Selasa, 24 Juni 2014

Lokasi Tak Strategis, Pengaruhi Tingkat Penjualan RSS


Perumahan T36 di Sabak Regency


Developer sebagai penyedia perumahan tentunya ingin setelah pembangunan selesai, dapat langsung dinikmati oleh konsumen. Namun jika lokasi perumahan dinilai tidak strategis oleh konsumen, bagaimana perumahan tersebut akan terjual. Jangankan terjual, untuk melirik pun, konsumen akan enggan.

Sungguh ironis memang, di tengah perkembangan property yang baik ini, banyak developer lokal yang seakan-seakan lupa kebutuhan perumahan bagi keluarga menengah ke bawah. Tentunya perumahan tidak hanya dimiliki kalangan menegah ke atas. 

Demikian dijelaskan Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Provinsi Jambi, M Mifta, Jumat (20/6). Menurut dia, masyarakat berpenghasilan rendah pun tentunya mempunyai hak akan hal itu. Untuk perumahan nasional sudah menyentuh angka Rp 17 juta per unit. Provinsi Jambi sendiri kebagian 5.000 unit untuk perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). 


Perkembangan harga property yang kian beranjak naik tentunya akan menyulitkan beberapa kalangan untuk memiliki rumah. Keinginan untuk memiliki rumah tentunya juga dirasakan oleh semua kalangan, tanpa terkecuali Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 

“Hal ini tentunya akan menghambat penjualan FLPP itu sendiri. Intinya harga tanah dan lokasi perumahan itu menentukan FLPP itu laku atau tidak,” kata Mifta. 

Disebutkan, perumahan FLPP sendiri telah banyak dibangun di beberapa daerah di dalam Kota Jambi. Seperti di daerah Mendalo Kabupaten MuaroJambi. Salah satu perusahaan pengembang khusus perumahan FLPP PT Rimba Guna Makmur.
Untuk 1,5 tahun terakhir telah membangun 726 unit perumahan FLPP didaerah tersebut. Habibi salah satu karyawan PT Rimba Guna Makmur mengatakan, penjualan FLPP sendiri memang memiliki kendala tersendiri.
Terlebih bila dihubungkan dengan KPR, sampai saat ini dari 726 unit yang terjual ada beberapa konsumen yang nantinya akan ditolak pihak bank karena bermasalah. Menurut Habibi, FLPP sendiri memang lebih diminati oleh konsumen dari luar Kota Jambi.
“Konsumen kita paling banyak berasal dari daerah Sabak, Tanjabtim. Tentunya dengan perkembangan harga penjualan property yang terus meninggi, natinya akan berimbas juga pada naik harga perumahan bersubsidi,” katanya.  (lee)


Tidak ada komentar: