Sabtu, 08 Agustus 2015

Berhasil Meretas Infrastruktur dan Sukses di Program SAMISAKE

Rumah Reot Milik Seorang Nenek di Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih
H Hasan Basri Agus (HBA) Memberikan Semangat Kepada Nenek Pemilik Rumah. Foto Asenk Lee Saragih


Rumah Reot Milik Seorang Nenek di Kota Jambi yang sudah Dibedah Program SAMISAKE.Foto Asenk Lee Saragih.

 Catatan Akhir Jabatan H Hasan Basri Agus- H Fachrori Umar (HBA-FU) (3 Agustus 2010 - 3 Agustus 2015)


BERITAKU, Jambi-Kepemimpinan H Hasan Basri Agus (HBA) dan H Fachrori Umar (FU) sebagai Gubernur Jambi dan Wakil Gubernur Jambi Periode 2010-2015 diletakkan dengan baik. Hubungan baik hingga akhir masa jabatan, HBA-FU juga terjaga, meski kepentingan politik keduanya berlawanan jelang Pilkada Gubernur Jambi Periode 2015-2020 pada 9 Desember 2015 mendatang. Perjalanan kinerja pasangan ini sejak dilantik 3 Agustus 2010 lalu, menorehkan sejumlah prestasi. Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga program berbasis kerakyatan.



Meletakkan akhir jabatan dengan torehan program yang menggembirakan, patut dicatat oleh masyarakat Provinsi Jambi. Keberhasilan dan kekurangan kinerja H Hasan Basri Agus dan H Fachrori Umar sebagai Gubernur Jambi dan Wakil Gubernur Jambi Periode 2010-2015 patut dihargai. Dukungan solid  Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintahan Provinsi Jambi juga jadi penentu keberhasilan tersebut. (Berita Terkait: Berhasil Meretas Infrastruktur dan Sukses di Program SAMISAKE)



Dimasa akhir jabatan, H Hasan Basri Agus-H Fachrori Umar melakukan pertemuan dengan sejumlah wartawan dan berpamitan kepada seluruh SKPD, Senin (3/8/2015). Berikut ini catatan tentang kinerja program HBA-FU selama lima tahun (Agustus 2010-Agustus 2015).




Mengawali kepemimpinan H Hasan Basri Agus dan H Fachrori Umar pada Agustus 2010 lalu, menekankan pada pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Karena bidang itu merupakan urat nadi perekonomian yang harus didukung oleh pemerintah guna mewujudkan masyarakat mandiri dalam meningkatkan perekonomian. Pentingnya pembangunan jalan dan jembatan, adalah salah satu solusi meningkatkan perekonomian di Provinsi Jambi khususnya di daerah produksi pangan.



Lima tahun sudah, Pemerintah Provinsi Jambi dengan visi “Jambi EMAS” (Ekonomi Maju, Aman, Adil dan Sejahtera) 2010-2015 diwujudkan dengan baik. Pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Provinsi Jambi juga meningkat secara signifikan.



Awal tahun 2010 lalu, kerusakan jalan di Provinsi Jambi mencapai 27,14 persen dari sekitar 1.567 km panjang jalan provinsi. Sedangkan jalan provinsi yang rusak ringan di Jambi mencapai 447,05 km (28,53 persen). Jalan provinsi yang kondisinya baik di daerah hanya 295,97 km (18,89 persen).



Guna menjawab tantangan itu serta menyadari besarnya pengaruh kemiskinan akibat infrastruktur itu terhadap percepatan pembangunan daerah, Drs H Hasan Basri Agus-H Facrori Umar memprioritaskan pembangunan infrastruktur di Provinsi Jambi. Langhkah strategis Gubernur Jambi HBA yang dinilai banyak pihak sangat tepat dalam mendorong percepatan kesejahteraan rakyat adalah dengan mengutamakan pembangunan infrastruktur.



Selama lima tahun, kepemimpinan Gubernur Jambi HBA, tetap konsisten membangun infrastruktur di Provinsi Jambi. Perlahan tapi pasti, pembangunan infrastruktur di Provinsi Jambi menggapai kemajuan yang cukup signifikan.



Misalnya pembangunan jalan Jangkat. Potensi pertanian, Pemerintah Provinsi Jambi di bawah kepemimpinan HBA-FU memutuskan untuk membangun jalan Jangkat, tepatnya dari Simpang Pulau Rengas – Muara Siau – Dusun Tuo – Jangkat.



Pembangunan jalan dengan panjang 155,53 Km dan lebar 6,50 m ini dilaksanakan dalam tahun jamak (multi years), yakni tahun 2011 sampai tahun 2014 (Juli 2011 sampai Januari 2014).



Kini, Jangkat sudah punya wajah baru. Tempat yang dulu identik dengan terisolir dan terpencil itu sudah memiliki akses jalan yang bagus, yang sangat memudahkan masyarakatnya dalam melakukan kegiatan ekonomi dan kegiatan lainnya.



Jalan Provinsi Jadi Jalan Nasional



Perjuangan Pemerintah Provinsi Jambi mengusulkan status jalan provinsi menjadi jalan nasional ke Kementerian Pekerjaan Umum sejak tahun 2010, kini membuahkan hasil. Sepanjang 393.100 KM ruas jalan provinsi di Provinsi Jambi dinaikkan statusnya menjadi jalan nasional sesuai penetapan Menteri PU dan Perumahan Rakyat M Basuki Hadimuljono, 23 April 2015 lalu. Kini total jalan Nasional di Provinsi Jambi sepanjang 1.317, 93 KM.



Berdasarkan keputusan Menteri  PU dan Perumahan Rakyat Nomor: 248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1).



Kronologis usulan ruas jalan provinsi menjadi jalan nasional itu sudah dimulai sejak tahun 2012 lalu dengan Surat Gubernur Jambi dengan Judul “Usulan Ruas Jalan Provinsi dan Jalan Non Status Menjadi Jalan Nasional”.  Surat Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) Pertama No 8-620/1986/Bappeda-4/XII/2012 Tanggal 27 Desember 2012, Surat No: 620/1475/Bappeda-4.1/2013 Tanggal 19 Februari 2014 dan Surat Ketiga yakni No: 620/211/Bappeda-4.1/VIII/2014 Tanggal 16 Agustus 2014 yang ditujukan kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat.



Ruas jalan provinsi yang menjadi Jalan Nasioanal itu adalah di Kabupaten Merangin total 72,60 KM meliputi Jalan Bangko-Sei Manau 41,20 Km, Jalan Makalam (Bangko) 0,89 KM, Jalan M Yamin (Bangko) 2,40 Km, Jalan Sei Manau-Batas Kerinci 28,11 Km.



Kemudian di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh total 174,49 Km meliputi Jalan Batas Kerinci-Sanggaran Agung 65,42 Km, Sanggaran Agung-Sungai Penuh 16,77 Km, Jalan Sungai Penuh-Batas Sumbar/Tapan 36,3 Km, Sungai Penuh-Siulak Deras/Letter W 22,24 Km, Siulak Deras-/Letter W-batas Sumbar 33,76 Km.



Selanjutnya di Kota Sungai Penuh total 7,19 Km dengan rincian Jalan Diponegoro 0,25 Km, Jalan Cokrominoto 0,61 Km, Jalan M Yamin 0,58 Km, Jalan Martadinata 2,60 Km, Jalan Sultan Thaha 1,70 Km, Jalan A Yani 0,33 Km, Jalan Soekarno Hatta 1,12 Km.



Kemudian di Kabupaten Muarojambi total 37,05 Km dengan rincian Jalan Simpang Candi Muarojambi/Desa Baru-Candi Muarojambi 4,05 Km, Jalan Batanghari II-Zona Lima (Simpang Pelabi) 33,00 Km. Di Kabupaten Tanjab Timur hanya di Simpang Zona Lima-Muara Sabak dengan total 28,80 Km.



Serta jalan nasional baru di Kabupaten Tanjab Barat dengan total 72,97 Km dengan rincian Jalan Simpang Niam –Lubuk Kambing 38,23 Km dan Jalan Lubuk Kambing-Merlung 34,74 Km.



Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus mengatakan, dengan peralihan status jalan tersebut, beban anggaran APBD untuk perawatan dan peningkatan jalan itu semakin berkurang. Sehingga anggaran bisa dialihkan kepada program yang pro yakyat lainnya.



Dirinya juga mengapresiasi kinerja Bappeda Provinsi Jambi dengan PU Provinsi Jambi yang “menjemput bola” soal peningkatan status jalan tersebut. Semoga kedua SKPD ini tetap bersinergi dalam peningkatan infrastruktur di Provinsi Jambi.



Pembangunan Jalan Kabupaten



Pembangunan Jalan Kerinci juga merupakan prioritas dalam pembangunan infrastruktur Pemerintah Provinsi Jambi. Pembangunan Jalan Kerinci dilaksanakan dalam tahun jamak, yakni tahun 2014 dan 2015. Namun, bukan berarti pembangunan Jalan Kerinci hanya dilaksanakan pada tahun 2014 dan 2015 ini, tahun-tahun sebelumnya pun, pembangunan Jalan Kerinci juga dilakukan.



Sejalan dengan pembangunan Jalan Jangkat dan Jalan Kerinci, Jalan Batang Asai juga mendapat perhatian serius dari Gubernur Jambi. Untuk menanggulangi keterisoliran Batang Asai, yang tentunya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, pembangunan Jalan Batang Asai merupakan langkah maju dalam pembangunan Provinsi Jambi.



Dikatakan HBA, ruas jalan ini merupakan kewenangan provinsi yang menghubungkan Kota Bangko dengan beberapa kecamatan seperti Tiang Pumpung, Muaro Siau, Lembah Masurai, Jangkat dan Sungai Tenang. Pemerintah Provinsi Jambi mengalokasikan hampir Rp250 miliar untuk membangun jalan ke Kerinci.



Bupati Merangin Al Haris dan Bupati Kerinci Adi Rozal mengapresiasi kinerja Gubernur Jambi HBA dan jajaran yang membuat jalan Kerinci-jambi mulus sehingga memperpendek waktu tempuh. Bupati Kerinci, H.Adi Rozal, mengatakan, terimakasih kepada Pemprov Jambi yang mengalokasikan dana pembangunan dari APBD Provinsi Jambi senilai Rp93 miliar, untuk pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, dan Samisake.



Dalam kurun lima tahun terakhir HBA menunjukan komitman yang kuat untuk membuat sarana dan prasarana di Jambi semakin baik. Tercatat Rp 900 miliar dana ABPD Provinsi Jambi tahun 2013 diperuntukan khusus untuk membuka daerah terisolir. Kemudian peningkatan berbagai ruas jalan di seluruh wilayah Provinsi Jambi. Persentase alokasi dana per bidang (Bina Marga, Cita Karya, SDA, Perumahan) dana APBD I TA 2011 hingga 2015 total mencapai Rp 3,4 Triliun.



Sarana dan prasarana irigasi, serta berbagai fasilitas publik lainnya. Dibandingkan total APBD tahun 2013 yang mencapai Rp 3,2 Triliun, maka alokasi dana untuk infrastuktur tersebut sungguh sangat besar demi mewujukan Jambi EMAS 2015.



Lima tahun berjalan kepemimpinan Gubernur Jambi HBA, tetap konsisten membangun infrastruktur di Provinsi Jambi. Perlahan tapi pasti, pembangunan infrastruktur di Provinsi Jambi menggapai kemajuan yang cukup signifikan.



Pembangunan Jalan Provinsi



Mengkaji potensi dan kondisi Jangkat, khususnya potensi pertanian, Pemerintah Provinsi Jambi di bawah kepemimpinan HBA-FU memutuskan untuk membangun jalan Jangkat, tepatnya dari Simpang Pulau Rengas – Muara Siau – Dusun Tuo – Jangkat. 



Pembangunan jalan dengan panjang 155,53 Km dan lebar 6,50 m ini dilaksanakan dalam tahun jamak (multi years), yakni tahun 2011 sampai tahun 2014 (Juli 2011 sampai Januari 2014).



Kini, Jangkat sudah punya wajah baru. Tempat yang dulu identik dengan terisolir dan terpencil itu sudah memiliki akses jalan yang bagus, yang sangat memudahkan masyarakatnya dalam melakukan kegiatan ekonomi dan kegiatan lainnya. 



Dibangunnya jalan Jangkat membawa dampak yang luar biasa. Perjalanan darat dari Bangko (ibukota Merangin) ke Jangkat, yang sebelum jalan dibangun bisa mencapai waktu tempuh hingga 9 jam dan bahkan lebih ketika cuaca hujan, kini bisa ditempuh hanya dalam waktu 3 jam.



HBA menjelaskan,  efek positif dari selesainya pembangunan tentunya perekonomian  dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. “Saya berharap jalan yang telah dibangun dapat dimanfaatkan dengan baik dan ditindaklanjuti  oleh pemerintah kabupaten. Dengan membangun  dan meningkatkan ruas-ruas jalan yang menghubungkan pusat-pusat produksi karena wilayah ini merupakan sangat potensial dengan pertanian dan pemanfaatannya belum optimal,” jelas HBA.



Gubernur Jambi HBA juga menjelaskan bahwa sinergi antara Pemprov Jambi dengan kabupaten/kota harus dibarengi dengan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan program sektoral. “Diharapkan dapat mempercepat upaya pengembangan kawasan ini sebagai sentra agribisnis di Provinsi Jambi,” ujarnya.



Pembangunan jalan dan jembatan di Provinsi Jambi ujung tombaknya berada pada PU Provinsi Jambi, khususnya Bidang Binamarga. Bina Marga bertanggung jawab terhadap implementasi pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan yang bertujuan meningkatkan arus barang dan jasa serta mengurangi tingkat kesenjangan antar wilayah melalui program peningkatan jalan dan jembatan. 



Pendistribusian kegiatannya berdasarkan pendekatan kewilayahan (Wilayah Timur sampai Wilayah Barat Provinsi Jambi) melalui kegiatan-kegiatan berbentuk Pembangunan/Peningkatan dan Pemeliharaan rutin jalan dan jembatan di Provinsi Jambi.



HBA juga menakankan SKPD guna mewujudkan pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung dan Rel Kereta Api lintas Sumatera, serta membuka akses jalan menuju Pelabuhan Ujung Jabung. HBA juga mengharap agar para SKPD berpikir besar untuk memajukan pembangunan insfrastruktur di Provinsi Jambi.



Jalan provinsi itu mencapai 1.504,929 Km yang tersebar di Provinsi Jambi dengan rincian : Ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Tanjab Barat sepanjang 111,372 Km, Kabupaten Tanjab Timur sepanjang 138,374 Km, Kabupaten Muarajambi sepanjang 138,281 Km, Kabupaten Tebo sepanjang 139,162 Km.



Kemudian Kabupaten Bungo sepanjang 102,884 Km, Kabupaten Batanghari sepanjang 210,763 Km, Kabupaten Kerinci sepanjang 200,239 Km, Kabupaten Merangin sepanjang 216,211Km, Kabupaten Sarolangun sepanjang 192,779 Km, Kota Sungai Penuh sepanjang 10,910 Km dan Kota Jambi sepanjang 43,954 Km.



Disamping itu Provinsi Jambi juga menangani Jembatan yang tersebar di ruas Jalan provinsi sebanyak 312 unit atau sepanjang 9.213,05 Km. Kondisi jalan di Provinsi Jambi saat ini meliputi: kondisi baik ( B ) mencapai = 595,568 Km atau (39,574 %), kondisi sedang (S) mencapai 530,526 Km (35,253 %), rusak ringan (RR) mencapai 242,969 Km (16,145 %) dan rusak berat mencapai (RB) 135,866 Km atau (9,028 %).



Jumlah jalan provinsi dalam kondisi mantap (Baik+Sedang ) sepanjang 1.126,094 Km atau 74,827 %. Kondisi jembatan di Provinsi Jambi sepanjang 9.213,05 meter (sebanyak 312 unit), saat ini sepanjang 1.548 meter (atau 16,80 %) diantaranya dalam kondisi rusak.



Penghargaan Tingkat Nasional Bidang PU



Pemerintah Provinsi Jambi dibawah kepemimpinan HBA-FU meraih dua penghargaan Pekerjaan Umum (PU) tingkat nasional dari Kementerian PU dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Kedua penghargaan tersebut diterima oleh Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus dalam Malam Penghargaan Pekerjaan Umum Tahun 2014, bertempat di Ruang Serbaguna Gedung Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Jumat (5/12/2014).



Dalam Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Pekerjaan Umum (PKPD-PU) tersebut, untuk kategori provinsi, Provinsi Jambi maraih dua penghargaan, yaitu terbaik 3 Sub Bidang Sumber Daya Air dan terbaik 3 Sub Bidang Bina Marga se nasional.



Lima Sub bidang dalam PKPD-PU ini, yaitu, 1.Sub Bidang Penataan Ruang, 2.Sub Bidang Sumber Daya Air, 3.Sub Bidang Bina Marga, 4.Sub Bidang Cipta Karya, dan 5.Sub Bidang Jasa Konstruksi. PKPD-PU terhadap kelima Sub bidang tersebut dibagi dalam Kategori Provinsi, Kategori Kota, dan Kategori Kabupaten.



HBA mengatakan, penghargaan ini merupakan motivasi dalam memacu program ke-PU-an di Provinsi Jambi agar lebih baik lagi kedepan. “Ini semua berkat kerja keras dari staf kita, terutama Dinas PU Provinsi Jambi dengan seluruh stafnya di lapangan, pengawas, dan sebagainya. Penilaian ini dilakukan oleh (Pemerintah) Pusat atas prestasi-prestasi yang telah dilakukan selama ini," ujar HBA.



“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Jambi mengucapkan terimakasih kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat atas penghargaan yang diberikan. Mudah-mudahan apa yang disampaikan oleh beliau, akan ada semacam reward nanti kepada kita, mungkin dalam bentuk dana, terwujud," tutur HBA.



“Saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman di PU atas kerja keras selama ini. Mudah-mudahan prestasi ini akan memacu kita untuk lebih baik lagi kedepan," harap HBA. HBA mengungkapkan bahwa dirinya mengajukan beberapa proposal kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat, terutama upaya mempercepat pembangunan trase jalan ke Ujung Jabung.
Gentala Arasy Icon Kebangkitan Jambi



“Dari sinilah semuanya berawal. Kita bertekad bahwa ada yang perlu diperbuat untuk menjadikan segalanya menjadi lebih baik. Meski diakui bahwa ini adalah mimpi. Tetapi kitapun percaya bahwa segalanya memang berawal dari mimpi. Guna mewujudkan itu semua hanya diperlukan sebuah langkah permulaan. Yang sulit itu butuh waktu. Yang tidak mungkin hanya butuh waktu sedikit lebih lama. Kejujuran, kerja keras, bertanggung jawab, dan berpegang teguh dengan visi adalah kunci dalam mewujudkan impian”.



Demikian ungkapan HBA memaknai bangunan Menara Gentala Arasy Jambi. Menurutnya, ikon adalah lambang atau logo berupa orang, bangunan, simbol, dan gambar yang yang mempunyai ikatan emosional yang dirasakan warga dari masa tertentu dalam sejarah. 



“Logo, orang, simbol atau gambar bukan sesuatu yang sembarangan. Tetapi ia memiliki keterkaitan dengan keterkenalan atau popularitas. Kualitas ekspresi visual dan tempatnya dalam memori kolektif warga. Sebuah ikon kota merupakan pertanda pertautan kelampauan dan kekinian,” ujar.



Dengan mempertautkan kelampuan dan kekinian ini sebuah masyarakat tampak mengalami kontinuitas dalam menapaki kehidupan bermasyarakat. Ada kalanya masyarakat kehilangan (diskontinuitas) dengan masa lalunya karena ada bagian masa lalu dengan sengaja dihilangkan.



“Pada saat yang sama ingin mempertahankan bagian lain dari masa lalu itu sehingga melahirkan fragmentasi masyarakat. Oleh karena itu kehadiran sebuah ikon dalam masyarakat menjadi penting sebagai penanda masyarakat. Penanda dapat menghubungkan kelampauan dan kekinian sekaligus menjadi pengingat agar sebuah kota mudah dikenal publik,” ungkap HBA.



Menara yang diberi nama “Gentala Arasy” oleh Budayawan Jambi H Junaidi T Noor ini secara harfiah mempunyai makna “Lonceng pengatur waktu yang menjulang tinggi”. Sedangkan kalimat “Arasy” adalah singkatan dari Abdurrahman Sayuti, yaitu nama salah satu mantan Gubernur Jambi yang berasal dari Jambi Seberang.



Diresmikan Wapres JK



Wakil Presiden RI H. Muhammad Jusuf Kalla menyampaikan, peresmian Menara Gentala Arasy dan Jembatan Pedestrian Titian  Arasy merupakan suatu kebanggaan dan rahmat bagi masyarakat banyak, tentu dengan kegunaan yang sangat  bermanfaat.



“Tujuan pemerintah daerah mendirikan menara tersebut yaitu untuk memajukan negeri ini, serta memberikan kesempatan kepada rakyat untuk memberikan kemakmuran yang sama dengan cara meningkatkan fasilitas infrastruktur dan memberikan pendidikan yang lebih baik dan kesehatan yang baik kepada masyarakat,” kata JK.



“Gentala Arasy dan Jembatan Pedestrian Titian Gentala Arasy merupakan suatu ikon baru Kota Jambi. Mari kita jaga kebersihannya agar bisa menarik pengunjung banyak datang dan bisa menjadi penambah ekonomi bagi masyrakat yang ada di sekitarnya,” kata Wapres.



Gubernur Jambi HBA menjelaskan, panjang jembatan yang dibangun 503 meter dan lebar 4,5 meter serta terdapat dua tiang penahan kabel dengan ketinggian 84 meter. Peresmian Gentala Arasy dan Jembatan Pedestrian Titian Gentala Arasy itu ditandai dengan penandatanganan Prasasti Menara Gentala Arasy dan Jembatan Pendestrian Titian Gentala Arasy oleh Wapres yang disaksikan oleh Gubernur HBA, Sabtu 29 Maret 2015.



Keberhasilan yang Patut Dibanggakan



Sementara itu, mantan Komisaris Bank Jambi, Asnawi Nasution mengatakan, kinerja pasangan HBA-FU selama lima tahun cukup menggembirakan. Baik bidang infrastruktur, ekonomi, budaya, pendidikan, lingkungan dan kepemimpinan.



Menurut Asnawi Nasution, sejak tahun Agustus 2010, pembangunan infrastrukurtur berjalan pesat. Seperti pembangunan jalan provinsi, jalan kabupaten hingga jalan nasional. Penghargaan yang didapat oleh Gubernur Jambi dan jajaran juga menjadi bukti nyata kalau dukungan dari SKPD cukup solid selama masa kepemimpinan HBA-FU.



Menurut Asnawi Nasution, pembangunan perluasan Bandara Sultan Thaha Jambi, Pelabuhan Laut Ujung Jabung, jalan Jangkat-Kerinci, Menara Gentala Arasy dan Jembatan Pendestrian Titian Gentala Arasy, Pelaksanaan sejumlah kegiatan berskala Nasional bidang keagamaan, HPN 2012, Perkempinas, Pena Mas PWI, WTP Tiga kali berturut dan Penghargaan Lingkungan Hidup.



Kemudian pelaksanaan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat Nasional yang  berlangsung di Pondok Pesantren As’ad, Seberang Kota Jambi berjalan dengan sukses. Kemudian dukungan pelaksanaan Sidang Nasional Majelis Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Jambi, pencapaian Bandara Sultan Thaha Jambi sebagai Embarkasi Antara haji Jambi juga merupakan prestasi HBA-FU dan jajaran.



Sementara Pengamat Ekonomi Jambi, Pantun Bukit baru-baru ini mengatakan, semasa kepemimpinan HBA-FU pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mampu mendapat prediket pertama di Sumatera dan nomor dua se Indonesia. Penilaian yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional menunjukkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mencapai 7,93 persen.



Menurut Pantun Bukit, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dalam 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. “Pertumbuhan ekonomi Jambi ini tertinggi di Sumatera dan peringkat dua secara Nasional setelah Sulawesi Barat dengan pertumbuhan ekonomi 8,73 persen. Pertumbuhan ekonomi ini sangat penting bagi pembangunan di Provinsi Jambi. Pertumbuhan ekonomi ini sangat penting bagi modal pembangunan kita, karena dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, akan menggerakkan aktivitas perekonomian dan dapat mengurangi pengangguran, disamping itu laju inflasi di Provinsi Jambi juga mampu dikendalikan,” katanya.



Disebutkan, bahwa dengan pertumbuhan ekonomi ini, trend investasi di Provinsi Jambi juga akan meningkat. Karena salah satu pertimbangan investor berinvestasi di daerah itu juga diukur berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonominya.



“Pertumbuhan ekonomi ini juga berpengaruh positif terhadap investasi kita, mengingat salah satu tolak ukur investor berinvestasi didaerah adalah pertumbuhan ekonomi yang stabil. Indeks kegembiraan masyarakat juga masuk dalam fariabel pertumbuhan ekonomi ini. Indek kegembiraan itu karena masyarakat merasa aman, menikmati sara prasara infrastruktur dan pelayanan public lainnya. Secara khusus bahwa aksi unjuk rasa sudah jarang terjadi,” ujarnya.



Sementara berdasarkan catatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp23,39triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 29,55%,sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,74% serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,65%.



Sementara Ketua Organisasi Kepemudaan IPK Donny Pasaribu SP mengatakan, pembangunan infrastruktur yang cukup pesat sejak Agustus 2010 hingga 2015 ini menjadi tolak ukur keberhasilan HBA-FU dalam memimpin Pemerintahan Provinsi Jambi selama lima tahun.



Banyak gebrakan kebijakan yang dilakukan HBA dan FU dalam meretas insfrastruktur di Provinsi Jambi guna pencapaian pembangunan yang pro rakyat. Salah satu program unggulan HBA-FU yakni Satu Miliar Satu Kecamatan (Samisake).



Menurut Donny Pasaribu, program Samisake yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Jambi sejak dipimpin pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus- H Fachrori Umar (HBA-FU) Agustus 2010 lalu ini membuat (HBA-FU) merakyat. Program Samisake juga menjadi program pro rakyat yang harus terus berkelanjutan. Pemerintah Provinsi Jambi sejak tahun 2010 hingga 2015 telah menyalurkan dana Samisake sebesar Rp 546 Miliar.



“Dari pemberitaan media, program Samisake juga dinilai banyak kalangan menjadi program percontohan secara nasional. Bahkan program Samisake merupakan program unggulan Provinsi Jambi dalam pengentasan rakyat miskin yang telah berjalan lima tahun berjalan. Bahkan para Guru Besar Universitas Padjajaran Bandung baru-baru ini melakukan studi banding di Jambi soal program Samisake tersebut,” katanya.



Capaian Program Samisake sejak digulirkan pada tahun 2011-2014 antara lain, bedah rumah warga miskin 19.180 unit, pembuatan sertifikat warga sebanyak 501 Persil, beasiswa 32.489 siswa, bantuan modal UMKM 3.116 kepala keluarga, Alsintan 2.557 unit, bantuan kenderaan roda 3 sebanyak 184 unit dan roda 6 sebanyak 18 unit.



Kemudian pembiayaan Jamkesmasda di RS Raden Mattaher Jambi, pasien rawat jalan 22.247 kasus, pasien rawat inap 22.661 kasus. Selanjutnya  pembiayaan Jamkesmasda di RS Jiwa Jambi, pasien rawat jalan 3.105 kasus, pasien rawat inap 169 kasus. 



Capaian Program Samisake lainnya yakni pembiayaan pelatihan tingkat Provinsi Jambi 1.584 orang, kabupaten/kota 1.016 orang, bantuan honorel THL 347 orang, Sanitasi MCK 81 unit, bantuan ternak 35 ekor, penggemukan sapi 118 ekor dan sambungan listrik 129 sambungan.



Pemerintah Provinsi Jambi sejak tahun 2010 hingga 2015 telah menyalurkan dana Satu Miliar Satu Kecamatan (Samisake) sebesar Rp Rp546 Miliar. Sementara target bedah rumah hingga tahun 2015, sebanyak 25 ribu unit rumah yang akan dibedah. Sedangkan pada akhir Desember 2014 lalu  telah melebihi target atau sebanyak 25.688 rumah.



Terpisah, Ketua DPRD Provinsi Jambi Ir Cornelis Buston menambahkan, mengapresiasi capaian kinerja HBA-Fu selama lima tahun ini. Menurut Cornelis, peningkatan swasembada pangan yang dibarengi dengan pembangunan irigasi pada wilayah sentra-sentra pertanian, khususnya tanaman padi sawah sudah dilakukan.



Disebutkan, peningkatan irigasi di Provinsi Jambi memacu peningkatan pertanian hingga menuju swasembada pangan. Pemerintah pusat telah mencanangkan untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional, serta bertekad 3 tahun ke depan Indonesia mewujudkan swasembada pangan. HBA-FU  terus mendorong pembangunan irigasi di daerah produksi tanaman pangan potensial Provinsi Jambi.



Disebutkan, Gubernur Jambi HBA saat Pencanangan Nasional Gerakan Perbaikan Irigasi Tingkat Provinsi Jambi 2015 bertempat Desa Suban, Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, baru-baru ini, irigasi yang ditinjau adalah irigasi Suban yang bisa mengairi sawah 1200 hektar yang menghasilkan beras 18.000 ton per tahun.



Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jambi sudah berupaya agar Provinsi Jambi bisa swasembada pangan. Irigasi Batang Asam ini merupakan irigasi yang terbaik di-Provinsi Jambi. Dikatakan, infrastruktur dasar pertanian seperti jaringan irigasi, memiliki peran yang sangat vital dan strategis untuk mendukung upaya perwujudan ketahanan pangan. (Asenk Lee Saragih/ADV)




Tidak ada komentar: