HARIAN JAMBI EDISI RABU SORE 21 MEI 2014 |
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan untuk mencetak manusia yang religius dan mandiri. Pondok pesantren bisa menjadi “sosial agent” yang baik untuk membantu pemerintah dalam perbaikan sektor ekonomi, budaya dan sosial masyarakat. Tapi dengan satu syarat secara organisasi pondok pesantren harus mau untuk berubah baik dan secara cultural, cara pendekatan dan aspek-aspek managemen, asset, finansial dan sumber daya manusia (SDM).
R
MANIHURUK, Jambi
Pemerintah
Provinsi Jambi sejak kepemimpinan H Hasan Basri Agus (HBA) sangat inten
memperhatikan pondok-pondok pesantren di Provinsi Jambi. Di era modern saat ini
banyak bermacam sistem yang dipakai untuk memajukan Pondok Pesantren. Ada yang
mengutamakan bahasa Arab dan Ingris menjadi pusat unggulan.
Kitab Kuning dan
dari biaya masuk yang paling tinggi hingga menggratiskan siswa untuk masuk di
ponpes tersebut. Para santri datang belajar dan mendalami ilmu-ilmu tentang
Islam, setelah dirasa cukup mereka menyebarkan ilmunya ke masyarakat luas.
Melakukan daw’ah ke seluruh wilayah Nusantara. Itulah pesantren baik pesantren
tradisional (salafi) maupun pesantren modern.
Program
Pemerintah Provinsi Jambi terhadap Ponpes di Provinsi Jambi sangat membantu
sekali terutama untuk program pemberantasan kemiskinan. Dimana dampak positif
dari kemajuan ekonomi pondok pesantren mampu mengintregrasikan anak yang kurang
mampu untuk mengecam pendidikan di Ponpes tersebut.
Adapun program
yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jambi terhadap Ponpes
diantaranya, mengadakan pelatihan pengelolaan managemen usaha ekonomis Pondok
Pesantren mandiri dengan mendatangkan narasumber profesional yaitu KH Puad
Affandi.
Kemudian seorang
intefreneur organik juga merupakan Pimpinan Ponpes Al-Ittifag, Bandung yang
telah berhasil mengelola lahan tidur di lingkungan Ponpesnya menjadi usaha
organik dengan melibatkan masyarakat sekitarnya, sehingga berdampak positif
bagi guru dan santrinya.
Program lain
yakni membentuk Tim evaluasi, monitoring bantuan pemerintah dalam rangka
pembinaan yang terdiri dari Dinas Koperasi Provinsi Jambi, Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Jambi, Dinas Perindag Provinsi Jambi, Dinas Pertanian
Provinsi Jambi dan Dinas pendidikan Provinsi Jambi.
Program selanjutnya
melakukan koordinasi ke dinas instansi terkait kabupaten/kota se Provinsi Jambi
dalam rangka sinergitas bantuan dan pembinaan Ponpes Mandiri Kabupaten Kota
dalam Provinsi Jambi.
Kemudian
melaksanakan study banding ke Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Bogor, Bandung
bersama 11 Pondok Pesantren kabupaten/kota se Provinsi Jambi dalam rangka
membuka cakrawala pemikiran para pimpinan dan pengelola Pondok pesantren.
Sebagai tindak
lanjut hal di atas, Pondok Pesantren Kabupaten/Kota menginginkan terbentuknya
Forum Komunikasi Pondok Pesantren Provinsi Jambi. Forum ini bertujuan agar
bersatunya Ponpes se Provinsi Jambi. Kedepan ponpes mendapat bantuan sehingga
akan terbantunya Pondok Pesantren terutama Ponpes yang belum maju dibawah
pengewasan bersama.
Ponpes yang
sudah berhasil mewujudkan Ponpes Mandiri diantaranya, Ponpes Al-Inayah di
Kabupaten Tebo, Ponpes darul Aufa di Kabupaten Batanghari, Ponpes Jauharul
Falah Al-Islamy di Kabupaten Muarojambi.
Fasilitasi
Rusunawa Ponpes
Menteri Perumahan
Rakyat (Menpera), Djan Faridz tahun lalu meninjau pembangunan Rusunawa
Pondok Pesantren (Ponpes) As’Ad di Kota Seberang, Provinsi Jambi. Pembangunan
Rusunawa di Ponpes As'ad setinggi 2 lantai dan Ponpes Sa'adatuddaraen Tahtul
Yaman setinggi 2 lantai sebagai perhatian pemerintah.
“Pondok pesantren mempersiapkan lahannya, pemerintah pusat
yang membiayai pembangunannnya. Untuk serah terima kami berharap pihak ponpes
dan Pemda Jambi mengurus segala perijinannya. Akan tetapi selama proses
perijinan serah terima kami akan buatkan surat ijin sementara agar Rusunawa
bisa ditempati,” kata Menpera.
Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus, mengatakan
Pemerintah Provinsi Jambi berupaya terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Jambi melalui pemenuhan kebutuhan papan. Hingga saat ini backlog
perumahan di Jambi mencapai 273.43 unit.
Sedang, realisasi BSPS yang telah disalurkan pemerintah
pusat mencapai 1.850 unit di 6 kabupaten kota. Dan realisasi penyerapan FLPP di
Jambi hingga Agustus 2013 mencapai 2.268 unit.
Pengembangan
Intelektual Agama Generasi Muda
Pemprov Jambi tahun 2014 ini bertekad ingin melakukan pengembangan intelektual agama masyarakat, terutama generasi muda. Salah satu program ke depannya dengan menghidupkan kembali kejayaan pesantren.
Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus saat menghadiri peringatan Maulid Nabi
Besar Muhammad SAW serta Haul Syekh H.Abdul Qodir Ibrahim di
Pondok Pesantren As'ad Olak Kemang Seberang Kota Jambi baru-baru ini mengatakan, pihaknya akan meninjau pesantren-pesantren yang ada di kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi.
“Pemprov Jambi
akan memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan pemerintah. Perkembangan
tekhnologi yang bisa di akses oleh siapa saja sudah tentu
akan menimbulkan berbagai macam efek baik positif maupun negatif. Beranjak dari
hal tersebut, untuk membentengi kawula muda agar tidak terjebak pada
pergaulan bebas, narkoba dan perbuatan menyimpang lainnya. Perlu sinergisitas
antara orang tua, lingkungan masyarakat, sekolah dan pemerintah daerah. Salah
satu rencana ke depan lanjut HBA dengan menggalakkan kembali pendidikan pesantren,” ujarnya.
Menurutnya, geliat
perkembangan pesantren di Provinsi Jambi mulai terasa. “Khusus
di Kota Jambi, kita akan berupaya
menjadikan Seberang Kota Jambi sebagai kota santri.
Pemerintah juga akan membangun museum di bawah menara
Gentala Arasy,” ujarnya.
Gentala Arsy
sendiri Berarti "Gena Tempat Lahir Abdurrahman Sayuti". Kepada para
santri HBA berpesan, jangan minder dan malu dengan anak-anak yang sekolah di sekolah umum. “Anak pesantren juga
bisa jadi Gubernur. Saya adalah produk asli pondok pesantren
As'ad ini,” katanya.
Pendidikan
Agama Penting
Sementara Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar mengatakan, pendidikan yang dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang membentenggi diri yakni ajaran agama. Diera Globalisasi, banyak sekali pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan tatanan kehidupan beragama.
Wagub Jambi usai
peletakan batu pertama Pembagunan Madrasah Sa’adatul Ulya Kelurahan Tanjung
Raden Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Maret lalu mengemukakan,
pendidikan anak tidak hanya difokuskan kepada sekolah-sekolah umum
saja, tetapi juga di fokuskan pada sekolah-sekolah agama
dan pesantren.
Dengan demikian
akan terjadi keselarasan antara pembagunan fisik dan mental. “Kita mengiginkan
tumbuhnya generasi penerus Jambi yang hebat dalam
pemikiran serta beraklak baik dan beragama. Pembangunan Madrasah ini merupakan
salah satu jawaban yang kita inginkan dalam mewujudkan keselarasan ukhrawi dan
duniawi ini,” tutur Wagub.
Dirinya juga mengakui
pendidikan yang dibutuhkan saatini adalah pendidikan yang benar, dimana banyak
sekali pengaruh budaya yang seiring tidak sesuai dengan tatanan kehidupan
agama, yang sering tidak sesuai dengan nilai-nilai islami.
“Saya inginkan
melalui pembagunan Madrasah, anak-anak kita, masyarakat kita, akan semakin baik
kuawalitas keimanan dan ketakwaannya. Sehingga tercipta pendidikan yang
membangun aklak yang mulya, budi perkerti yang luhur kepada masyarakat,” kata Wagub.
Secara simbolis
bantuan Pemerintah Provinsi Jambi senilai Rp 10 juta
untuk Pembagunan Gedung Sekolah Madrasah Sa’adatul Ulya yang di
terima oleh Ketua Tim Pembagunan Madrasah Hasan Basri Husin,SH dari Wagub Jambi
H Fachrori Umar.
Menurut Hasan
Basri Husin,SH, rencana pembagunan sekolah ini akan dibagun kelas baru sebanyak
delapan kelas dengan tata ruang dua tingkat, sementara sumberdana murni dari
segenap masyarakat yang ikut menyumbang.
Disamping itu guru yang mengajar di Sa’adatul Ulya ini berjumlah 15 orang dan hanya 3 orang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan jumlah murid pagi 63 orang. Laki-laki 29. Perempuan 34 orang. Dilanjutkan sekolah sore 129 orang terdiri dari 68 laki-laki dan 61 orang perempuan .
Momitmen
Terhadap Ponpes
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus sangat berkomitmen dengan pengembangan
Ponpes di Provinsi Jambi. Belum lama ini HBA juga meninjau Pondok Pesantren Isti-dadul Mu’alimin yang berada di
Pengabuan Rt.14, Kabupaten Tanjung Jbaung Barat serta memberikan bantuan kepada
pengurus Pondok Pesantren tersebut.
Kemudian Gubernur
Jambi juga melanjutkan acara silahturahim mengunjungi Pondok Pesantren
Al-Sulthon, Muarojambi dan melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda
dimulainya pembangunan pondok pesantren tersebut.
Gubernur Jambi juga meresmikan pembangunan Rumah Susun Pondok Pesantren Al-Muhajirin pimpinan Kiai Haviz di Komplek MIA Simpang Terusan Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari.
Pada kesempatan
itu, HBA mengatakan, seiring dengan diresmikannya peletakan batu pertama
pembangunan rumah susun pondok pesantren
Al-Muhajirin,diharapkan memberikan makna strategis terhadap pembangunan
konsepsi ke Islaman di Provinsi Jambi.
Disebutkan, sebagai
bentuk apresiasi pemerintah dalam mengembangkan dan memajukan pendidikan
keislaman yang bernuansa pondok pesantren, Pemerintah Provinsi
Jambi memberikan bantuan rumah susun tersebut.
Disamping itu,
kita juga mendapat bantuan 7 Unit Rumah susun untuk pesantren
yang berkapasitas 150-200 santri pada tahun 2014 dari pemerintah pusat.
Sebagai komitmen Pemerintah Provinsi Jambi mengembangkan pendidikan pesantren, yang merupakan pendidikan tepat dalam membangun bangsa dan mencetak generasi penerus yang berkarakter karena menggunakan kurikulum nasional yang difokuskan dalam terapan pendidikan Agama.
Kepada para
santri HBA berpesan, selama pendidikan di pondok pesantren ini untuk menimba
ilmu agar berguna saat kalian akan mengejar dan mewujudkan mimpi-mimpi di masa
depan.
Berharap GGMT Atasi Buta Aksara Al-Qur’an
Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) berharap dengan
berkembangnya Gabungan Guru-Guru Majelis Taklim (GGMT) Kota Jambi diharapkan
bisa membantu Pemerintah Provinsi Jambi dalam mengatasi buta aksara Al,Qur,an.
Demikian dikatakan Gubernur Jambi HBA saat menghadiri
Peringatan Isra’ Mi’raj GGMT Kota Jambi bertempat di Mesjid Nurul Huda Paal V
Kota Baru Jambi, Selasa (20/5).
Disebutkan, pada awal dirinya menjadi Gubernur Jambi, dari
data yang didapat banyak sekali anak-anak remaja di Provinsi Jambi yang buta
aksara Al-Qur’an. “Setelah ditelusuri data tersebut, memang banyak anak-anak
kita yang tidak bisa baca Al-Qur’an, lebih dari 23 ribu. Dengan secara bersama
para Bupati serta serta guru kita tekan angka buta aksara ini,” ajak HBA.
Gubernur Jambi HBA juga mengatakan, dengan semangat
memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan, agar dapat
memberikan dampak positif terhadap pola pikir, sikap dan prilaku untuk pindah
dan hijrah atau pindah dari kehidupan yang kurang produktif ke kehidupan yang
penuh dengan prestasi ibadah.
Ditambahkan, sebagaimana diketahui bahwa seiring dengan
perputaran waktu dan perubahan zaman, tidak sedikit pengaruh negatif dari era
globalisasi merasuk kesetiap sendi kehidupan generasi muda. “Untuk itu kita
wajib membentengi akhlak dan moral anak-anak kita, agar tidak terkontaminasi
oleh pengaruh negatif tersebut,” ujarnya.
Sementara Ketua Penyelenggara Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad SAW GGMT Kota Jambi Drs.H.Norman Karde mengatakan, perkembangan
pengajian GGMT Kota Jambi sangat banyak sekali perkembangannya.
Terutama pada anggotanya yang sudah mencapai 173 kelompok
Majelis Taklim se-Kota Jambi. “Ini akan siap membantu pemerintah daerah
dalam mengatasi buta aksara Al-Qur’an,” jelasnya.
Dalam Isra’ Mi’raj ini juga orang nomor satu di jajaran
Pemerintah Provinsi Jambi tersebut beserta para pengurus dan anggota GGMT Kota
Jambi mendengarkan secara khidmat tabligh akbar serta tausiah yang disampaikan
oleh penceramah H. Muhammad Amin, M. Kes.
Turut hadir pada kesempatan itu Anggota Pengajian GGMT
se-Kota Jambi, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Jambi Hendrizal,
S.Pt, MM serta para undangan lainnya.(lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar