Sabtu, 20 Desember 2014

Jadikan Kasih Penangkal Perilaku Amoral

VOKAL GROUP: Penampilan vocal grup (VG) siswa – siswi Kelas X SMAN 6 Kota Jambi pada perayaan Natal 6 Kota Jambi di Gereja Methodist Indonesia (GMI) Moria, Kotabaru, Kota Jambi, Selasa (16/12/2014). R MANIHURUK/HARIAN JAMBI

MELIRIK PERAYAAN NATAL SISWA KRISTEN DI JAMBI

Antusiasme siswa–siswi Kristen di sekolah – sekolah negeri dan swasta di Kota Jambi merayakan Natal belakangan ini semakin tinggi. Hal itu ditandai dengan perayaan Natal siswa – siswi sekolah negeri dan swasta yang dilaksanakan secara rutin setiap Desember. Jumlah siswa – siswi sekolah negeri dan swasta yang mengikuti perayaan Natal setiap tahun pun terus bertambah. Dukungan orangtua dan guru terhadap lerayaan Natal sekolah – sekolah tersebut juga semakin besar.

R MANIHURUK, Jambi

Suasana riang dengan balutan baju baru dengan tata rias ala remaja tampak mewarnai siswa–siswi SMAN 6 Kota Jambi yang beragama Kristen pada perayaan Natal 6 Kota Jambi di Gereja Methodist Indonesia (GMI) Moria, Kotabaru, Kota Jambi, Selasa (16/12). Semangat perayaan Natal tampak di wajah mereka dalam balutan sukacita Natal dalam menyambut kelahiran Juru Selamat.

Perayaan Natal siswa – siswi Kristen Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Kota Jambi di Gereja Methodist Indonesia (GMI) Moria, Kotabaru, Kota Jambi, Selasa (16/12) lalu berlangsung semarak. Keceriaan para siswa, orangtua dan guru mewarnai perayaan Natal tersebut. 


Berbagai rangkaian acara yang digelar pada perayaan Natal yang dihadiri sekitar 150 orang tersebut berlangsung apik dan penuh kreasi. Perayaan Natal SMAN 6 Kota Jambi tersebut cukup berbeda dengan perayaan Natal umat Kristen biasanya. Pada perayaan Natal tersebut, para siswa – siswi Kristen SMAN 6 lebih menonjolkan suka cita melalui penampilan nyanyian (kidung), tarian dan fragmen. 

Sedangkan suguhan liturgi yang bisanya menjadi ciri khas perayaan Natal hanya ditampilkan
sekilas, yakni hanya sekali. Liturgi itu pun tidak membacakan ayat-ayat Alkitab mengenai kelahiran Yesus Kristus, sang Juru Selamat. Tema liturgi terkait dengan pentingnya sikap rendah hati bagi seluruh manusia dari berbagai profesi. 

Hal itu ditampilkan agar manusia sadar bahwa semua profesi merupakan berkat dari Allah yang harus digunakan dengan baik untuk pelayanan dan kesejahteraan manusia.   

Sedangkan fragmen yang ditampilkan pada Natal tersebut menyampaikan pesan bahwa sikap memaafkan dalam hidup orang Kristen sangat penting. Sikapmemaafkan tersebut akan meningkatkan rasa persekutuan dan persaudaraan. Kemudian fragmen tersebut juga mengingatkan umat Kristen agar tidak memanfaatkan waktu untuk mencari uang, tetapi umat Kristen perlu memberikan waktu untuk Tuhan Allah, terutama saat-saat hari raya dan hari – hari kudus umat Kristen. 

Perayaan Natal siswa – siswi Kristen SMAN 6 semakin bermakna melalui berkat Firman Allah yang ditaburkan Guru Injil (GI) GMI Moria Kota Jambi, GI Dedi Sitio. Dengan gaya berkhotbah yang cukup luwes dan menarik bagi kalangan kawula muda, GI Dedi Sitio menekankan pentingnya mewujudkan kasih dalam kehidupan ini. Umat Kristen perlu mewujudkan kasih kepada sesama karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi manusia melalu kelahiran Juru Selamat Penebus Dosa, Yesus Kristus. 

Supaya bisa mengasihi sesama, lanjut GI Dedi Sitio, siswa – siswi Kristen harus terlebih dahulu bisa mengasihi diri – sendiri. Tanda – tanda mengasihi diri sendiri, yakni tidak mudahterlibat tindak kenakalan, kekerasan, tindakan amoral seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan obat-obat terlarang. 

“Kalau kita tidak bisa mengasihi diri sendiri dengan menghindari segala perilaku amoral dan
asosial, mustahil kita bisa mengasihi sesama manusia. Karena itu siswa-siswi Kristen atau para remaja/pemuda  Kristen harus menghindarkan diri dari perilaku amoral dan asosial. Hal itu penting agar generasi muda Kristen di mana pun bisa mereguk kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di tengah persekutuan yang baik dalam keluarga, gereja dan masyarakat,”katanya. 

Untuk menunjukkan tanda – tanda kasih, tambah GI Dedi Sitio, generasi muda Kristen, khususnya siswa Kristen di Kota Jambi harus mampu melaksanakan empat tugas rohani. Keempat tugas tersebut, taat beribadah, menghormati orangtua, guru dan teman, mencintai persaudaraan dan bersikap peduli teradap sesama. 

Bagian akhir perayaan Natal siswa – siswi Kristen SMAN 6 Kota Jambi tersebut ditandai dengan aksi kasih, yakni pemberian sekuntum kembang oleh para siswa – siswi kepada orangtua mereka yang hadir pada perayaan Natal tersebut. 

Semangat Natal

Pantauan Harian Jambi di Kota Jambi sejak awal hingga pertengahan Desember 2014, perayaan Natal sekolah–sekolah cukup semarak. Semarak Natal tersebut tampak pada perayaan Natal siswa– siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Xaverius II Kota Jambi di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Kotabaru, Kota Jambi, Senin (6/12/2014). 

Sekitar 150 orang siswa – siswi SMA Xaverius II Kota Jambi penuh sukacita menghadiri Natal tersebut. Semarak Natal juga tampak pada perayaan Natal Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Kota Jambi di GKPS Kotabaru Jambi, Jumat (12/12/2014). 

Perayaan Natal SMP Negeri 14 Kotabaru, Kota Jambi di Gereja Injili Seluruh Indonesia (GISI) Kota Jambi juga memberikan kesan mendalam. Betapa tidak. Perayaan Natal yang dihadiri sekitar 50 orang siswa SMPN 14 Kota Jambi, para guru dan sekitar 20 orang orangtua siswa berlangsung semarak. Padahal pelaksanaan Natal dikoordinir oleh anak-anak Kristen di SMP tersebut. Rangkaian acara Natal SMPN 14 Kota Jambi tersebut cukup menarik, mulai dari penampilan liturgi, ibadah, vocal grup, tarian dan varia Natal. 

Antusiasme para siswa Kristen SMPN 14 Kota Jambi merayakan Natal juga cukup tinggi. Kendati mereka merayakan Natal di gereja kecil yang memaksa sebagian siswa harus duduk di lantai, mereka tetap semangat mengikuti acara demi acara dalam perayaan Natal tersebut. 

Renungan Natal yang dibawakan Pendeta Gereja Bethel Indonesia (GBI) Payoselincah, Kota Jambi, Pdt M Nainggolan pada kesempatan tersebut juga mampu menghangatkan suasana perayaan Natal. Pesan - pesan Natal Pdt M Nainggolan untuk para siswa Kristen SMPN 14 dan para orang tua cukup bagus menjadi perenungan. 

Menurut Pdt M Nainggolan, keluarga Kristen, yakni orangtua dan anak-anak harus terus meningkatkan persekutuan berdasarkan kasih Allah. Persekutuan dalam keluarga perlu ditingkatkan agar segenap anggota keluarga bisa mendapatkan berkat Allah, yakni kehangatan kasih – sayang, kedamaian hati dan kententraman. 

“Eratnya persekutuan di tengah keluarga juga menunjukkan bahwa kasih dan anugerah Allah hadir di tengah keluarga umat Kristen. Artinya di mana ada kesatuan dan kebersamaan di tengah keluarga di situlah hadir berkat dan kasih Allah,”katanya. 

Pdt M Nainggolan pada kesempatan itu juga mengingatkan agar para siswa – siswa Kristen SMPN 14 dan orang tua tidak terjerumus pada penyembahan berhala di era modern ini. Berhala-berhala baru yang banyak mempengaruhi manusia di era modern ini yang harus dihindari oleh umat Kristen antara lain, materialisme, hedonisme (kesenangan duniawi) dan kemajuan teknologi informasi. 

“Kita boleh menikmati materi dan kemajuan teknologi sekarang ini, tetapi jangan sampai kecintaan terhadap materi dan kenimatan duniawi tersebut melunturkan kecintaan kita kepada Allah. Segala sesuatu yang kita cintai dalam hidup kita melebihi kecintaan kita kepada Allah, hal itu merupakan berhala baru yang harus kita tinggalkan,”katanya. (*/lee)

Tidak ada komentar: