Synode Bolon GKPS ke-42 "Jangan Menggali Liang Kubur Sendiri"

Acara Makan Siang Peserta Synode Bolon GKPS Ke 42, Rabu 10 Juni 2015. Foto FB GKPS.

Domma hampir jam 6, (Rabu 10 Juni 2015) antusias do peserta Sinode Bolon on tentang LPJ, smua masih hal positif dan dukungan demi kemajuan GKPS, tks. Foto St Runnaidi Saragih (Perutusan GKPS Resort Palembang)

Diskusi: Memperkokoh Kualitas Sumber Daya Manusia & Kepemimpinan Gereja di Indonesia. Dari kiri ke kanan: Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, Ph D(Ephorus GKPS), Pdt. Gomar Gultom, M.Th(Sekum PGI), Pdt. Dr. Martin Lukito Sinaga(Pendeta GKPS/Akademisi di STT Jakarta), Rabu 10 Juni 2015.

Menjelekkan calon pemimpin lain untuk memperoleh citra "seolah lebih baik" adalah sikap yang menggali liang kubur sendiri. Synode Bolon GKPS telah dibuka oleh Ephorus GKPS Pdt Jaharianson Saragih kemaren. Synode Bolon bukan sebuah perhelatan yang sama seperti sidang Parlemen, yang memisahkan diri menjadi kelompok pendukung seseorang.

Synode Bolon adalah mengevaluasi program lima tahun sebelumnya, dan merancang program GKPS lima tahun ke depan. Mereka diutus dan dibiayai dengan "durung-durung jemaat", mencari pemimpin yang mampu melaksanakan program tersebut dan mewujudkan kemuliaan Tuhan di tengah-tengah jemaat yang beranggotakan lebih dari 200 ribu itu.

Para peserta kiranya jangan hanya terfokus pada siapa yang akan memimpin ke depan tetapi harus memagari pemimpinnya dengan program dan aturan agar tidak keluar dari rel kepemimpinan lima tahun ke depan.

Tugas peserta adalah berdoa, bukan meminta petunjuk kepada "bupati", "walikota" atau orang-orang yang memiliki kepentingan politik.

Mencari pemimpin yang mampu mengajar dan mendidik jemaat semakin dekat dengan Tuhan, semakin merasakan campur tangan Tuhan dalam setiap gerak kehidupan mereka.

Para calon pemimpin gereja seharusnya menghindari cara menampilkan diri sebagai pemimpin dengan menjelekkan calon lain. "Menjelekkan calon pemimpin lain untuk memperoleh citra "seolah lebih baik" adalah sikap yang menggali liang kubur sendiri".

Kiranya Synode Bolon ke-42 ini mampu mengeliminir kepentingan "politik" orang-orang tertentu dan mengedepankan "kemuliaan Tuhan". Semoga GKPS akan menjadi garam dan terang di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selamat untuk para utusan jemaat, pendeta, dan seluruh peserta Synode. Karya Tuhan tak terpahami dengan pikiran manusia!.(Copas FB: St Jannerson Girsang)