya
dan yang miskin.
Begitu juga, rakyat tertindas
semakin sulit untuk mendapatkan keadilan. Seiring dengan itu, perhatian para elit
politik terhadap orang miskin dan tertindas makin kecil dan cenderung tak tulus
sebab bagian dari pencitraan. Untuk mengatasi hal itu, kita membutuhkan
pemimpin yang sungguh-sungguh mau memperjuangkan kepentingan rakyat miskin dan
tertindas tersebut.
Pilihlah yang Memiliki Komitmen terhadap Perjuangan Perempuan! Persoalan perempuan harus terus menjadi perhatian kita. Ketertinggalan dan keterbelakangan perempuan serta akses ke ruang publik yang masih sangat terbatas membutuhkan komitmen perjuangan yang sungguh-sungguh.
Pilihlah yang Memiliki Komitmen terhadap Perjuangan Perempuan! Persoalan perempuan harus terus menjadi perhatian kita. Ketertinggalan dan keterbelakangan perempuan serta akses ke ruang publik yang masih sangat terbatas membutuhkan komitmen perjuangan yang sungguh-sungguh.
Kata Jeirry Sumampow, PGI
sejak lama dan sampai saat ini punya komitmen iman untuk memperjuangankan
persoalan yang dihadapi perempuan. Karena itu, agar perjuangan perempuan bisa
lebih efektif, maka kita membutuhkan figur yang tidak sekadar punya komitmen,
tapi juga yang memiliki pemahaman dan perspektif baik tentang kesetaraan
jender, untuk duduk di parlemen.
Pilihlah yang Jujur dan Santun! Dunia politik penuh dengan kebohongan dan ketidaksantunan. Para politisi kita juga mudah sekali tersulut emosi dan melakukan kebohongan dengan menebar janji-janji palsu. Karena itu, cermatilah politisi jenis ini dan jangan memilih mereka! Ke depan, kita membutuhkan politisi yang jujur dan santun dalam berkomunikasi dengan rakyat.
Pilihlah yang Jujur dan Santun! Dunia politik penuh dengan kebohongan dan ketidaksantunan. Para politisi kita juga mudah sekali tersulut emosi dan melakukan kebohongan dengan menebar janji-janji palsu. Karena itu, cermatilah politisi jenis ini dan jangan memilih mereka! Ke depan, kita membutuhkan politisi yang jujur dan santun dalam berkomunikasi dengan rakyat.
Pilihlah yang Memiliki
Komitmen memperjuangkan Pelestarian Lingkungan. Dunia yang kita diami ini kini
telah terancam oleh kehancuran dalam berbagai bentuk bencana karena keserakahan
manusia dan pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam. Olehnya,
pilihlah partai dan caleg yang memiliki komitmen untuk memelihara kelestarian
alam.
“Karena itu, hati nurani tidak
pernah bohong. Untuk itu, gunakan hati nurani Anda dalam menentukan pilihan
nanti. Jangan terpengaruh, terlibat atau bahkan melibatkan diri dalam politik
uang! Sebab itu berarti Anda menggadaikan hati nurani Anda,” kata Jeirry
Sumampow.
Jangan Memilih Berdasarkan Agama
Salah satu persoalan pelik
bangsa kita saat ini adalah menguatnya sektarianisme dan fanatisme atas dasar
agama. Politisasi agama dalam Pemilu pun sangat kental dengan nuansa tersebut.
Kita tidak ingin Pemilu 2014 menjadi ajang untuk semakin melestarikan atau
memperkuat sektarianisme dan fanatisme ini.
Jeirry Sumampow mengatakan, kini
pemilih dan beragam kepentingan pada Pemilu 9 April 2014 mendatang. Pemilih
kini dihadapkan pada berbagai kepentingan secara bersamaan. Penyelenggara Pemilu,
kelancaran pelaksanaan terhadap dan partisipasi yang meningkat. Misal, caleg
meraih suara terbanyak, partai politik meraih kursi.
Sementara kepentingan
pemilihan untuk memilih berdasarkan informasi memadai, akses terbuka terhadap
track record calon/peserta Pemilu, akses informasi kePemiluan, bebas dari
intimidasi dan mobilisasi, tidak terkelola secara memadai, tidak intens dan
tidak berkualitas.
Hasilnya adalah deretan daftar apatisme
masyarakat terhadap proses Pemilu, seperti ditunjukkan berbagai survey. Suara
pemilih dijadikan alat tukar dengan iming-iming materi tertentu (politik uang).
Disebutkan, Pemilu harus kita
maknai sebagai momentum untuk semakin memperkuat komitmen untuk memperkokoh
NKRI. Karena itu, dalam memilih berilah penilaian berdasarkan kapasitas,
kualitas dan rekam jejak figur, bukan berdasarkan agama. Memilih berdasarkan
agama berarti kita memberi sumbangan terhadap keruntuhan NKRI di masa depan.(*/lee)
***
Kinerja KPU Harus Diawasi
Kinerja KPU di daerah harus mendapat pengawasan agar tetap
berjalan pada koridor dan tetap independen. Hal itu guna mewujudkan Pemilu
2014 mendatang yang bersih dan jurdil. Setiap elemen diperlukan untuk mengawasi
setiap lini perjalanan pelaksanaan Pemilu tersebut.
HM Taufik Yasak |
Kepala Perwakilan
Ombudsman Provinsi Jambi HM Taufik Yasak, mengatakan, secara substansi
Ombudsman mempunyai kewenangan dalam pengawasan Pemilu, karena merupakan ranah
publik.
“Secara
substansinya, kita harus ikut mengawasi. Karena, Pemilu ini merupakan ranahnya
publik. Agar nantinya Pemilu ini bisa berjalan dengan baik. Kita melakukan
mediasi terhadap pelaksana Pemilu itu sendiri. Kita juga mempunyai kewenangan untuk
mengawasi penyelenggara Pemilu, baik KPU maupun Bawaslu agar mereka bekerja
betul untuk kepentingan rakyat. Supaya mereka jangan ada kecurangan dan
ketimpangan dalam pelaksanaan Pemilu,” katanya.
Disebutkan, beberapa
waktu yang lalu pihaknya telah memanggil KPU Provinsi Jambi untuk meminta
klarifikasi sesuatu perkara. Ombudsman Provinsi Jambi sejauh ini tidak ada masuk
pengaduan ke kita. Karena, untuk pengaduan ada lembaga tersendiri yaitu Bawaslu.
Sementara Direktur CEPP Jambi As’ad Isma
mengatakan, kinerja penyelenggara Pemilu , KPU dan Panwaslu harus diawasi.
Lembaga penyelenggaran Pemilu itu harus berjalan pada koridor sebagai lembaga
yang netral.
Profesionalitas KPU dan Panwaslu menjadi tolak ukur
suksesnya Pemilu April 2014 mendatang. Masih banyak persoalan yang dihadapi KPU
jelang Pemilu April 2014, mulai dari pelaporan dana kampanye caleg hingga
sosialisasi Pemilu April 2014 ke seluruh lapisan masyarakat. (*/lee)(HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI JUMAT 28 MARET 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar