PABRIK BOM : Menhan Ryamizard Ryacudu (kanan) didampingi
pendiri PT. Sari Bahari Ricky Hendrik Egam (kiri) melihat pembuatan bom untuk
pesawat Sukhoi di PT. Sari Bahari, Malang, Jawa Timur, Jumat (12/12). Menhan
berharap industri alutsista dalam negeri terus berkembang sehingga nantinya
bisa menjadi pemasok utama alutsista bagi TNI. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
|
Adalah Multiple Launcher Rocket System (MLRS) milik Pusdik Armed (Pusat Pendidikan Artileri Medan) TNI AD yang tak bisa dipandang sebelah mata. Bentuknya yang besar seperti mobil-mobil pada film Transformer cukup mencolok di pameran Alutsista peringatan Hari Juang Kartika TNI AD di Monas, Jakarta Pusat.
Artileri ini merupakan buatan Avibras Aerospacial Brazil dan memiliki kecepatan tembak hanya dalam waktu 16 detik saat melemparkan amunisi roketnya. Sekali tembak, MLRS dapat menghancurkan 400x520 meter atau sekitar 2 hektar terhadap sasarannya.
“Kecepatan daya luncur roket 16 detik sekali lepas
amunisinya. Daya hancurnya 2 hektar, sekali tembak bisa menghancurkan setara
kompleks Monas atau Gelora Bung Karno," ujar prajurit Armed yang menjaga
MLRS di stand pameran, Serka Rusmiyanto, Jumat (12/12).
MLRS yang memiliki panjang 9,9 meter dan tinggi 3,2 meter
serta lebar 2,8 meter dapat mengangkut 4 orang awak dalam sekali operasi.
Memiliki berat 24 ton membuat artileri yang juga dikenal dengan sebutan Astros
(Artilery Saturation Rocket System) tak bisa dianggap enteng. Terutama karena
MLRS memiliki daya jangkauan sejauh 85 km, setara dengan kurang lebih jarak
Jakarta-Bogor.
“Untuk sekarang yang kita punya daya jangkaunya baru sekitar
80 km. Kita lagi pesan untuk yang bisa sejauh 300 km. Astros biasanya disimpan
di Pusdik Armed di Cimahi, Bandung untuk pelatihan prajurit," kata
Rusmiyanto.
Roket yang digunakan pada MLRS ini adalah jenis SS-80 untuk
jangkauan jarak 85 km. Sementara dengan Caliber 450 mm Guided (Tactical
Missile), artileri ini mampu menjangkau musuh hingga 300 km. MLRS dilengkapi
dengan radar trajectography untuk kendali akurasi perkenaan sasaran dengan
sistem Navigasi GPS dan INS.
Untuk kendaraannya, MLRS berjenis Tatra (6x6) yang bisa
digunakan di segala medan. Untuk on road, kendaraan bisa dipacu hingga 100 km/jam
dan untuk off road 50 km/jam. Daya jelajah kendaraan yang baru saja di
Indonesia pada bulan Oktober lalu ini adalah 600 km.
“Baru sampai di kita bulan Oktober terus langsung dipamerkan di Surabaya 5 Oktober (HUT TNI). Habis ini besok pameran di Papua," tutur Rusmiyanto.
“Baru sampai di kita bulan Oktober terus langsung dipamerkan di Surabaya 5 Oktober (HUT TNI). Habis ini besok pameran di Papua," tutur Rusmiyanto.
Beberapa pengunjung pameran di Monas tampak terkagum-kagum
melihat MLRS. Seperti Agung (21) yang terlihat penasaran dengan artileri
tersebut. Tak henti-hentinya ia memegang body MLRS, termasuk ban-ban nya yang
sangat besar.
“Emang keren pertahanan kita. Alutsistanya canggih dan
keren-keren. Ini kayak Transformer," ucap Agung sambil memfoto
MLRS.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar