Salah satu persoalan pelik bangsa kita saat ini adalah
menguatnya sektarianisme dan fanatisme atas dasar agama. Politisasi agama dalam
Pemilu pun sangat kental dengan nuansa tersebut. Kita tidak ingin Pemilu 2014 menjadi
ajang untuk semakin melestarikan atau memperkuat sektarianisme dan fanatisme ini.
ROSENMAN M,
Jambi
Kini pemilih dan
beragam kepentingan pada pemilu 9 April 2014 mendatang. Pemilih kini dihadapkan
pada berbagai kepentingan secara bersamaan. Penyelenggara Pemilu, kelancaran
pelaksanaan terhadap dan partisipasi yang meningkat. Misal, caleg meraih suara
terbanyak, partai politik meraih kursi.
Sementara
kepentingan pemilihan untuk memilih berdasarkan informasi memadai, akses
terbuka terhadap track record calon/peserta pemilu, akses informasi kepemiluan,
bebas dari intimidasi dan mobilisasi, tidak terkelola secara memadai, tidak
intens dan tidak berkualitas.
Hasilya adalah
deretan daftar apatisme masyarakat terhadap proses pemilu, seperti ditunjukkan
berbagai survey. Suara pemilih dijadikan alat tukar dengan iming-iming materi
tertentu (politik uang).
Hal itu
dikemukakan Ketua Komisi Pemilihan Indonesia/Sekretaris Eksekutif Bidang
Diakonoi PGI Jakarta, Jeirry Sumampow
pada diskusi panel bersama para Pendeta,
Penatua dari Gereja-gereja PGI, PGPI dan HKBP Regional I Provinsi Jambi dari
Kota Jambi, Muarojambi, Batanghari, Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur di salah satu restoran di Jambi, Senin (17/3/14).(BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar