Sekolah Autis Harapan Mulia |
Semua anak
bangsa berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Oleh karena itu tidak boleh
ada perbedaan dalam pendidikan. Di usia sekolah semua anak-anak diwajibkan
mengenyam pendidikan. Bermacam-macam jenjang pendidikan telah didirikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sekolah yang
didirikan bukan saja sekolah untuk anak-anak yang normal saja, bagai mana
dengan anak-anak yang mempunyai kendala dalam hidupnya seperti autis dan
kesulitan belajar.
Di Kota Jambi telah hadir sekolah yang sengaja didirikan untuk membantu pemerintah dalam pemerataan pendidikan bagi anak-anak autis dan anak yang kesulitan dalam belajar. Sekolah itu bernama Sekolah Autis Harapan Mulia. Sekolah ini hadir untuk memberi pengetahuan kepada anak autis dan anak yang kesulitan dalam belajar.
Di Kota Jambi telah hadir sekolah yang sengaja didirikan untuk membantu pemerintah dalam pemerataan pendidikan bagi anak-anak autis dan anak yang kesulitan dalam belajar. Sekolah itu bernama Sekolah Autis Harapan Mulia. Sekolah ini hadir untuk memberi pengetahuan kepada anak autis dan anak yang kesulitan dalam belajar.
Selaku Kepala Sekolah Autis Harapan Mulia, Yuli Maryatimengatakan,
Jika tidak
ada yang memperhatikan nasib mereka lalu
bagaimana nasib masa depan mereka. Sampai kapan orang tua akan selalu mengurung
mereka dalam terali besi yeng dikelilingi dengan tembok yang tebal demi
menghindari cacian orang sekitar.
Semakin lama
penderita autis ini tiap tahun semakin menambah sehingga muncul ide untuk
mendirikan Sekolah Autis Harapan Mulia. “Kami selaku orang tua prihatin dengan
masa depan ABK jika tidak dibekali dengan ilmu dan keahlian," katanya.
Dikatakan, para (ABK) butuh uluran kepedulian. Mereka butuh kasih sayang, pendidikan yang layak seperti halnya anak-anak normal lainnya. Autis bukan bahan ejekan anak-anak, karena anak-anak tersebut begitu unik dan sulit diduga.
Terkadang hal
itu membuat pengajar dan orang tua frustasi. Namun pendidikan harus diberikan
kepada seluruh anak-anak Indonesia termasuk anak autis. “Itulah yang membuat saya
tertarik untuk mendidirikan sekolah autis ini,” katanya.
Ditambahkan, Lembaga
Pendidikan Sekolah Autis Harapan Mulia didirikan pada awal tahun 2012
tepatnya. Pada tanggal 2 Januari dan bertempat di Kecamatan Jambi Selatan Kota
Jambi.
Sekolah Autis Harapan
Mulia ini mempunyai konsep sebagai wadah pendidikan khusus yang memberikan
layanan terapi untuk anak-anak autis. Sekolah Autis Harapan Mulia ini menerima
anak dengan kebutuhan khusus (autisme add, speech delay dan kesulitan belajar).
Kemudian menyediakan
guru pendamping khusus (GPK) untuk program inklusif jenjang SD SMP SMA dan SMK.
“Selain autis kita juga menerima anak yang kesulitan dalam belajar,” katanya.
Dia menjelaskan,
autis adalah sebuah kondisi yang dialami seseorang yang mana bisa memperngaruhi
dalam berhubungan dan bekomunikasi dengan orang lain. Individual dengan autisme
memiliki kelemahan dalam berkomunikasi, berintraksi sosial, berimajinasi serta
berprilaku.
“Autis lebih
sering dialami oleh anak laki-laki dari pada perempuan. Namun terkadang
anak-anak autis ini memiliki bakat tertentu,” kata Yuli.
Tidak ada
individual dengan autisme yang sama persis fisiknya. Namun mereka pada umumnya
memiliki ciri-ciri yang sama. Autis juga disebiut Autistic spertum disorder
(ASD) untuk mewakili banyaknya ciri khas khusus yang dimiliki oleh individual
dengan autisme.
“Bagai manapun
perlu dicermati bahwa autis bukanlah penyakit mental,” katanya. Adapun visi
dari Sekolah Harapan Mulia adalah menjadikan sekolah khusus yang mampu
memberikan pelayanan pendidikan terpadu unuk anak autis pada khususnya.
Kemudian
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada umumnya agar dapat megembangkan
potensi dan kemampuan diri menuju kemandirian dan masa depan yang lebih baik.
Adapun misinya
adalah, mengutamakan mutu dan kualitas pendidikan menciptakan lingkungan
belajar yang menekankan pada praktek kehidupan sosial sehari-hari. Menggali
mengarahkan dan membangkitkan minat serta bakat yang dimiliki anak untuk bekal
mereka dimasyarakat.
Mampu memberikan
pendidikan yang berkesinambungan terhadap anak. “Begitulah visi misi kita untuk
memberikan pendidikan dan bimbingan kepada anak-anak autis dan anak yang
kesulitan dalam belajar,” katanya.
Sekolah Autis Harapan
Mulia menerapkan tiga tingkatan/ tahapan kelas dengan tetap mengutamakan metoda
ABA (Applied Behavioral Analisis) kelas A merupakan kelas awal.
Dimana anak
berkebutuhan didatangi secara one on one dalam satu kelas. Seterusnya kelas B
merupakan merupakan kelas awal dimana anak berkebutuhan khusus sudah memasuki
materi akademik. “Jadi ada tiga tahap dalam Sekolah Autis Harapn Mulia ini
yaitu tahap awal menengah dan tahap lanjutan,” ujarnya.
Jadwal belajar di
Sekolah Autis Harapan Mulia adalah
hari Senin sampai Jum'at dengan dua sesi yaitu sesi pertam masuk jam 07.30 Wib pulang
jam 10.30 Wib. Kemudian sesi kedua masuk jam 11.00 Wib sampai Jam 14.00 Wib
seterusnya dari jam 15.00 les bagi siswa kesulitan belajar hingga selesai.
Sementara pada
hari Sabtu session 1 dari jam 07.30 sampai dengan jam 10.00 Wib untuk
session 2 dari jam 08.30 sampai dengan jam 11.30. “Itulah jadwal belajar kita
dan session-sessionnya,” ujarnya.
Yuli berharap
dengan hadirnya Sekolah Autis Harapan Mulia dapat membantu perintah dalam
mendidik anak-anak yang mempunyai kekurangan dan membantu orang tua dalam
memberikan layanan atau pendidikan bagi anak-anak yang mempunyai kekurangan
untuk menjadi anak yang mempunyai talenta.
“Banyak orang
tuang menganggap anak autis itu adalah mahluk yang tidak berdaya tidak tau
apa-apa. Saya ingin membuktikan kepada masyakat khusnya orang tua yang
dititipkan anak yang mempunyai keterbelakangan. Saya berupaya bagaimana bisa
membuat anak-anak mereka menjadi anak yang berpotensi dan mempunyai skil.
Karena Allah menciptakan mahluknya dengan kelebihan dan kekurangan dan dibalik kekurangan tesimpan potensi,” katanya.(*/lee)
***
Anak
Autis Bisa Sekolah di Sekolah Normal
Anak autis yang
sekolah di Sekolah Autis Harapan Mulia, juga bisa direkomendasikan anak
didiknya ke sekolah normal. Hal itu tindak lanjut dari program ingkuis yang
mana anak-anak autis yang sudah berhadil dididik dimasukka kesekolah normal dan
bisa belajar seperti taman-teman normal lainya.
Kepala Sekolah Autis
Harapan Mulia, Yuli Maryati mengatakan, mereka mempunyai guru yang khusus yaitu
guru pendamping dan dalam beberapa tahun ini ternyata kemampuan akedemik bisa
diatas rata-rata.
Anak yang seperti
itulah yang direkomendasikan untuk mengikuti belajar di sekolah reguler. “Puncak
akhir dari anak yang mempunyai kebutuhan khusus adalah skil dan kita tidak
berharap anak punya ijazah yang penting mereka. Bagaimana memberikan bekal
berupa skil untuk bekal hidup,” katanya.
Prestasi yang
telah diperoleh oleh Sekolah Autis Harapan Muliatelah mendapatkan prestasi pada
tahun 2012 pihaknya mendapat kepercayaan mewakili Provinsi Jambi untuk O2SN di
Bali di jenjang SMP dan mengikuti 2 lomba autis membuat blog dan satunya lagi
dibidang kewirausahaan.
Dan ditahun yang
sama salah satu guru dari Sekolah Autis Harapan Mulia yang mewakili Kota Jambi
dalam bidang pemuda pelopor di bidang pendidikan. Dan tahun 2014 pihaknya
berhasil mengirim 2 anak dari Sekolah Autis Harapan Muliapada jenjang SD
mewakili Provinsi Jambi dalam even LS2N tingkat
nasional dalam kategori menyanyi lagu Solo.
Satunya lagi di
Lombok untuk mengikuti lomba dalam kategori IPA. “Meski anak-anaknya
berkebutuhan khusus ternyata mereka punya kelebihan dan mereka bisa mewakili Provinsi Jambi,"katanya.
Sementara itu menurut salah satu guru Sekolah Autis Harapan Mulia, Neni mengatakan, sistem belajar yang ada dalam Sekolah Autis Harapan Muliaadalah menggunakan sistem satu guru satu anak.
Sementara itu menurut salah satu guru Sekolah Autis Harapan Mulia, Neni mengatakan, sistem belajar yang ada dalam Sekolah Autis Harapan Muliaadalah menggunakan sistem satu guru satu anak.
Karena anak-anak
yang ada tidak semuanya autis dalam pelaksanaan pembelajaran dibutuhkan metode khusus untuk mengajar karena anak
yang diajar bukanlah anak-anak yang normal. “Butuh keahlian khusus dalam
mengajar autis,” ujarnya.
Dilanjutkan, sistem
pembelajaran utuk anak autis disesuaikan dengan kebutuhan anak. Oleh
karena itu setiap satu anak butuh satu orang guru. Dalam belajarnya juga
membutuhkan tempat khusus yang mana yang ada dalam ruangan hanya guru dan siswa.
Tempat
belajarnya didesain sesuai dengan ketentuan. Ada tiga tingkatan dalam tahap
mengajar yaitu tahap awal, tahap menengah dan lanjut. “Tahap pertama untuk
pengenalan menyesuaikan diri, dan tahap kedua pengenalan angka, huruf, dan
warna, sudah mulai belajar menghitung dan membaca,” katanya.
Disebutkan, pendidikan
harus dienyam oleh setiap warganegara tampa pandang bulu baik anak itu normal
atau tidak normal. Hak anak untuk mendapatkan pendidikan memang seharusnya
menjadi kewajiban bagi orang tua meski anaknya mempunya kekurangan.
“Pendidikan itu
wajib setiap anak tampa melihat kondisi anak, kerena didalam kekurangan pasti
ada kelebihan,” katanya.
Ditambahkan, anak
autis hakikat adalah ciptaan Tuhan yang memiliki fitrah dan potensi untuk
berkembang sejajar dengan anak normal. Karena itu merupakan kewajiban bersama
antara pemerintah.
Orangtua dan
masyarakat untuk menyediakan fasilitas bagi
mereka untuk berkembang. Cara pandang mayoritas masyarakat yang cenderung menyembunyikan dan menganggap aib bagi
kehadiran anak autis sudah saatnya dirubah.
Kearah pemikiran
untuk secara kontinyu membina mereka. “Orangtua, pemerintah, dan masyarakat
berkewajiban untuk menyediakan sarana pendidikan untuk anak-anak autis, dan
orang tua tidak perlu malu punya anak autis," katanya.
Dilanjutkan, pemerintah
dalam kaitan ini selayaknya menyediakan fasilitas dan akses yang seluas-luasnya kapada anak autis untuk mengenyam pendidikan
sesuai degan kapasitas mereka.
Sedangkan
masyarakat dan orang perlu memberikan dukungn moril dan materil baik degan menitipkan
anak mereka maupun dengan ikut membangun sentra-sentra pendidikan khusus bagi anak-anak autis. “Seharusnya
pemerintah meberikan pasilitas khusus bagi pendidikan autis untuk pemerataan
pendidikan," katanya.(khr/lee)
Dr Jamaluddin MPd Pengamat Pendidikan |
Kepala Sekolah Sekolah Autis Harapan Mulia Yuli Maryati |
Sekolah Autis Harapan Mulia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar