TOLAK POLITIK UANG |
Menjadi Pemilih
yang Cerdas
Pemilu adalah
momentum perubahan bagi bangsa ini. Sejumlah lembaga independen, agama,
organisasi kemasyarakatan mengajak seluruh masyarakat pemilih di seluruh
Indonesia untuk menjadi pemilih yang cerdas. Sebab, hanya dalam waktu 1 menit
seorang pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) menentukan nasib bangsa 5
tahun kedepan. Sikap golongan putih (golput) juga harus dihindari sebagai
bagian dari rakyat Indonesia yang bebas dalam berdemokrasi.
Rosenman Manihuruk,
Jambi
Konferensi Wali
Gereja Indonesia mengajak kita semua menjadi pemilih yang cerdas. Kita sedang
bersiap diri menyambut pemilu legislatif untuk memilih anggota DPR, DPD, dan
DPRD pada 9 April 2014.
Sebagai negara
yang menganut sistem demokrasi, pemilu menjadi peristiwa penting dan strategis
sebagai kesempatan memilih calon anggota legislatif (caleg) dan perwakilan
daerah yang akan menjadi wakil rakyat. Karena itu, KWI berusaha menegaskan agar
kita bisa menjadi pemilih yang cerdas.
Sebelumnya CEPP
(Center For Election and Political Party) Unilink Provinsi Jambi sebagai lembaga kajian
politik, dan bekerjasama dengan Kesbangpol Provinsi Jambi juga membuka mata
pemilih pemula soal pentingnya politik dalam Negara demokrasi.
CEPP Provinsi
Jambi mengadakan Rock the Vote yang bertemakan “pemilih cerdas” yang
menghasilkan pemimpin berkualitas. Kemudian, rangkaian daripada kegiatan itu,
diantaranya ialah kegiatan pendidikan
pemilih muda Senin (3/3).
Kegiatan yang
diadakan di Kampung Raja Kecamatan Kotabaru Jambi, diikuti oleh lima ratus(500)
mahasiswa dan pelajar tingkat sekolah Provinsi Jambi. Disamping itu, dalam
pembelajaran dan pendidikan pemilih muda diharapkan akan lebih terangsang dan
peka terhadap situasi persoalan pada kaula muda saat ini. Menjadikan pemilih
muda yang cerdas, termasuk pentingnya pendidikan politik yang baik, dan.
Direktur CEPP
Unilink Provinsi Jambi, Asad Isma mengatakan, kegiatan itu guna membentuk pemilih
pemula dan muda yang cerdas, dan tahu siapa yang harus dipilihnya nanti. Karena
satu menit menentukan nasib bangsa 5 tahun kedepan.
Sementara Tigor
Sinaga berpendepat, gerakan golongan putih (golput) yang kini mulai muncul
kepermukaan, hal itu harus dihindari. Karena sikap golput bukan cerminan dari
hidup berdemokrasi yang baik.
“Kita ajak
seluruh rakyat yang memiliki hak pilih untuk datang ke TPS 9 April 2014
mendatang. Karena hanya butuh waktu kurang lebih 1 menit di bilik suara, akan
menentukan nasib bangsa 5 tahun kedepan. Jadilah pemilih yang cerdas demi masa
depan bangsa,” ujarnya.
Benny Susetyo,
seorang Budayawan dalam tulisannya di SINAR HARAPAN, Edisi 26 Februari 2014) menuliskan, sebagai
negara yang menganut sistem demokrasi, pemilu menjadi peristiwa penting dan
strategis sebagai kesempatan memilih calon anggota legislatif (caleg) dan
perwakilan daerah yang akan menjadi wakil rakyat.
Karena itu, KWI
berusaha menegaskan agar kita bisa menjadi pemilih yang cerdas.Pemilu sebagai
sarana bagi rakyat untuk menentukan elite-elite politik yang duduk mewakili
kepentingan rakyat. Sepanjang reformasi kita bisa menilai secara singkat
kualitas para wakil rakyat yang terpilih sering kali tidak sebanding dengan
harapan rakyat.
Sesudah
terpilih, umumnya mereka “melupakan” rakyatnya dan hanya mengejar kepentingan
pribadi dan golongannya.
Jangan
Menyerah
Namun, kita
tidak boleh menyerah. Hanya dalam pemilulah sebagai sarana demokrasi bagi kita
untuk mendapatkan wakil-wakil rakyat yang berkualitas. Menjadi pemilih yang
cerdas berarti mensyaratkan rakyat untuk terbuka dan cerdas, tidak tergiur
tipuan-tipuan kampanye, apalagi iming-iming politik uang.
Jangan
pesimistis dan menyerah karena dengan ikut memilih berarti Anda ambil bagian
dalam menentukan arah perjalanan bangsa ke depan. Penting disadari bagi para
pemilih untuk tidak saja datang dan memberikan suara, melainkan menentukan
pilihannya dengan cerdas dan sesuai hati nurani.
Masyarakat
seharusnya jangan asal menggunakan hak pilih, apalagi sekadar ikut-ikutan.
Siapa pun calon dan partai apa pun pilihan yang diyakini, hendaknya dipilih
dengan keyakinan calon tersebut dan partainya akan mewakili rakyat dengan
berjuang bersama seluruh komponen masyarakat mewujudkan cita-cita bersama
bangsa Indonesia.
Pertanyaannya
adalah caleg macam apa yang mesti dipilih dan partai mana yang mesti menjadi
pilihan kita. Masih banyak calon wakil rakyat yang memiliki idealisme untuk
bersungguh-sungguh memperjuangkan kepentingan bangsa ini. Kita harus terbuka,
menggunakan mata hati untuk sejujur-jujurnya dan sejernihnya agar pemilu bisa
menghasilkan para elite yang berkualitas baik.
Sementara
Ketua UmumPersekutuan Gereja-gereja di Indonesia(PGI), Pdt Andreas A Yewangoe
dalam surat terbukanya mengajak umat Kristiani di Indonesia, untuk “Tolak
Politik Uang, Pilihlah dengan Hati Nurani dan Jangan Golput”!
Tahun
2014 adalah Tahun Politik, sebab pada tahun ini akan berlangsung 2 (dua)
Pemilihan Umum (Pemilu), yaitu Pemilu Legislatif untuk memilih Anggota DPR, DPD
dan DPRD pada 9 April 2014 dan Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014. Hasil kedua
Pemilu tersebut akan mengganti seluruh anggota parlemen dan mengganti Presiden
dan Wakil Presiden kita. Dalam menyambut dua peristiwa penting itu, maka ruang
publik kita selama tahun ini akan diisi oleh berbagai wacana dan informasi
politik untuk mewarnai dan memaknai pelaksanaan Pemilu 2014 ini.
Tentu ada wacana
dan informasi yang membangun dan mencerdaskan, namun ada juga yang bersifat
pembodohan dan penggiringan opini. Karena itu, sebagai warga negara, kita perlu
lebih hati-hati dan cermat dalam mencerna semua itu agar kita tidak terjerumus
dalam pemaknaan yang keliru tentang Pemilu. Kita hendaknya tidak mudah
terpengaruh oleh bujuk rayu dan pencitraan yang makin masif menghampiri kita.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pemilu selalu menjadi peristiwa penting yang menarik bagi setiap warga negara. Pemilu juga selalu memiliki makna eksistensial bagi sebuah negara, sebab Pemilu adalah mekanisme pendelegasian kedaulatan rakyat kepada mereka yang hendak memegang kekuasaan di pemerintahan. Pemilu juga adalah mekanisme pergantian pemegang kekuasaan secara periodik dan tertib.
Dan dalam konteks Indonesia yang majemuk, Pemilu juga menjadi penting sebagai mekanisme pemindahan berbagai macam perbedaan dan pertentangan kepentingan dari masyarakat ke dalam lembaga legislatif dan eksekutif untuk dibahas dan diputuskan secara terbuka dan beradab. Dalam pengertian ini maka Pemilu merupakan kanalisasi konflik dan perbedaan yang ada dalam masyarakat.
Dengan demikian, Pemilu tidak hanya sekedar bahwa setiap warga negara akan secara langsung menyalurkan hak politiknya untuk menentukan para pimpinan negara, tapi juga menjadi momentum dimana rakyat menaruh harapan akan adanya perubahan dan perbaikan kehidupannya ke arah yang lebih baik. Bahkan Pemilu bisa menjadi alat kontrol dan kritik rakyat secara langsung bagi jalannya kekuasaan pemerintahan.
Menyasar Pemilih
Cerdas Pemula
Perkembangan
demokrasi di Indonesia, tidak seiring dengan pendidikan berpolitik anak bangsa.
Banyak muncul politikus karbitan, karena minimnya pengajaran tentang politik
sejak dini. Bahkan pendidikan politik kerap dianggab tabu bagu anak didik,
sehingga ketika beranjak dewasa gamang dalam menghadapi Negara demokrasi yang
erat kaitannya dengan politik.
Namun, kini CEPP
(Center For Election and Political Party) Unilink Provinsi Jambi sebagai lembaga kajian
politik, dan bekerjasama dengan Kesbangpol Provinsi Jambi membuka mata pemilih
pemula soal pentingnya politik dalam Negara demokrasi.
CEPP Provinsi
Jambi mengadakan Rock the Vote yang bertemakan “pemilih cerdas” yang
menghasilkan pemimpin berkualitas. Kemudian, rangkaian daripada kegiatan itu,
diantaranya ialah kegiatan pendidikan
pemilih muda Senin (3/3).
Kegiatan yang
diadakan di Kampung Raja Kecamatan Kotabaru Jambi, yang diikuti oleh lima ratus(500) mahasiswa dan
pelajar tingkat sekolah Provinsi Jambi. Dalam Prosesi kegiatan, dilapangan,
bahwa peserta tampak begitu antusias,
karena disertai dengan beberapa yel-yel penyemangat dari belasan kelompok yang
sudah diatur oleh panitia pelaksana.
Disamping itu,
dalam pembelajaran dan pendidikan pemilih muda diharapkan akan lebih terangsang
dan peka terhadap situasi persoalan pada kaula muda saat ini. Menjadikan
pemilih muda yang cerdas, termasuk pentingnya pendidikan politik yang baik,
dan. Bagaimana menyikapi daripada persoalan persoalan terkait urusan politik.
Direktur CEPP Unilink
Provinsi Jambi, Asad Isma mengatakan, berharap dengan kegiatan ini, bisa
menjadikan pemilih muda yang cerdas, dan tahu siapa yang harus dipilihnya nanti.
Kemudian juga
beberapa materi-materi yang dipaparkan oleh tutor ditiap kelompok, yakni soal
pemilu kedepannya. Kajian politik, demokrasi, sampailah pada memilih dengan cara
yang Cerdas dan benar. Terus kemudian bagaimana memilih pemimpin yang benar.
Anton sebagi
tutor mengatakan bahwa kegiatan ini, suatu pembelajaran dan pendidikan pemilih
terhadap pemilih muda yang harus diberi pengertian terhadap pandangan pandangan
soal politik, dan bagaimana pemilih muda harus beprestasi, dan mennetukan
pemimpin indonesia 2014 akan dating.
Dilokasi juga
terlihat pembelajaran kepada pemilih muda, dan proses simulasi pemilihan dan
pencoblosan. Bangkit, selaku mewakili CEPP Uneversitas Indonesia mengatakan
bahwa dengan kegiatan ini, pendidikan pemilih muda, sudah diadakan beberapa
tempat dan hari ini di provinsi Jambi.
Kegiatan yang
dimulai februari dan ditargetkan hingga maret ke 34 provinsi CEPP seluruhnya.
Bangkit
mengatakan, dengan rangkaian kegiatan ini. “Agar masyarakat pemilih muda itu
ngak asal memilih calon pemimpin mereka, dengan kegiatan ini sekaligus suatu
proses dalam pendidikan pemilih muda,” katanya.
Harapan
kedepannya supaya tentunya Indonesia lebih maju untuk berjuang untuk rakyat,
dan tak salah pilih dalam memilih seorang pemimpin.
Menurut Bangkit,
bahwa setiap CEPP yang ada di 34 provinsi seindonesia, dari 34 provinsi yang telah
dibentuk ini, dimulai dari Februari sampai akhir Maret, sudah dijadwalkan dan
dipastikan akan diadakan kegiatan Rock the vote seperti yang diadakaan di Jambi
saat ini. (*/lee)
(*)(HARIAN JAMBIwww.harianjambi.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar