Harus Akreditasi A dan Buku Sudah Di Sekolah
JAKARTA–Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
terus ngebut membahas skema baru implementasi Kurikulum 2013 (K-13). Di
antaranya menetapkan kriteria kelayakan sekolah yang bakal menjalankan
kurikulum anyar itu. Seperti diketahui pada aturan baru, K-13 diterapkan secara
terbatas.
Mengutip dari http://dikdas.kemdikbud.go.id,
Minggu (7/12), Ketua tim evaluasi K-13 Kemendikbud Suyanto mengatakan, mereka
dikejar deadline (batas akhir) penuntasan pembahasan evaluasi bulan ini juga.
Pasalnya skema baru implementasi K-13, yang terbatas penerapannya, diputuskan
dijalankan mulai semester genap tahun pelajaran 2014-2015.
Sesuai kalender akademik Kemendikbud, semester genap mulai
dijalankan Januari 2015 depan. “Saya sudah capek selama enam hari di Jakarta
bekerja lembur,” kata Suyanto.
Dia mengatakan tim evaluasi yang dia pimpin ditetapkan
Mendikbud Anies Baswedan Jumat pekan lalu (28/11). Kemudian mereka diminta
membuat rekomendasi final dan harus dipaparkan Rabu lalu (3/12).
Mantan Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud itu
mengatakan, rapat K-13 yang berjalan hingga kemarin fokus menetapkan
kriteria-kriteria kelayakan sekolah. Guru besar Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) itu menjelaskan, kriterianya bakal ada banyak. Namun kriteria apa saja
yang bakal ditetapkan, keputusannya ada di tangan Mendikbud.
Suyanto mencontohkan beberapa kriteria kelayakan sekolah
untuk menjalankan K-13. Di antaranya adalah sekolahnya harus terakreditasi A,
kepala sekolah dan sebagian guru harus sudah mengikuti pelatihan implementasi
K-13. “Kriteria lainnya adalah guru-guru di sekolah harus sudah bersertifikat
profesi,” katanya.
Pria yang hobi pasang status di media sosial itu
menambahkan, kriteria kelayakan sekolah berikutnya adalah rasio jumlah guru
ideal dan buku-buku K-13 harus sudah berada di sekolah semuanya. Dengan
sejumlah kriteria itu, Suyanto berharap impelementasi K-13 di 2015 nanti
berjalan mulus tidak seperti tahun ini.
Sekolah yang belum memiliki buku, contohnya, tidak
dipaksanakan untuk menjalankan K-13. Saat ini distribusi buku-buku K-13 untuk
semester genap sudah mulai berjalan. Pendistribusian buku SMP, SMA, dan SMK
lebih baik dibanding untuk jenjang SD.
Suyanto mengatakan paling cepat minggu depan Kemendikbud
sudah bisa memutuskan jumlah sekolah yang siap menjalankan implementasi K-13.
Diantara sekolah yang berpotensi menjadi pilot project implementasi K-13 adalah
6.325 unit sekolah percontohan periode 2013 lalu.
Jumlah itu setara dengan 5 persen populasi seluruh sekolah
yang mencapai 208 ribu unit. “Setelah kriteria kelayakan ditetapkan, bola panas
ada di ditjen-ditjen terkait (pendidikan dasar dan menengah, red),” ujar pria
yang suka makan rempeyek itu.
Nantinya bagi sekolah yang diputuskan belum layakan
menerapkan K-13, tidak perlu kecewa. Sekolah-sekolah itu akan dikembalikan ke
Kurikulum 2006 yang sering disebut kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Wakil Ketua Komisi X (bidang pendidikan) DPR Sohibul Iman
mengatakan, Kemendikbud memang harus fokus membenahi implementasi K-13. Baginya
urusan konten atau isi K-13 sudah baik. “Saya tanya langsung ke guru, mereka
bilang K-13 bisa meningkatkan semangat belajar para siswa,” jelas politisi dari
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. (*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar