Pasca Pencurian Baut Jembatan Pedistrian
Jambi, MR-Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) kini meminta
pengawasan Jembatan Pedestrian diperketat pasca hilangnya 7 buah mur baut
jembatan itu Sabtu (6/6) sore pekan lalu. Gubernur HBA juga meminta instansi
terkait untuk proaktif dalam mengawasi jembatan itu sehingga jangan sampai ada
sabotase.
Demikian dikatakan HBA saat meninjau jembatan itu saat merespon
laporan hilangnya 7 baut Jembatan Pedestrian Gentala Arasy, Kamis (18/6) siang.
Peninjaun itu HBA didampingi oleh Asisten II, perwakilan dari Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Jambi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Provinsi Jambi, dan Kasatpol PP Provinsi Jambi.
“Saya bersama pejabat dari PU, Budpar, dan Asisten II,
melihat (laporan ) tentang adanya pengambilan baut jembatan. Anak-anaknya sudah
ditangkap dan kemarin sudah diinterogasi di Polsek (Pelayangan), ternyata masih
anak-anak dibawah umur,” ujar HBA.
“Jembatan ini vital. Yang kita kuatirkan apakah itu sabotase.
Itu yang kita dalami. Sebab baut ini sangat vital bagi jembatan ini. Kalau
bautnya dibuka, jembatan ini bisa ambruk. Itu sebabnya kita cek. Laporan dari
keamanan, saudara Amin, memang anak-anak itu dilihat oleh sekuriti kita di sini.
Alasannya sedang buang air kecil. Ada baut yang longgar, kemudian langsung
diambilnya. Itu menurut laporan. Bukan berarti kita berprasangka buruk, tetapi
ini kewaspadaan kita. Dari pihak PU dan pengelola jembatan ini harus
betul-betul waspada dan selalu melakukan pengecekan,” kata HBA.
Menurut HBA, masa pemeliharaan dari PP (perusahaan yang
membangun jembatan), dua tahun. “Dua tahun tanggung jawab PP dalam pemeliharaan
jembatan ini, kalau ada kerusakan, masih tetap tanggung jawab pemborong,”
terang HBA.
“Bagi saya, ini ada positifnya. Kewaspadaan kita kedepan
harus semakin kita tingkatkan. Terutama dari pihak petugas Jembatan dan Gentala
Arasy. Hasil di lapangan, ternyata memang sangat vital, kalau baut itu terbuka
semua memang berbahaya, bisa merubah struktur jembatan ini. Ini merupakan
pengalaman yang sangat berarti bagi kita. Mudah-mudahan kedepan tidak terjadi
lagi,” ujar HBA.
Ketika ditanya tentang kapan pemasangan aksesoris (lampu)
jembatan, kata HBA, berdasarkan laporan dari Disbudpar, mungkin dalam waktu satu
atau dua minggu ini sudah mulai dipasang. “Alatnya ada yang belum datang, masih
di Jepang, yang sudah datang itu akan segera dipasang,” sebut HBA.
Kata HBA, dari pihak pengusaha yang mengerjakan, untuk
pemasangan lampu itu, dia minta izin untuk menutup jembatan selama 2 minggu. Sebab
untuk memasang lampu itu banyak alat-alat, tetapi terakhir, ternyata tidak
perlu ditutup, tetapi ada sebagian pengunjung mungkin terganggu.
“Silahkan saja, kalaupun ditutup, di pangkal jembatan,
supaya masyarakat mengetahui. Terus terang, pengunjung di sini sangat banyak,
terutama pengunjung di Menara Gentala Arasy. Tadi diinformasikan oleh pihak
Budpar, sampai 24 ribu orang per bulan. Itu suatu hal yang luar biasa. Kita
bandingkan dengan pengunjung Museum Negeri Jambi, satu tahun 24 ribu, ini satu
bulan,” katanya.
Mungkin karena dalam Museum Gentala Arasy ada
sejarah-sejarah masuknya Islam ke Seberang Kota Jambi, ada Al-Qur'an besar, dan
juga ada teater untuk menononton, mungkin itu yang menarik, karena hal ini
baru, manarik bagi pengunjung.
Disamping itu, yang menarik bagi kita, yang mengunjungi
bukan hanya dari Provinsi Jambi, tetapi juga dari luar, termasuk wisatawan
asing yang mengunjungi Museum Gentala Arasy.
Terkait retribusi dari para pengunjung, HBA mengungkapkan, retribusi
itu belum bisa kita pungut, sebab Perdanya masih dalam proses meminta
persetujuan kepada Kementerian Dalam Negeri. Enam bulan yang lalu ternyata
sudah ada Perdanya, didalamnya retribusi itu sudah diatur.
Menurut informasi, pola di Kementerian Dalam Negeri, Perda
yang menyangkut retribusi, bukan hanya Biro Hukum saja tetapi juga harus minta
persetujuan dari Keuangan Kementerian Dalam Negeri, karena menyangkut pungutan.
“Konsep Pergub sebagai pelaksana Perda itu sudah kita siapkan, artinya nanti
kita bisa melaksanakan pemungutan,” tambah HBA.
Terkait pembuatan WC dan Mushola, HBA menyatakan bahwa
semula itu direncanakan dimasukkan di APBD Perubahan. “Ternyata khusus WC
dibantu oleh Pusat, informasi dari Kadisbudpar tadi, Pusat akan membantu
pembuatan WC. Tetapi kalau Mushola nanti kita pikirkan apakah dari Pemda. Misalnya
melalui bantuan untuk pembangunan mesjid ada juga, sepanjang tidak melanggar
aturan,” sebut HBA.
Terkait danya adanya warung-warung beratap terpal-terpal
biru di dekat Menara Gentala Arasy, kata HBA, sebenarnya itu harus ditertibkan.
“Sementara kita masih toleranlah. Biarlah masyarakat Seberang Kota Jambi
menikmati dulu kondisi yang ada sekarang. Dengan adanya Jembatan Pedestrian dan
Menara Gentala Arasy ternyata bukan membawa mala petaka, tetapi membawa
keuntungan ekonomi bagi masyarakat Seberang,” ujarnya.
“Mungkin nanti ditata dengan baik, tenda-tenda birunya
dibuat lebih bagus, dirancang dengan sebaik mungkin. Termasuk juga ketek yang
dulu kita kuatirkan bisa mematikan motor-motor ketek, ternyata kebalikannya,
malah mereka bisa menghasilkan dua kali lipat dari sebelum ada Gentala Arasy.
Mudah-mudahan apa yang kita buat ini ada manfaatnya bagi masyarakat banyak,”
kata HBA.
Kronologis Pencurian
Menurut keterangan Koordinator Penjagaan Jembatan Pedestrian
dan Menara Gentala Arasy, Amin, yang juga merupakan orang yang melihat anak
yang mengambil baut Jembatan Pedestrian Gentala Arasy itu, pencuria mur baut
jembatan itu dilakukan Sabtu (6/6/2015) sore pekan lalu.
“Pada Sabtu (6/6) sekitar jam setengah 6 sore, saya melihat
dari pos penjagaan, ada orang naik turus di dekat tiang jembatan. Setelah itu,
kita menghubungi sekuriti untuk menangkap. Selesai ditangkap, saya periksa di
kantongnya memang ada mur baut 7 (tujuh) buah,” tutur Amin.
Amin mengatakan, jumlah yang mengambil mur baut jembatan
sebanyak tiga orang. Dua orang dari Tanjung Raden dan satu orang dari Buluran.
Ada yang baru lulus SMA dan ada yang masih SMP.
Kata Amin, bahwa pelaku mengatakan awalnya mereka buang air
kecil di dekat tiang jembatan, dan ketika melihat ada mur baut yang longgar,
mereka mengambilnya.
“Massa sempat geram dengan pelaku dan sempat dihakimi
massa. Massa geram karena itu menyangkut nyawa orang. Namun kedua pelaku segera
diserahkan ke polisi terdekat," ujar Amin. (Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar