Kini banyak cara
kreatif untuk menghasilkan uang bagi kalangan ibu rumah tangga (IRT). Bukan
hanya dengan bisnis menjahit, salon atau kuliner, seperti yang biasanya
dilakukan oleh kaum ibu. Namun kini beberapa IRT di Kota Jambi,tertarik dengan
usaha bunga hias. Meski membutuhkan waktu yang lumayan panjang, namun bisnis
ini mulai menggeliat dan menawarkan keuntungan yang lumayan.
Berbisnis bunga
hias, memang bukan jenis usaha baru di tengah masyarakat. Hanya dengan membeli puluhan
anak tanaman hias dengan harga miring, merawat dengan telaten dan tinggal
menunggu selama beberapa bulan atau bahkan tahun bagi beberapa jenis tanaman, harganya
bisa melonjak menjadi berpuluh kali lipat.
Pebisnis tinggal
meraup untung yang lumayan. Di Kota
Jambi, usaha ini mulai merambah ke sektor rumah tangga. Jika untuk berbisnis
bunga, biasanya harus
disediakan lahan kosong yang cukup luas, di kota tersebut
bisnis bunga yang dilakukan di halaman atau pun di teras rumah.
Di Kota Jambi,
bisnis bunga mulai dilirik oleh kalangan ibu rumah tangga yang bekerja atau
yang memiliki banyak koneksi. Biasanya mereka membeli puluhan bahkan ratusan
jenis anak tanaman hias, lalu merawatnya dengan telaten.
Setelah mulai
tumbuh besar, bunga tersebut didandani dengan pot yang menarik dan indah
dipandang. Pasalnya, para pembeli bunga biasanya adalah juga kalangan ibu-ibu
rumah tangga yang menyukai keindahan.
Berbagai jenis
bunga, mulai dari jenis sederhana yang harganya hanya puluhan ribu, sampai pada
jenis bunga elit yang harganya mencapai belasan juta, menjadi stok para
pebisnis rumahan ini. Jenis-jenis bunga yang biasanya menjadi stok para
pebisnis rumahan ini, terdiri atas dua jenis, bunga hias dengan harga tinggi
dan bunga dengan harga miring.
Jenis-jenis
bunga mahal, diantaranya; Bougenville Belang Rp 850 ribu
per-pohon, Maraudang Rp 1,5jt per-pohon, Beringin Korea yang harganya
per-pohon rata-rata mencapai Rp 1,7 juta, Sikas
Rp 3 juta per-pohon, Serut Rp 7
juta per-pohon.
Sedangkan jenis
bunga dengan harga miring, diantaranya; Berbagai jenis Keladi Agronema asal Thailand;
Keladi jenis King of Siam dijual Rp 150 ribu, Keng
Heng Rp 250 ribu, Pona Karmen Parigata Rp 250
ribu, Valentine nomor satu Rp 250 ribu
sedangkan Palm Roy Rp 450 ribu.
Berbagai jenis
Anggrek dengan kisaran harga antara Rp 150 hingga Rp 200
ribu per-batang, Euphorbia Thailand Rp 175 ribu per-pohon,
Euphorbia Lokal Rp 50 hingga Rp 100 ribu per-pohon,
Beringin Putih Rp 85 ribu per-pohon, Bambu Florida Rp85 ribu
per-pohon, Song India Rp75 ribu per-pohon, Walisongo Rp75 ribu per-pohon dan
Lidah Mertua Rp75 ribu per-pohonnya.
Mereka tidak takut
akan mengalami kerugian jika bunga-bunga mahal tersebut tidak dilirik pembeli. Karena
selain melakoni jual beli bunga hias, para pebisnis ini juga sekaligus membuka
pusat penyewaan bunga hidup. Beberapa diantara mereka bahkan menjalin kerjasama
dengan event organizer acara-acara pesta yang ada di Jambi.
Memang,
bunga-bunga berjenis anggun, mulai dari jenis yang kecil hingga yang besar dan
rimbun, biasanya kini lebih disukai oleh banyak penyelenggara pesta, dibanding
bunga plastik yang dulu kerap digunakan sebagai hiasan.
Ulan, Warga
Mayang Kota Jambi, yang sudah menekuni usaha bisnis bunga sejak setahun belakangan,
mengaku mendapat keuntungan yang lumayan dari usaha barunya tersebut. Jika beruntung,
penghasilan dari menjual bunga hias, jauh lebih besar dari penghasilannya dari
membuka toko mainan anak yang ia buka di luar kota.
“Lumayan, dari beberapa pot saja, rata-rata
saya mendapat omset sekitar Rp 1,5 juta
per-bulannya. Namun jika sedang hoki, omset bisa mencapai belasan bahkan puluhan juta per bulannya”, ujar Ulan.
per-bulannya. Namun jika sedang hoki, omset bisa mencapai belasan bahkan puluhan juta per bulannya”, ujar Ulan.
Ia mengaku
tertarik menekuni bisnis bunga hias sejak setahun lalu, ketika itu beberapa
relasi yang berkunjung ke rumahnya, memaksa untuk membeli bunga-bunga hias di
teras rumahnya.
Sejak itu ia
mulai berpikir untuk mengembangkan hobi bertanam dan merawat bunganya tersebut
menjadi bisnis rumahan yang tidak memerlukan banyak waktu, namun hasilnya
lumayan. Hasil terbesar, diakui Ulan ia raup ketika Lebaran mendekat. Menjelang
Lebaran lalu saja, Ulan mengaku meraup omset hingga Rp 30
juta lebih.
Lain lagi dengan
Rahayu, seorang PNS di Kantor Gubernur Jambi. Tempat tinggalnya yang berlokasi
di Perumahan Puri Mayang, salah satu kawasan perumahan elit di Kota Jambi,
menjadi aji mumpung untuknya.
Ia mengaku tidak
terlalu susah mencari pembeli. Waktu luang yang ia miliki, selain ia gunakan
untuk merawat bunga, juga ia gunakan untuk menawarkan bunga-bunga hias pada ibu-ibu rumah tangga di perumahan tersebut.
“Biasanya tergantung
lobi, kalau soal harga, mereka tidak rewel,” ujar Rahayu.
Alhasil, dari
ratusan rumah yang ada di kompleks perumahan tersebut, banyak yang menjadi
langganan tetapnya. Dan untung yang diperolehnya, bukan main. Setiap bulannya,
omset yang dihasilkan oleh Rahayu rata-rata berkisar antara Rp 6
hingga Rp 7,5 juta.
Rahayu juga
menjalin kerjasama dengan beberapa event organizer di kotanya. Jadi, di samping
mendapat penghasilan dari penjualan bunga, ia juga mengeruk keuntungan minimal
ratusan ribu tiap satu kali penyewaan bunga.
Setiap kali
bunga-bunganya dipakai untuk satu acara yang digarap oleh event organizer
tersebut, Rahayu bisa mengisi pundi-pundi mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 4
juta, jika acara tersebut membutuhkan bunga yang banyak dan merupakan koleksi
andalannya. Lumayan kan?
Meski hanya
usaha sampingan yang berbentuk usaha rumahan, hasil yang didapatkan sangat
lumayan bukan? Tinggal bagaimana keahlian pebisnis melakukan pemasarannya. Nah,
mau coba-coba lakoni usaha ini? Siapa takut.
(*/lee)
****
Tips Memulai Usaha Penyewaan Tanaman Hias
Peluang usaha
penyewaan tanaman hias sampai sekarang masih berkibar. Kebutuhan sejumlah
apartemen, mall, perkantoran dan hotel-hotel yang memerlukan tanaman hias masih
menjadi pelanggan setia para pengusaha penyewaan tanaman hias.
Ada beberapa jenis tanaman
hias yang biasa disewakan. Misalnya tanaman hias berdaun indah (dracaena),
aglonema, adenium, ficus, jenis palem-paleman, jenis bunga-bungaan seperti
anthurium, anggrek bulan dan krisan. Konsumen yang membutuhkan jasa penyewaan
tanaman hias ini biasanya tidak mau repot dengan perawatan tanaman hias yang
kadang menyita waktu.
Jika mulai tertarik
membuka usaha penyewaan tanaman hias ada beberapa hal yang harus disiapkan
misalnya lahan atau tanah untuk membudidayakan tanaman hias, memiliki koleksi
tanaman hias yang banyak dan digemari konsumen.
Tenaga kerja untuk
merawat tanaman hias, tim yang akan mempromosikan usaha penyewaan tanaman hias
dan kendaraan untuk membawa tanaman hias dari tempat usaha penyewaan ke tempat
konsumen. Pada dasarnya, bisnis apapun itu duplikasi, semua orang bisa belajar
dari para pengusaha penyewaan tanaman hias yang sudah sukses.
Yang bisa ditiru
adalah cara kerja dan bagaimana cara berpromosinya. Tapi, tetap harus memiliki
perbedaan dengan para kompetitor lainnya. Misalnya, harga yang ditawarkan ke
konsumen jauh lebih murah.
Variasi tanaman yang
banyak sehingga konsumen leluasa memilih tanaman dan selalu update mengenai
tanaman hias apa yang sedang digemari orang saat ini. Selain itu, pengetahuan
terhadap tanaman hias juga diperlukan. Misalnya pengetahuan mengenai karakter
tanaman hias, jenis-jenis tanaman hias dan perawatan tanaman hias.
Binalah hubungan baik
dengan konsumen. Jadi, saat mengantarkan tanaman yang akan disewakan petugas
tidak hanya meletakkan tanaman hias atau mendekorasinya saja. Tetapi menjalin
komunikasi dan pertemanan dengan konsumen agar di kemudian hari jika terjadi
hal-hal di luar dugaan ada orang yang bisa membantu.
Resiko penyewaan
tanaman hias adalah tanaman yang disewakan bisa mati atau rusak. Untuk itu bisa
dilakukan persediaan cadangan tanaman hias sebagai pengganti. Sediakan
sedikitnya 10 jenis yang sama untuk satu jenis tanaman. Untuk menjaga tanaman
hias yang disewakan, mintalah pekerja untuk mengecek kondisi tanaman seminggu
sekali.
Harga penyewaan
tanaman hias sangat variatif. Untuk jenis tanaman hias tanpa bunga bisa
dibandrol dengan harga Rp 20.000 per pot, harga bunga-bungaan seperti
bunga krisan dan anggrek bulan biasanya dibandrol mulai Rp 75.000 per pot.
Untuk tanaman sedang, per tanaman disewakan Rp 35.000 per pot. Tanaman besar Rp
125.000 per pot. Bisa juga dibuat daftar harga tanaman yang disewakan per
minggu atau per bulan.
Tidak hanya untuk
kebutuhan gedung perkantoran dan mall saja. Koleksi tanaman hias bisa juga
disewakan untuk acara-acara yang sifatnya temporer misalnya acara pernikahan,
dekorasi panggung musik dan karnaval tanaman hias. (net/lee)
***
Keuntungan Tanaman
Hias
Peluang
berbisnis tanaman hias harus diimbangi dengan kemampuan budidaya dan pemasaran.
Budidaya yang efisien dan tehnik penjualan yang tepat akan memberikan
keuntungan yang baik. Harga tanaman hias tidak ada patokan yang pasti,
tergantung dari kebutuhan dan selera pasar. Harga juga dipengaruhi oleh tren
dari tanaman hias itu sendiri.
1. Tanaman
hias untuk taman/out door
Tanaman hias
ini banyak ragamnya. Dari tanaman besar maupun tanaman kecil. Kebutuhan untuk
taman cukup banyak, terutama pada pembangunan perumahan-perumahan baru, juga
kebetuhan untuk taman-taman kota.
2. Tanaman
hias in door
Untuk jenis
tanaman hias ini biasanya ditanam dalam pot. Tanaman hias yang tahan dalam
ruangan. Marketnya untuk kelas menengah keatas. Aglaonema, anthurium,
sansevieria, tanaman indoor eksotis lainnya.
3. Sewa
tanaman hias
Di kota-kota besar, seperti Jakarta,
bandung, Surabaya, sistem sewa tanaman hias ini sudah menjadi tren. Terutama
untuk perkantoran, rumah sakit, bank, atau untuk acara tertentu.
4. Bunga
potong
Peluang
usaha ini cukup besar dan terus terjadi peningkatan. Bunga potong di Indonesia
sudah diusahakan sekala industri, namun demikian volume import setiap tahunnya
juga terus meningkat. Krisan, mawar, carnition, lily, dll.
5. Bibit
tanaman hias
Seiring
dengan peningkatan kebutuhan tanaman hias, kebutuhan bibitpun meningkat pula.
Di Indonesia masih sedikit usaha yang khusus fokus pada bibit ini, kecuali
anggrek. (net/lee)
***
UKM Harus Mendapat Perhatian Pemerintah
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Koperasi di
Provinsi Jambi harus bangkit dan mendapatkan perhatian dari Pemerintah. UMKM
penyumbang terbesar peyediaan lapangan kerja, untuk itu eksistensinya harus
didukung.
Skala prioritas pada legalitas usaha sudah saatnya
tertib hukum yang dimulai dari perizinan terkecil, Merek produk UMKM. Seperti
mana sudah layak masuk market regional nasional maupun ekspor.
Kadis Koperasi dan UMKM Pemprovinsi Jambi H
Mohammad Rawi mengatakan, pihaknya
inventarisir sentra kerajianan, kemasan produk juga penting untuk
diperhatikan. Promosi produk lewat media maupun pameran akan
dumaksimalkan.
Pihaknya juga belajar pembinaan UMKM dari
Jogjakarta-Bali-Lombok. Banyak program pemerintah pusat melalui
Kementerian yang kebingungan penyaluran, termasuk juga dalam permodalan.
Pihaknya akan jemput bola kesana.
Sementara pemberlakuan pajak bagi pelaku usaha
kecil dan menengah (UKM), Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jambi sudah
bergerak. Sambail bersosialiasikan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun
2013 yang mengatur hal itu, dilakukan pula pendataan.
Kepala KPP Pratama Jambi Ahmad Zufri mengatakan,
setiap pelaku UKM yang memiliki omzet hingga Rp 4,8 miliar akan dikenakan pajak
PPh 1 persen dari omzet per bulannya selama satu tahun.
Sampai saat ini pun, menurutnya KPP Pratama Jambi
masih melakukan pendataan serta sosialisasi peraturan tersebut, agar nantinya
pelaku UKM tak terkejut saat didatangi pegawai pajak. Sayang walau menyebut
jumlah UKM di Jambi banyak, namun angka pasti belum diketahui.
Mengenai kriteria pelaku UKM yang tidak dikenakan
pajak, kata Ahmad adalah pelaku usaha yang tidak memiliki tempat usaha tetap,
seperti pedagang keliling, penjual asongan, atau penjual makanan atau barang
yang menggunakan tenda di pinggir jalan.
Begitu pula pelaku UKM yang belum setahun
melakukan operasional usahanya sehingga belum diketahui omzetnya. Namun,
katanya, tetap dilihat apabila sudah memiliki omzet, UKM tersebut sudah
langsung membayar pajak penghasilannya. (lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar