SUASANA: Tampak suasana acara diskusi yang
berlangsung di LPMP Senin (2/2/2015). Tampak Budayawan Jambi Junaidi T. Noor saat memberikan materi. IST/HARIANJAMBI
JAMBI-Sikap toleransi dalam kehidupan
sosial itu, adalah memahami perbedaan itu sebagai salah satu menghormati dan menghargai
hak orang lain. Hal ini dikatakan oleh Bahren Nurdin salah satu motivator dalam
acara diskusi di LPMP kemarin.
“Jadi toleransi itu, tidak mudah
tersinggung, kemudian mampu menata hati dan pikiran serta tidak iri hati
termasuk memaki-maki keyakinan orang lain atau mencurigai kegiatan ritual orang
lain,” ujarnya saat ditemui usai acara kemarin.
Selain itu, toleransi bisa dilihat secara
global, baik itu secara politik, sosial, budaya dan agama. “Tentu harus kita
harus melihat toleransi dari sudut pandang mana, sehingga pemahaman akan sikap
saling menghormati bisa tumbuh di tengah kehidupan sosial kita,” ucap Bahren
yang juga Dosen IAIN STS Jambi.
Dikatannya, bahwa untuk menumbuhkan sikap
kebersamaan dalam perbedaan, yakni dengan mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila, seperti semboyannya Bhineka Tunggal Ika.
“Masyarakat kita adalah masyarakat yang
majemuk, dengan latar belakang yeng berbeda baik itu agama, ras, suku, bahasa
dan budaya. Kalau tidak ada sikap kebersamaan dan toleransi, maka yang timbul
adalah konflik atau gesekan antar sesama masyarakat,” katanya.
Sedangkan menurut salah satu tokoh adat dan
budayawan Jambi Junaidi T. Noor mengatakan kearifan lokal yang dimiliki
masyarakat Jambi, salah satunya adalah toleransi. Di tengah kondisi masyarakat
yang heterogen ini, budaya dan adat melayu Jambi bisa menerima perbedaan itu
sebagai nilai dari kearifan lokal nusantara.
“Karena toleransi mengajarkan rasa
solidaritas sosial yang memiliki nilai spritual, komitmen bersama, jati diri
bangsa, nurani bangsa Indonesia dilandasi dengan pengertian, kesadaran,
keyakinan tanggung jawab dan partisipasi sosial dengan semangat kebersamaan,
kerelaan untuk berkorban demi sesame dengan diperkuat nilai-nilai kepribadian
bangsa melalui moral, agama dan adat,” tambahnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Elita
Rahmi Dosen Fakultas Hukum Unja, yang menyampaikan sikap toleransi dibutuhkan
komitmen bersama untuk bertanggung jawab dengan sikap toleransi itu sendiri,
yakni bagaimana kita melestarikannya, mempertahankan, dan mewarisinya kepada
generasi selanjutnya.
Acara yang bertajuk, Menjaga Kehidupan
Berbangsa melalui Implementasi Nilai-nilai Toleransi dalam Kehidupan Sosial
Masyarakat di Provinsi Jambi dihadiri ratusan peserta dari berbagai elemen
masyarakat, yang diselenggarakan oleh KPPJ. (ima)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar