Selasa, 10 Juni 2014

KPwBI Jambi Prioritaskan Pengembangan UMKM Berbasis Komuditi

Wakil Gubernur Jambi saat meninjau pertanian kopi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat baru-baru ini. Foto Rosenman Manihuruk
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Provinsi Jambi kini memprioritaskan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berbasis komuditi di Jambi. Hal itu sejalan dengan target pengembangan sektor riil dan UMKM yang meliputi peningkatan produksi, peningkatan kualitas produk, peningkatan akses pemasaran dan peningkatan akses pembiayaan. 

R MANIHURUK, Jambi

Prioritas pengembangan UMKM berbasis komuditi itu guna menyentuh kalangan petani di Jambi. Target tersebut disesuaikan dengan masing-masing UMKM. Pengembangan UMKM yang telah dilakukan meliputi penelitian, pelatihan dan penyediaan informasi.

Kepala BI Perwakilan Provinsi Jambi, Vielloeshant Carlusa melalui Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan KPwBI Provinsi Jambi, Ihsan W Prabawa baru-baru ini mengatakan, UMKM binaan Bank Indonesia terdiri dari empat lokasi dengan empat komoditi yang berbeda. 

Disebutkan, binaan itu yakni pengembangan cabe merah di Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi. Pengembangan klaster ini dilatarbelakangi oleh fakta komoditas utama adalah cabe merah sebagai komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Jambi. 

Pihak BI Jambi bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Jambi serta Kota Jambi dengan membuka lahan seluas 4 (empat) ha dan akan dikembangkan ke 10 ha. Target dari pengembangan klaster ini adalah meningkatkan produksi yang menjadi penopang di sekitar Kota Jambi.

Menurut Ihsan W Prabawa, kedepannya, kawasan ini diharapkan menjadi kawasan pertanian terpadu yang memadukan antara usaha pertanian, peternakan, dan perikanan. 


Binaan lainnya yakni pengembangan ikan patin di Desa Teluk Ketapang, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari. Provinsi Jambi yang terkenal dengan komoditas ikan patin mendorong Bank Indonesia turut serta dalam upaya pengembangannya di wilayah Batanghari dengan menggandeng 2 (dua) UMKM binaan. 

Target dari pengembangan UMKM ini adalah peningkatan produksi dengan efisiensi biaya dari produksi ikan patin. Selanjutnya untuk meningkatkan nilai tambah usaha telah dilakukan pengembangan industri rumahan melalui pengolahan aneka makanan yang berbahan baku ikan patin. Saat ini, hasil produksi industri olahan ikan patin sudah dapat ditemui di beberapa pameran.

Selanjutnya pengembangan pinang dan kopi, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jambi merupakan provinsi kedua terbesar yang memproduksi pinang di Indonesia (berdasarkan data statistik pertanian, Kementrian Pertanian). 

Namun demikian, cara produksi pinang pada beberapa tempat masih tradisional sehingga pengembangan usaha sangatlah terbatas. Untuk itu, pengembangan UMKM untuk meningkatkan kualitas pinang dan kopi menjadi tujuan utama di Kuala Tungkal. Kualitas yang lebih baik akan diikuti dengan peningkatan harga jual sehingga dapat menjadi modal untuk pengembangan usaha. 

Binaan BI Jambi lainnya yakni pengembangan kelapa sawit dan tanaman sela  di Desa Mekar Sari Makmur, Kecamatan Sei Bahar, Kabupatan Muaro Jambi. Beberapa lokasi tanaman kelapa sawit di Jambi telah mengalami fase akhir dimana produktivitas sudah sangat rendah sehingga membutuhkan replanting

Bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Bank Indonesia turut serta dalam program replanting kelapa sawit dengan pola intercropping tanaman palawija dan holtikultura sebagai salah satu  sumber penghasilan petani menjelang panen kelapa sawit. (*/lee)
***
BI Susun Komuditas Produk dan Jasa

Pihak KPwBI Jambi telah menyusun buku Komoditas Produk dan Jasa Unggulan se-provinsi Jambi dengan database per kabupaten pada tahun 2012. Buku ini dapat menjadi acuan untuk pemetaan pengembangan usaha di suatu daerah.

Hal itu dikatakan Kepala BI Perwakilan Provinsi Jambi, Vielloeshant Carlusa melalui Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan KPwBI Provinsi Jambi, Ihsan W Prabawa kepada Harian Jambi belum lama ini.

Disebutkan, penyusunan itu misalnya komoditas-komoditas apa yang berkembang di Kabupaten A berdasarkan persepsi pemerintah daerah, maupun pengusaha. Apabila membutuhkan informasi tersebut silahkan datang ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, dan akan kami berikan buku ataupun soft copynya secara GRATIS.

Disebutkan, pelatihan diberikan baik kepada UMKM untuk meningkatkan kualitas kerja maupun kepada Account Officer perbankan. Di samping permodalan, beberapa permasalahan yang dialami oleh UMKM adalah pengetahuan teknis mengenai usaha serta semangat dan motivasi. 

Di banyak tempat, UMKM menjalankan usaha dengan metode yang sama yang dilakukan oleh generasi sebelumnya. Penggunaan teknologi sederhana namun tepat guna yang dapat bermanfaat untuk menurunkan biaya produksi ataupun meningkatkan nilai jual masih terbatas. 

Mengatasi hal tersebut, pemerintah telah memberikan perhatian lebih dalam mengembangkan UMKM dengan memberikan beberapa bantuan sebagai peralatan untuk bekerja. Selanjutnya, bantuan fisik saja tidak cukup untuk pengembangan UMKM, namun semangat motivasi untuk berkarya dan mengelola keuangan yang baik juga diperlukan oleh UMKM sehingga usaha dapat berlangsung secara terus-menerus.

Menurut Ihsan W Prabawa, penyediaan Informasi untuk memasarkan UMKM. “Kami turut serta dalam pameran baik yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia maupun pihak ketiga. Pameran menjadi media yang cukup efektif sebagai pengenalan awal produk UMKM kepada masyarakat luar,” katanya. 

Disebutkan, setiap tahunnya, Bank Indonesia menyelenggarakan pameran sebanyak dua kali bersama dengan perbankan baik konvensional maupun syariah. Termasuk keikutsertaan pada pameran Telanai Expo 2014. (lee)

Wakil Gubernur Jambi saat meninjau pertanian kopi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat baru-baru ini. Foto Rosenman Manihuruk



Tidak ada komentar: