Jelang Ramadhan, TPID Provinsi Jambi Rapat Antisipasi
Kenaikan Kebutuhan Pokok
Jambi, MR-Jelang bulan suci Ramadhan yang akan jatuh beberapa hari
lagi, Pemerintah Provinsi Jambi beserta seluruh TPID Provinsi dan TPID Kabupaten
Kota (Tim Pengendali Inflasi Daerah) adakan rapat bersama Sekda Provinsi Jambi
Ridham Priskap, dan Kepala Bank Indonesia Jambi, V Carlusa, di Gedung Bank
Indonesia, Kamis (4/6) pagi.
Sementara itu, dari beberapa kebutuhan pokok yang turut
menyumbang Inflasi di Jambi adalah Jengkol, yaitu mencapai 0,0343 44.% dan
berada diurutan 9. Sedangkan di Bungo, jengkol nomor 3 dengan sumbangan 0,706,
dan inflasi sebesar 12,50%. Jengkol turut menyumbang inflasi di Jambi bahkan di
Bungo sangat besar.
Dalam rapat tersebut, Ridham Priskap menjelaskan langkah-langkah
dan mengendalikan laju inflasi harga-harga kebutuhan bahan pokok yang
diprediksi akan terjadi jelang bulan Ramadhan yang akan jatuh dalam waktu dekat
dan sekaligus hingga Idul Fitri.
“Inflasi kita 1,18%, diatas laju pertumbuhan ekonomi
nasional yang cuma 0.5%. Kenapa bisa seperti itu? Rupanya ada 10 sepuluh
komoditas yang menjadi peningkatan laju inflasi ini, mulai dari beras, sayuran,
daging, dan kebutuhan pokok lainnya yang diprediksi akan mengalami kenaikan,”ungkapnya.
Menyangkut hal tersebut, Ridham Priskap mengatakan akan
berupaya kepada seluruh TPID Provinsi dan Kabupaten lainnya untuk mengadakan
tinjauan pasar-pasar yang ada di daerah masing-masing dan sekaligus mengadakan
bagaimana bisa mengendalikan harga-harga dipasaran bekerjasama dengan Bulog.
Bahkan diharapkan kepada masing-masing TPID untuk mengadakan pasar murah di
setiap daerah.
Menyikapi prediksi kenaikan harga Bulog jelang Ramadhan,
Kepala Drive Bulog Jambi, David Susanto mengatakan, stok beras di Jambi stabil
hingga lebaran mendatang. Karena ia mengatakan, stok masih banyak dari daerah
penghasil beras seperti Tanjung Jabung Timut, Kerinci, Sumatera Selatan dan
Lampung.
“Stok Bulog Jambi per Juni 2015 ada 5.895 ton. Bahkan
rencana kedatangan beras 5000 ton dari daerah pendukung tadi. Untuk pasokan
hingga lebaran harga beras tidak ada lonjakan yang berarti. Walau masa panen
sudah berakhir. Seperti di Palembang, Lampung, Kerinci, Berbak dan lainnya.
Jadi kami tidak perlu mengkhawatirkan stok beras,”sebutnya.
Namun demikian, Bulog Jambi mengusulkan kepada Pemerintah,
bahwa Bulog untuk Raskin ditambah seharusnya 12.206 ton, karena saat ini pada
Mei 2015, baru 9.800 ton.
“Provinsi Jambi harus memerintahkan kabupaten kota untuk
mengeluarkan SPA untuk 3 bulan kedepan dan mengintruksikan kepada kelurahan dan
kecamaran untuk mengambil laju raskin hingga 2 bulan kedepan,” kata David
Susanto.
Sementara itu, Perwakilan Dinas ESDM Provinsi Jambi
mengatakan, mengenai stok BBM menjelang Ramadhan. Dalam awktu dekat Dinas ESDM
akan membentuk tim pengendalian BBM menyambut Ramadahn dan Idul Fitri.
“Kondisi BM kita dalam keadaan aman, namun baru bisa
mengetahui pasti kondisi relanya besok, selain BBM, Elpiji juga dalam kondisi
aman,”katanya.
Disperindag Provinsi Jambi mengatakan, pada bulan Mei
memasuki bunan Juni, ada indikasi kenaikan harga cabai dan lainnya. Sehingga
pihaknya mencari pasokan cabe sejumlah 75% dari Sumsel dan Jawa Tengah.
Sehingga harga pada bulan Maret mencapai Rp 16 ribu perkilo. Sedangkan saat ini
mencapai Rp 28 ribu perkilo. Kondisi tersebut dikatakannya tergantung pasokan
luar.
“Untuk bawang mengalami kenaikan 30% jadi Rp 32 ribu pada
bulan ini. Bawang merah jadi Rp 34 ribu, cukup sigsifikan. Tapi telur menurun
dari Rp 1300 perbutir, jadi Rp 1100 perbutir,” katanya.
Disperindag menjelaskan, untuk gula kebutuhan saat ini
hingga 300 ton perbulan. Sedangkan pasokan yang ada sebanyak 200 ton. Sedangkan
garam, kedelai dan susu, diperkirakan pada titik impas.
Jelang Ramadhan, Disperindag akan bagikan 6000 paket sembako
murah, pada pasar lelang argo pada 9 Juni 2015. Untuk operasi kesetiap pasar,
Disperindag Jambi merencanakan menggelar pasar murah yang bekerjasama dengan
Bulog.
Untuk kegiatan pemantauan stok distributor, Disperindag Jambi
melakukan sebanyak 1x dalam seminggu setiap hari Jumat. Untuk pemantauan stok
di tingkat agen pengecer dilakukan setiap Rabu.
Pihaknya mengatakan, dana revitalisasi Pasar Tradisional
sebesar Rp 25 miliar (dana DAK 2016) Disperindag Jambi menginformasikan banyak toko
modern tidak mempunyai IUTM ( Izin Usaha Toko Modern) SIUP, SITU mereka hanya
memikiki izin waralaba. Maka dari itu, Disperindag menegaskan kepada seluruh
toko modern untuk di Itensifkan izin usahanya. “Banyak pasar modern yang tidak punya IUTM, jadi kita
harapkan segera itensifkan izinnya,”tegasnya.
Selanjutnya, perwakilan Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Jambi melaporkan, pemberian dana Bansos (Rp 7 miliar ) kepada Gapoktan Kab/Kota
(kegiatan simpan pinjam untuk pemupukan cadangan pangan) juga telah dilaksanakan
workshop Bansos. BPK meminta Kabupaten Kota untuk segera memonitor dana
tersebut. “Harus dimonitor dana yang besar tersebut,”ujarnya.
Dinas pertanian Provinsi Jambi, Amrin Aziz memprediksi cabe
sebagai penyumbang inflasi pada bulan Juni 2015 ada stok 2.147 ton. Namun
pihaknya melakukan antisipasi apabila pelaku usaha ada kekurangan di Jambi, untuk
mengambil dari luar daerah seperti yang dikakukan Disperindag Jambi.
“Untuk harga, pihak kami menyediakan website pip.kementanri
melalui PIP sehingga dapat disinkronkan dengan website sikokjambi.org tiap
harinya,”jelasnya. “Kalau untuk bazaar, kami siap untuk ikut serta,”tambahnya.
Perwakilan Dinas Peternakan Provinsi Jambi, mengatakan,
jelang Ramadhan ini, Dinas Perternakan sampai saat ini masih ada persiapan stok
Sapi sebanyak 85 ekor. Namun hanya ada siap potong sebanyak 45 ekor.Untuk harga
terpantau saat ini, pihaknya tetap berada di harga Rp 120.000 kg.
“Telah melakukan pertemuan rutin dengan peternak, pedagang,
dan pengusaha, khususnya sampai minggu pertama puasa,’katanya.
Pihaknya mengatakan, dari H-3 sampai dengan H-1 akan selalu
mengadakan operasi pasar dan juga akan mengadakan program Daging Beku. Daging
beku memiliki keunggulan harga lebih murah yaitu Rp 85.000 kg. “Dinas
Peternakan juga memiliki PIP untuk memantau harga-harga daging di
pasaran,”katanya.
Dinas Perhubungan Jambi yang disampaikan perwakilannya
mengatakan, jelang memasuki Ramadhan hingga Idhul Fitri mendatang, kondisi
armada pada PO-PO saat ini sudah siap. Namun pihaknya memprediksi tidak ada
lonjakan penumpang karena masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi baik
roda 4 dan 2.
Untuk tarif, saat ini sudah ditetapkan berdasarkan peraturan
tarif dasar peraturan tarif dan dasar batas atas/bawah. Sementara itu, untuk
kesiapan dan tarif angkutan udara belum. mendapat informasi.
“Semua PO dalam kondisi siap, hanya angkutan udara pihak
kami belum mendapatkan informasi,”sebutnya.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi,
V Carluas mengatakan, terkait akan diadakannya operasi ke sejumlah pasar-pasar
yang akan di dilakukan TPID dalam waktu dekat, pihaknya meminta untuk kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi untuk menganggarkan biaya untuk dilakukan
operasi pasar tersebut.
Selanjutnya, ia mengatakan akan mengadakan Pasar Lelang
untuk Jambi, yang akan dilakukan pada tanggal 18 Juni 2015. Dalam
hal ini, informasi yang disediakan untuk diketahui masyarakat belum sepenuhnya
terupdate sebagaimana yang telah dijalankan.
Maka dari itu, saat ini Bank Indonesia Jambi membuat
WebsiteSikokjambi.org. Sikokjambi.org adalah segala informasi seputar
komoditif. Dimana masyarakat dapat mengetahui harga-harga kebutuhan bahan pokok
do seluruh daerah Provinsi Jambi. Namun saat ini masih memiliki beberapa
kendala. Seperti kurangnya masukan data-data baru dari masing-masing daerah
yang ada di Provinsi Jambi.
“Ya makanya kita disini mengharapkan juga dari masing-masing
daerah mulai mengupdate ke website ini,”katanya.
Disamping itu, dalam menekan laju inflasi di hari besar
keagamaan pihaknya dihimbau untuk mengecek dan melihat gudang-gudang para distributor
dan harus sanggup menegur dan menghimbau distributor jika ada penimbunan
pasukan stok kebutuhan pokok.
Tentunya kontrol ini tidak harus dilakukan pada menjelang
hari besar saja. Ia mengatakan, namun bisa saja tiap bulan sekali sehingga para
distributor itu tidak menimbum kebutuhan pokok lagi, yang menyebabkan
kelangkaan kebutuhan pokok lagi. Dan juga diharapkan meninjau harga langsung
baik Gubernur maupun Walikota untuk meninjau langsung, demi kelancaran arus
distribusi barang yang ada pada hari besar keagamaan.
Seperti yang diinformasikan Bank Indonesia Jambi, inflasi
Jambi saat ini berada di lampu merah, yaitu Inflasi jambi 1,18 (mtm). Dimana
Bungo berada di 0,34 (mtm) dan Nasional 0,50 (mtm)
“Faktor yang mendorong mempengaruhi inflasi adalah, faktor
fikiran konsumen yang memperkirakan pada bulan puasa, harga kebutuhan pokok
akan naik, jadi pedagang langsung menimbun kebutuhan pokok karena berfikir akan
terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok pada bulan puasa. Jadi kita harus
bersama-sama menghilangkan fikiran seperti itu,”tegasnya.
Dijelaskan, dari beberapa kebutuhan pokok yang turut
menyumbang Inflasi di Jambi adalah Jengkol, yaitu mencapai 0,0343 44.% dan
berada diurutan 9. Sedangkan di Bungo, jengkol nomor 3 dengan sumbangan 0,706,
dan inflasi sebesar 12,50%. “Luar biasa kalau kita lihat jengkol turut
menyumbang inflasi di Jambi bahkan di Bungo sangat besar,” ujarnya. (Kahar/Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar