Membuka usaha gampang-gampang susah. Gampang bagi yang paham dengan dunia usaha, dan sulit bagi yang tidak memiliki naluri bisnis. Bisnis bidang fotografers juga bisa berkembang dengan baik. Salah satu yang sukses menggeluti bisnis ini adalah “Studio A”di Jambi.
Mengabadikan momen spesial,
sepertinya sudah menjadi salah satu kewajiban untuk sebagian orang. Oleh karena
itu, tak heran jika dari banyaknya peminat tersebut muncul peluang usaha, yakni
dengan membuka usaha studio foto. Sesuai dengan perkembangannya, apalagi dengan
adanya foto digital, ternyata saat ini jasa studio sangat diminati banyak
orang.
Foto, sepertinya kata ini sudah tidak asing di sekitar kita.
Mulai dari anak-anak, remaja bahkan dewasa banyak yang menyukai kegiatan
foto ini. Namun perbedaannya, kalau
dulu masih mengunakan jasa foto servis kilat,
sedangkan untuk saat ini sudah memakai foto digital yang relatif lebih mudah
dan cepat.
Karena dari banyaknya peminat foto itulah akhirnya dengan
berbekal keahlian, Silvia Tan (55) dan suaminya Moan Johanes Fransisko (60)
berminat untuk membuka studio foto. Silvia dan Moan merupakan salah satu orang
yang mempunyai usaha mengenai jasa foto. Jasa foto pemotretan ini dibuka sejak
tahun 1981 dan hingga sekarang masih tetap bertahan. Walaupun pada saat ini
sudah banyak studio foto yang lain.
“Saya merasa tertarik untuk membuka usaha studio foto ini
karena dari dulu sampai sekarang peminatnya masih banyak, kemudian juga, selain
itu juga suami saya memang berlatarbelakang seorang fotografer, makanya usaha
ini tetap saya pertahankan,” ungkap Silvia belum lama ini.
Selain itu alasan lain yang diungkapkan oleh suaminya adalah
bahwa keinginannya untuk tetap motret akan tetap dijalani. Karena menurut Moan,
foto bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun foto merupakan hobi
keluarganya. Sehingga Moan tetap memilih untuk mempertahankannya.
Bersama dengan suaminya itulah, Silvia terus berupaya untuk mengembangkan
usaha studio foto yang diberi nama ‘Studio A’. Walaupun saat ini telah menjamur
usaha membuka studio foto yang lain.
Silvia mengatakan bahwa menjadi hal yang wajar jika bisnis
studio foto ini banyak diikuti orang, karena pekerjaan yang banyak peminat
pasti akan banyak peluangnya. Namuan Silvia tidak merasa tersaingi, yang
penting apa yang dilakukan Silvia dan suaminya merupakan usaha yang sudah ada
sejak lama.
Usaha Studio Foto Keluarga
Add caption |
Walaupun membantunya hanya sekadar
sampingan, namun ternyata setelah dilihat, peminat foto pada waktu itu sangat
banyak. Namun yang mempunyai usaha ini masih sedikit, karena terbatasnya
peralatan yang ada.
“Kalau dari keluarga dulu usahanya memang membuka jasa foto,
makanya daripada kami mencari dan membuka usaha baru yang belum jelas, kami
belajar dulu untuk membantu mengurus usaha foto milik kakak ipar saya,” ujar
Silvia.
Sejak saat itulah, berbekal kemampuan yang dimiliki selama
membantu keluarga, kemudian dalam jangka waktu yang tidak lama, akhirnya Silvia
dan Moan berniat untuk membuka usaha sendiri.
Studio Foto Sendiri
Dari banyaknya peminat jasa foto, sepertinya di situlah ada
peluang usaha. Dan ternyata memang benar, setelah membuka jasa foto sendiri,
ternyata usaha tersebut memang sangat menguntungkan bagi Silvia dan Moan. Hal
yang paling diutamakan oleh Silvia dalam membuka usaha jasa foto adalah
kemampuan dari suami dalam hal pemotretan.
Pertama kali usaha ini dibangun, lokasinya hanya dalam satu
kios yang terletak di pasar. Pada waktu jasa foto ini dibuka, Silvia masih
bekerja di bank. Hal ini disebabkan karena Silvia merasa yakin dengan kemampuan
suaminya. Namun, Moan masih tergolong sebagai fotografer baru yang belum
mempunyai banyak pengalaman serta keahlian, yang menjadi target pertama adalah
lokasi pasar.
Setiap hari Moan menjadi fotografer keliling di setiap
sudut pasar untuk mencari pelanggan. Setelah menjadi fotografer keliling,
ternyata usahanya tidak berjalan seramai dengan usaha kakak iparnya dulu.
Karena sepi, akhirnya Silvia sebagai pegawai bank dan ikut membantu usaha
suaminya dalam studio foto.
“Kalau dulu pertamanya memang sepi karena dulu kami belum
punya pelanggan, mungkin karena mereka belum tahu bagaimana hasil kerja suami
saya, jadi tidak heran kalau usaha kami dulu sepi, tapi suami saya tetap
bertahan, karena dia yakin bahwa usaha ini nantinya akan bisa menjadi lebih
baik, dengan berbekal keyakinan dari suami itulah akhirnya saya ikut bernaung
dalam usaha ini karena dari awal usaha ini memang usaha bersama,” ujar Silvia.
Modal Usaha dari Keluarga
Menurut sebagian orang beranggapan bahwa bisnis fotografi
adalah bisnis padat modal. Hal ini bisa dilihat dari jumlah aset yang harus
dimiliki seorang fotografer. Namun tidak dengan usaha Silvia dan Moan. Silvia
mengungkapkan bahwa modal yang paling utama ketika usaha jasa fotonya dibuka
adalah keahlian dalam mengambil gambar foto. Karena semakin tinggi skill semakin tinggi pula calon klien
dan semakin besar juga bayaran yang akan didapatkan.
“Kalau dulu yang diutamakan suami saya adalah keahlian,
karena semua orang bisa mengambil foto tapi tidak semua orang mampu memahami
bagaimana corak foto yang sebenarnya karena foto itu juga termasuk sebagai
salah satu seni, makanya dulu pertama kali usaha ini dibuka suami saya tidak
langsung mempunyai kamera foto, karena pada waktu itu suami saya bisa meminjam kamera dari kakak ipar,” papar Silvia.
Namun selain berbekal dengan keahlian, Silvia dan Moan juga
membutuhkan modal usaha sebagai penunjang dari perjalanan usahanya. Dalam hal
ini, selain modal sendiri, Silvia dan Moa juga mendapatkan bantuan modal dari
keluarganya. Hal ini disebabkan karena modal yang dimiliki Silvia belum memadai,
apalagi pada waktu itu Moan suami Silvia masih mencari rintisan usaha untuk
keluarganya.
Kios Pasar
Walaupun
pada awal usaha foto ‘Studio A’ tersebut sepi pelanggan, selang beberapa waktu
sekitar satu tahun ternyata permintaan masyarakat untuk mendokumentasikan momen
penting dalam bentuk foto semakin meningkat. Hingga mengakibatkan usaha
fotografi Silvia dan Moan semakin berkembang.
Karena
banyaknya permintaan, Silvia dan Moan akhirnya mengambil karyawan untuk
membantu usahanya. Setelah itu mulailah Silvia dan Moan membuka tempat yang
lebih besar lagi.
“Pada
dasarnya modal saya dulu memang uang, tapi yang paling saya utamakan adalah
keahlian dan juga keyakinan, kemudian juga pelayanan optimal. Karena dengan
keahlian yang saya
miliki dan keyakinan saya sebagai pemilik usaha jasa foto untuk selalu
memberikan yang terbaik maka hasilnya pasti juga akan yang terbaik, dan menurut
saya itu adalah salah satu kunci utama dalam usaha yang saya jalankan,” ujar
Moan.
Hingga akhirnya, saat ini usaha studio foto milik Silvia dan
Moan yang dulu hanya dalam kios kecil di pasar, sekarang sudah menjadi besar
yang menempati 10 ruko yang lebih tepatnya terletak di Jalan Sultan Agung No 1,
Simpang Pulai Jambi. Selain itu juga Silvia mempunyai sekitar 15 karyawan untuk
membantu usahanya.
Untuk lokasi studio fotonya pun diberikan ruang
masing-masing, yaitu studio foto untuk keluarga, studio foto untuk remaja dan
studio foto untuk hal yang khusus. Karena perkembangan usaha foto yang bagus,
akhirnya Silviapun melengkapi dengan adanya rias pengantin. Selain itu juga
melayani jasa rias untuk wisuda.
Dalam hal ini, Silvia mengaku bahwa usahanya tersebut
semakin lama memang semakin maju. Apalagi kalau pada hari ataupun pada
acara-acara tertentu seperti acara wisuda, lomba foto anak-anak, peminat
jasanya lebih tinggi dibandingkan hari biasa. Selain itu juga sudah banyak
pelanggan yang terus menggunakan jasanya sejak lama.
“Salah satu pelanggan tetap yang sudah sejak lama
berlangganan kurang lebih hampir 8 tahun itu adalah Unbari,” ujar Silvia.
Kualitas Prioritas
Add caption |
Dalam usahanya tersebut, Silvia dan Moan selalu mengutamakan
pelayanan dan juga kualitas hasil foto. Karena dengan kualitas yang bagus, maka
secara tidak langsung pelanggan akan kembali lagi untuk menggunakan jasanya.
Menurut Silvia, bisa saja jasanya menggunakan kualitas yang standar tapi
hasilnya tidak akan lama. Oleh karena itu, semua peralatan yang untuk hasil
foto yang maksimal selalu dipilih bahan yang berkualitas nomor satu.
“Kalau dalam usaha saya ini, bisa dibilang bahwa peralatan
studio foto di sini tidak dapat disamakan dengan peralatan studio foto lain
pada umumnya. Walaupun pada dasarnya peralatan yang standar juga bisa
menghasilkan foto. Namun, hasilnya tak akan bertahan lama. Karena kalau hasil
cetak peralatan yang biasa itu paling hanya mampu bertahan kurang lebih satu
tahun setelah itu warnanya sudah pudar, sedangkan hasil cetak di sini bisa
bertahan hingga lima belas tahun," jelas Silvia.
Silvia menambahkan, bahwa pada umumnya tujuan orang
mengambil gambar (foto) adalah sebagai sesuatu yang dapat dikenang ataupun
sesuatu yang penting. Kenangan itu sendiri normalnya akan dinikmati untuk waktu
yang lama. Oleh karena itu, sejak awal merintis usaha, Silvia memang mengandalkan
kualitas hasil akhir sebagai salah satu media promosi. Dengan keutamaan dari
kualitas hasil itu yang mengakibatkan omzet yang didapatkan Silvia dan Moan
dari usaha ini bisa mencapai jutaan rupiah tiap bulannya.
"Jika orang puas, dengan sendirinya orang akan mengabarkan
hal tersebut pada orang terdekat dan sekitarnya," tambahnya.
Oleh karena itu, tidak heran jika sampai saat ini studio
foto milik Silvia dan Moan adalah termasuk yang terbesar di Jambi dan masih
menjadi langganan pejabat dan tokoh masyarakat di Jambi. Silvia dan Moan pun
selalu berharap agar usahanya tetap terus bertahan, karena mempertahankan itu
lebih sulit daripada memulai yang baru.(*/lee)
***
Studio A Lengkap dengan Rias Pengantin
Add caption |
“Karena kalau orang menyewa jasa untuk rias pengantin,
mereka juga bisa langsung menyewa jasa fotonya
jadi sekali dayung dua usaha bisa langsung jalan,” ungkap ibu dari empat anak
ini.
Dalam hal ini Silvia mengikuti pelatihan rias penganti di
luar negeri, yakni di Singapura. Silvia
memilih pelatihan di luar negeri karena keutamaan dari hasil bukan hanya
diterapkan dalam usaha foto, tetapi juga diterapkan dalam usaha rias pengantin.
Silvia tidak mau mengecewakan pelanggan yang menggunakan jasanya. Oleh karena
itu, meskipun biaya untuk pelatihannya mahal, tetap Silvia lakukan karena demi
kepuasan dari pelanggan.
Namun, beberapa waktu yang lalu, sekitar bulan September
tahun 2013 yang lalu usaha rias pengantin milik Silvia yang terletak di lantai
dua terjadi kebakaran. Kebakaran tersebut terjadi akibat korsleting listrik. Karena kebakaran tersebut kerugian dari
Silvia mencapai hingga Rp 200 juta.
Namun Silvia tidak putus asa, karena kejadian itulah Silvia dan Moan akan
selalu berhati-hati dalam setiap kegiatan yang dilakukan.(lee)
***
Tips Sukses Bisnis Usaha Jasa
Fotografi
Bagi Anda yang ingin secara profesional menekuni jasa
fotografi. Ada beberapa tips yang akan membantu kesuksesan bisnis jasa
fotografi. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Kemampuan dalam Mengoperasikan Kamera
Seorang fotografer harus mempunyai kemampuan untuk
mengoperasikan kamera. Karena dengan kemampuan dalam mengoperasikan nantinya
akan bisa mendapatkan hasil foto yang maksimal, maksudnya bukan hanya sekedar
asal foto.
Bisa Mengedit Foto
Dalam bisnis jasa fotografi, di era modern seperti saat ini,
para fotografer juga mutlak harus bisa mengedit foto. Sebab jika
foto yang dihasilkan oleh kamera digital kurang sempurna, maka untuk
memperbagusnya harus dilakukan editing baik warna, pencahayaan maupun
pemotongan foto yang dirasa tidak perlu.
Punya Jaringan dan Pelanggan
Pemotretan
Pada dasarnya, usaha studio foto seperti ini adalah bisnis
jasa. Jadi tidak mungkin mendapatkan penghasilan kalau tidak ada klien atau
orang yang menggunakan jasa pemotretan. Untuk itu, membangun jaringan itu
diperlukan agar usaha foto ini bisa berjalan dan terus berkembang.
Menjaga Kepercayaan Pelanggan
Kepercayaan merupakan unsur penting dalam setiap gerakan
usaha. Modal dan bakat yang baik belum cukup jika tidak diiringi rasa percaya
dari pelanggan. Ketepatan proses pengerjaan foto, hingga kualitas hasil cetak
yang yang bagus dan maksimal, akan menimbulkan rasa percaya dalam diri klien.
Sehingga peluang berbisnis dan jaringan akan semakin luas.
Menjalin Hubungan Baik dengan
Pelanggan
Mungkin Kita sering mendengar istilah habis manis sepah
dibuang. Dalam berbisnis, justru hal seperti itu harus ditinggalkan. Persaingan
dalam dunia usaha studio foto saat ini sangat ketat, kualitas dan kuantitas
yang kita miliki kadang tidak berbeda jauh dengan tawaran pengusaha lain. Maka
dari itu, sangat diperlukan pembinaan hubungan baik agar pelanggan tidak kecewa
dengan pelayanan yang diberikan.
Optimalkan Kreativitas
Selain kepercayaan dan hubungan baik, salah satu cara agar usaha
foto tetap bertahan adalah dengan
terus berinovasi dan meningkatkan daya kreativitas
terhadap kualitas foto. Baik dari segi penawaran, kemasan, proses, maupun
hasil. Hal ini selain bisa menarik semakin banyak konsumen baru, juga mampu
mempertahankan konsumen lama yang berkemungkinan mencari yang “lebih”.(net/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar