Jambi, MR-Pembangunan Embung di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS)
Batanghari dapat menanggulangi banjir saat musim hujan. Pembangunan Embung itu
juga dapat dimanfaatkan maksimal untuk mengairi persawahan dan kebutuhan air
baku bagi warga sekitar embung. Kini pembangunan Embung masih ada dua di Tebo
dan Muarabungo. Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI akan membangun Embung
di sejumlah titik pada DAS Batanghari.
Hal tersebut dikemukakan Kepala BWSS VI
Bambang Hidayah kepada Media Regional saat berkunjung ke kantor Redaksi Media
Regional di Perum Teguh Permai, Jambi, Jumat (28/5) sore.
Menurut Bambang Hidayah, bangunan Embung merupakan bangunan
yang berfungsi menampung kelebihan air yang terjadi pada musim hujan.
Kemudian air itu untuk persediaan suatu desa di musim kering.
Selama musim kering air akan dimanfaatkan oleh warga untuk
memenuhi kebutuhan penduduk. Di musim hujan Embung tidak beroperasi karena air
di luar Embung tersedia cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan penduduk.
Oleh karena itu pada setiap akhir musim hujan sangat diharapkan kolam Embung
dapat terisi penuh air sesuai rencana.
“Bangunan embung ini juga bisa menanggulangi banjir bandang
saat musim hujan tima. Karena embung dapat menampung air hujan yang maksimal
sebelum mengalir ke sungai. Pembangunan embung ini sangat prioritas guna
menanggulangi banjir bandang yang kerap terjadi di DAS Batanghari Jambi,” ujar
Bambang Hidayah.
Disebutkan, air embung juga bisa dimanfaatkan untuk
kebutuhan persawahan, air baku kebutuhan warga, juga bisa mengendalikan banjir
saat musim hujan. Bangunan embung ini juga bisa dimanfaatkan untuk pertanian.
Master Plan Drainase
Dibidang lain Bambang Hidayah juga akan merancang master
plan (rancangan induk) drainase (saluran air selokan) masing-masing daerah di
Provinsi Jambi. Sehingga di beberapa kabupaten/kota sering terjadi banjir
karena tidak berfungsinya drainase secara baik. Salah satu contoh buruk yakni
Kota Jambi.
Menurut Bambang Hidayah, ribuan kilo meter drainase di sejumlah
kabupaten/kota di Provinsi Jambi belum memiliki master plan drainase yang baik.
Guna penanganan drainase perkotaan di beberapa daerah masih
terkendala belum adanya master plan secara menyeluruh. Sehingga pembangunan
infrastruktur drainase masih belum dapat menyelesaikan masalah banjir di daerah
pemukiman secara tuntas.
“Kita harapkan pembuatan masterplan drainase di
masing-masing kabupaten/kota se Provinsi Jambi sudah waktunya segera
diwujudkan. Sebab dampak buruknya drainase, mengakibatkan timbulnya banjir di
pemukiman penduduk setiap musim banjir tiba,”ujarnya.
Disebutkan, hampir disetiap kabupaten/kota belum memiliki
drainase yang berbasis kelestarian lingkungan. Drainase di kabupaten/kota masih
dibangun tanpa perencanaan yang matang.
“Masih banyak drainase dibangun tidak sesuai bestek.
Pembangunan drainase ini harus mengacu pada kriteria PU Provinsi Jambi. Namun
pembangunan itu harus memiliki masterplan dari masing-masing kabupaten/kota.
Sementara pembangunannya dapat dilaksanakan PU Provinsi Jambi. Dalam waktu
dekat kita akan melakukan rapat koordinasi membuat master plan draenase
tersebut,”katanya.
Bambang Hidayah meminta agar dinas terkait di seluruh
kabupaten/kota segera membuat master plan drainase tersebut. Sehingga selokan
bisa menanggulangi banjir perkotaan jika musim hujan tiba.
Sementara pantauan Media Regional di Kota Jambi menunjukkan,
pembangunan dan kondisi drainase di Kota Jambi masih ada ditemukan kondisinya buruk.
Setiap hujan turun 30 menit saja, sudah terjadi genangan air dan sampah
berserakan di badan jalan. Kondisi itu terdapat di Pasar Jambi, Mayang,
Jelutung, Kambang dan Kecamatan Kotabaru atau jalan lintas Barat Kota Jambi.
Memasuki musim hujan tahun ini, banjir masih terjadi
dipermukiman penduduk akibat draenase yang tidak baik. Bahkan pembangunan
perumahan di Jambi cenderung mengabaikan pembangunan draenase secara baik dan
terintegritas. (Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar