Musim
panas yang melanda Kota Jambi dalam dua bulan terakhir, tentu berpengaruh
terhadap volume air terutama air bersih. Lalu bagaimana dengan produksi air bersih
di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Jambi?
Berbicara
masalah musim panas sebagiannya tentunya selalu dikaitkan dengan kondisi alam.
Semakin panasnya daerah yang kita huni, berpengaruh dengan jumlah kapasitas
hutan yang ada. Semakin lebat hutannya semakin stabil pula kondisi alam.
Dapat
dilihat bagaimana terik panasnya matahari saat ini tidak terlepas dari kondisi
hutan kita di Jambi yang semakin punah. Seperti yang diungkapkan Rahmat Hidayat,
Direktur KKI Warsi Jambi.
Ia
mengatakan, semakin berkurangnya jumlah kawasan hutan di Provinsi Jambi, akan sangat
berpengaruh dengan iklim. Efek rumah kaca akan meningkat akibat ketidakmampuan
hutan menyerap karbondioksida yaitu pencemaran udara, seperti asap pabrik
dan asap kendaraan. Terlebih juga ketidakmampuan hutan menstabilkan sinar
matahari yang menyinari bumi, sehingga menyebabkan lingkungan semakin panas.
“Hutan
kita yang yang hanya tinggal 1,1 juta hektar saat ini. Memungkinkan memicunya
pemanasan global dari sebelumnya 2,2 juta hektar berdasarkan data tahun 2011. Apalagi
lahan hutan gambut yang banyak terbakar di Jambi, dapat memperparah keadaan
iklim. Diketahui, lahan gambut ini dapat menyimpan karbondioksida cukup
banyak tentu sangat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Di
awal tahun 2014 ini, Kota Jambi diiringi musim panas yang nyaris
berkepanjangan. Terik matahari semakin menyengat dalam dua bulan terakhir. Pada
musim ini, tidak sedikit berpengaruh terhadap alam yang berdampak pada
kebakaran dan sulitnya mencari air bersih di berbagai daerah.
Hal
ini pun sempat berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat terhadap air
minum instan yakni air galon.
Prosuduksi
PDAM
Musim
kemarau tentunya akan berpengaruh terhadap produksi air bersih. Tapi beruntung,
bahwa musim kemarau saat ini belum berdampak pada produksi air bersih di Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Jambi. Warga masih bisa menikmati air bersih yang
disediakan oleh PDAM. Ini disampaikan Abdillah SE, Kepala Humas PDAM Tirta
Mayang Kota Jambi.
“Meskipun
sekarang ini sudah masuk musim kemarau, tapi produksi air bersih di PDAM masih berjalan
dengan baik. Air bersih masih bisa dengan mudah didapat oleh masyarakat seperti
biasanya,” ujarnya.
Kendati
demikian lanjutnya, masyarakat harus tetap berhemat dalam menkonsumsi air
bersih. Hal ini diperlukan, untuk
menjaga kestabilan kebutuhan rumah tangga terhadap air bersih. Jika tidak
demikian, masyarakat Jambi akan terancam kekurangan air bersih.
“Musim
panas jangka pendek saat di Kota Jambi saat ini, khususnya masyarakat perlu berhati-hati
agar selalu berhemat air. Ini perlu untuk menjaga kestabilan kebutuhan rumah
tangga dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Bahan Baku
Masih Lancar
Menurutnya,
kondisi bahan baku produksi air bersih di PDAM saat ini masih tergolong normal.
Air yang biasa diambil dari Sungai Batanghari masih cukup untuk dikelola. Tidak
ada hambatan-hambatan tertentu yang dapat menghalangi penyaluran air Sungai
Batanghari untuk dikelola oleh PDAM.
“Musim
panas 2014 yang terjadi beberapa bulan ini jika dilihat dari pengaruhnya, tidak
begitu signifikan dengan kondisi produksi air PDAM saat ini. Pasalnya sekarang,
kemarau yang ada termasuk jangka pendek. Bahan baku air yang diambil dari Sungai
Batanghari masih lancar-lancar saja diproduksi seperti biasanya. Karena air tidak
menyusut terlalu drastis,” ungkapnya.
Pengaliran
air ke perumahan warga Kota Jambi masih saat ini menurutnya masih dalam konsisi
yang lancar secara keseluruhan, yang dialirkan dari mesin induk PDAM. Namun
kendala pasti ada, seperti adanya beberapa titik yang pipanya mengalami
kerusakan dan pecah, sehingga menghambat penyaluran air pada warga.
“Ada
beberapa titik yang kita jumpai masih terdapat pipa yang pecah namun kita
segera memperbaikinya. Pecahnya pipa juga dapat menghambat penyaluran air ke rumah
warga. Untuk itu, segala hambatan kita usahakan atasi dengan cepat,” ujarnya
Mengikuti
kondisi panas saat ini tidak sedikit menyebabkan kegelisahan warga. Sebab, air
merupakan kebutuhan pokok utama masyarakat setiap harinya. Mulai untuk minum,
memasak, mencuci pakaian dan beberapa kebutuhan pokok lainnya.(*/poy)
Bagaimana Suplai
Air di Lapangan?
Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Jambi
memastikan, bahwa musim kemarau jangka pendek yang saat ini tengah melanda Kota
Jambi tidak mempengaruhi suplai air bersih kepada rumah-rumah warga. Suplai air
pun dianggap lancar layaknya biasanya.
Memastikan
hal tersebut, Harian Jambi mencoba
mendatangi beberapa rumah warga di beberapa kawasan yang menggunakan jasa PDAM
sebagai penyuplai air bersih. Salah satunya Zubaida (55) yang tinggal di
kawasan Simpang IV Sipin Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
Pengguna
jasa PDAM ini mengatakan, bahwa kondisi penyaluiran air bersoih dari PDAM ke
rumahnya tersebut masih lancar. Namun, kondisi tersebut pun terjadi secara
tidak menentu. Menurutnya, penyaluran air di kediamannya seringkali terjadi
gangguan.
“Tapi
seringkali tidak menentu, air yang masuk ke rumah kami sering juga terkena
gangguan. Kadang malam hari hidup, siangnya lagi mati. Begitulah seterusnya
beberapa akhir ini,” ungkapnya.
Beda
halnya denga Rita (30), seorang ibu rumah tangga yang beralamat di Simpang
Kawat RT 32 Kecamatan Jelutung Kota Jambi saat ditemui, mengaku kerap kesulitan
mendapatkan air bersih akhir-akhir ini. Sulitnya mendapatkan air bersih dari
PDAM, menjadikannya memilih untuk menambah stok air dengan memanfaatkan sumur
di rumahnya.
“Akhir-akhir
ini saya dan keluarga agak kesulitan memperoleh air, karena air yang masuk ke
rumah kami kecil. Untuk mengatasi hal tersebut saya menambah stok air dengan
menggunakan sumur,” ujarnya
Lalu
bagaimana kondisi pemasokan air di di daerah broni? Harian Jambi mencoba menelusuri
perumahan warga di kawasan Hotel Ratu, ditemui seorang ibu bernama Fadilah (30). Kebetulan ia juga sebagai seorang pedagang di Kecamatan Telanaipura. Saat kesibukannya ia menyempatkan diri berbincang dengan Harian Jambi. Fadilah dalam kesempatannya mengaku kerap mengeluh atas gangguan penyaluran air PDAM di kediamannya. Hal tersebut pun juga dirasakan oleh tetangganya.
perumahan warga di kawasan Hotel Ratu, ditemui seorang ibu bernama Fadilah (30). Kebetulan ia juga sebagai seorang pedagang di Kecamatan Telanaipura. Saat kesibukannya ia menyempatkan diri berbincang dengan Harian Jambi. Fadilah dalam kesempatannya mengaku kerap mengeluh atas gangguan penyaluran air PDAM di kediamannya. Hal tersebut pun juga dirasakan oleh tetangganya.
“Seringkali
memang air di rumah kami terkena gangguan begitupun tetangga lainnya. Air yang
masuk kecil dan juga sering mati tapi hanya sebentar-sebentar saja matinya. Kami
rasakan air masih lancar seperti biasa miskipun ada kendala, kita berharap
musim panas ini akan berakhir. Jika musim ini terus belanjut sulit mencari air
bersih apalagi saya sendiri tidak memiliki sumur galian,” ujarnya.(hin/poy)(HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI RABU 5 FEB 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar