Jambi- Ketua
Dekranasda Provinsi Jambi Hj. Yusniana Hasan Basri menunjukkan komitmennya
terhadap pengrajin batik yang ada di Provinsi Jambi. Salahsatunya, dengan mengadakan
pelatihan pengembangan desain dan pewarnaan alam yang dilaksanakan oleh
Dekranasda Provinsi Jambi dengan Dinas Perindustrian Provinsi Jambi, Rabu
(18/6).
Acara pembukaannya dilakukan di rumah dinas gubernur dan pelatihan
diaksanakan di sanggar Sri Tanjung pada 18 Juni sampai 22 Juni. Pelatihan ini
mengundang perwakilan dari Museum Nasional Jakarta Darami, dan perwakilan dari
museum tekstil Trisni dan Gianto. Pelatihan pengembangan desain batik tulis,
pewarna batik dan pembuatan canting ini merupakan salah satu bentuk pembinaan
pengembangan kerajinan batik Jambi . Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang
pengrajin dari kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.
Pada kesempatan ini Hj.Yusniana
menekankan bahwa pengembangan batik dan kesejahteraan dari para pengrajin
merupakan pekerjaan rumah dari pemerintah yang harus diupayakan secara optimal
karena saat ini minat pengrajin batik tulis di Provinsi Jambi mengalami
penurunan. Dan secara umum perajin lebih menyukai sistem pembuatan batik dengan
cap.
“Dengan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan mutu desain batik,
yang saat ini masih kurang variasinya atau monoton, dan kita dari pihak
pemerintah diharapkan dapat mencari solusi terbaik untuk meningkatkan minat
perajin agar lebih menyukaibatik tulis dan kita harapkan juga ke depan batik
Jambi dapat memiliki ciri yang khas dari setiap Kabupaten/Kota, dan batik Jambi
dapat diproduksi dengan harga yang murah yang terjangkau oleh kalangan menengah
ke bawah, karena selama ini batik tulis sangat mahal harganya dan hanya mampu
dibeli oleh kalangan atas”ungkap Hj.Yusniana.
Hj. Yusniana menyampaikan bahwa
perhatian pemerintah dalam pengembangan batik di Provinsi Jambi sudah sangat
baik, namun di sisi lain belum dirasakan optimalnya hasil yang kita capai dalam
pengembangan. “Saya berharap melalui berbagai pelaitaj dan inovasi serta kreasi
yang kita lakukan, batik Jambi akan kembali mendapat tempat di hati masyarakat.
Hal ini saya sampaikan mengingat saat ini cukup banyak pakaian batik yang
datang dari negara lain, seperti Korea, China, Malaysia, dan berbagai negara
lainnya yang beredar di pasaran”jelasnya.
Menurut Hj.Yusniana jika kondisi
ini tidak segera diantisipasi tentunya batik Jambi akan kalah bersaing dengan
batik dari luar, “Dan ini menjadi tantangan bagi semua komponen pembangunan di
Provinsi Jambi namun kitalah yang harus lebih pro aktif dan saya juga
menghimbau agarkita mampu memayungi dan mengembangkan produk kerajinan serta
pengembangan usahanya. Kita harus mampu berupaya untuk meningkatkan kehidupan
pelaku bisnisnya, yang sebagian besar merupakan kelompok usaha kecil dan
menengah”katanya.
Dilajutkan Hj.Yusniana bahwa
tantangan ini mengharuskan semua pihak meningkatkan kerjasama dan kemitraan
dengan semua pihak. “Untuk memajukan dan mempromosikan hasil kerajinan tersebut
termasuk hasil kerajinan batik. Untuk promosi kita telah mengikuti berbagai
even pameran dan ekspo misalnya pameran dan ekspo yang diadakan di ajungan
Taman Mini Indonesia Indah, pamerandi museum Malayasia dan berbagai pameran
lainnya,” jelasnya. (Maria-Humas Provinsi Jambi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar