Jalur Kereta Api Trans Sumatera 2019 Konek
JAMBI-Gubernur Jambi, H Hasan Basri Agus (HBA) menegaskan
bahwa pembangunan rel kereta api di Jambi. HBA juga akan fokus sepenuhnya untuk
mensuksekan pembangunan rel kereta api di Provinsi Jambi, khususnya menuju
Pelabuhan Laut Ujung Jabung.
Hal itu dikatakan HBA kepada wartawan usai Rapat Percepatan
Pembangunan Jalur Kereta Api Trans Sumatera, bertempat di VIP Room Rumah Dinas
Gubernur Jambi, Sabtu lalu.
“Saya akan fokus sepenuhnya untuk mensukseskan kegiatan
pembangunan rel kereta api ini, dan ini sangat mendasar betul. Yang namanya
angkutan kereta api ini, sepuluh kali lipat untungnya dari angkutan darat. Tadi
sudah dibandingkan oleh Pak Dirjen (Perkeretaapian), antara menggunakan mobil
dengan kereta api. Kereta api bisa ribuan (orang) sekali angkut, sekali tarik,
termasuk puluhan ton bisa diangkut batu baranya, dibandingkan dengan
menggunakan mobil. Itu kalau seratus ton berapa mobil, belum lagi kerusakan
jalannya, kecelakaan,” ujar HBA.
“Jadi, kalau Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian
Perhubungan akan mengambil langkah dengan kebijakan Presiden, Pak Jokowi, saya
pikir ini sangat tepat dan luar biasa. Sistem kerja beliau-beliau ini, saya
lihat memang luar biasa bedanya. Pokoknya kita tidak perlu banyak omong, main
cepat-cepatan (kerja). Kami sudah berapa kali dikumpulkan oleh Bapak Menteri
Perhubungan, Pak Jonan, mulai dari masalah proyek juga terbuka, ini loh proyek
yang kami bangun di daerah Bapak, seperti itu cara beliau,” ujar HBA.
“Jadi, kita memang betul-betu termotivasi, para kepala
daerah ini untuk ikut mensukseskan kegiatan ini. Oleh sebab itu, kita akan
mengambil langkah. Setelah ini, akan ada tim dari Kementerian Perhubungan yang
akan kerja di sini, kita siapkan kantor di Bappeda untuk melakukan koordinasi,
jadi setiap hari bisa nyambung ke Pak Dirjen, termasuk juga Pak Direktur di
Jakarta,” lanjut HBA.
Disebutkan, khusus ke Ujung Jabung, HBA mungkin akan
menggunakan dana APBD, bukan untuk membangun fisiknya, mungkin desainnya.
“Kalau bisa pembebasan tanahnya kita usahakan juga. Sebab
Pusatkan akan fokus untuk menyambung Sumatera dulu. Sekalian kita rencana
membebaskan pembangunan jalan kita, sebab kita sudah hitung-hitung, apalagi ke arah
pelabuhan, harus kereta api. Kalau membangun jalan, biayanya besar, kemudian
daya tahannya juga tidak seperti kereta api,” jelas HBA.
“Amdal bisa kita bantu, dengan APBD Perubahan nanti bisa
kita masukkan, mana yang bisa kita bantu, yang kecil-kecil itu kita, walaupun
dari Pusat siap semuanya, tapi kita akan mencoba, yang bisa kita kerjakan akan
kita kerjakan secepatnya,” ungkap gubernur.
“Untuk pembebasan lahan, terlebih dahulu harus disepakati
trasenya. Sebab kalau tidak diketahui dan disepakati trasenya, tidak tahu
sasaran jalan yang akan dilewati. Tidak mungkin dibebaskan. Kalau yang megang
trasenya adalah Kementerian Perhubungan, atas usulan dari gubernur,” tandas HBA.
Dirjen Perkeretaapian RI, Hermanto Dwiatmoko menyatakan,
pihaknya dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian mendapat tugas utuk
membangun rel kereta api Trans Sumatera, dalam waktu 5 tahun.
“Sebenarnya, dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional,
target yang akan dilakukan untuk memulai pembangunan, tahun 2030. Namun
demikian karena ada perintah dari Bapak Presiden, dipercepat, tahun 2019 sudah
harus nyambung. Nayambung dalam arti kata menghubungkan Sumatera Utara dengan
Sumatera Selatan,” katanya.
Disebutkan, saat ini titik Sumatera Utara itu yang paling
jauh adalah Rantau Parapat. “Nanti nyambung dari Rantau Parapat sampai
perbatasan Riau, namanya Kota Pinang. Dari Kota Pinang nanti nyambung sampai ke
Pekanbaru-Dumai,-Duri-Pekanbaru, terus nanti nyambung sampai ke Jambi dan terus
sampai ke Palembang. Demikian juga dari Pekanbaru nanti kita tarik ke Barat, ke
Padang, ke Muarobungo,” tutur Hermanto.
“Total di Sumatera ini, 1.300 sampai 1.500 Km trek yang
harus dibangun. Tadi sudah disepakati bahwa walaupun ada yang main line (jalur
utama) tadi, ada juga nanti trek-trek yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan,
maupun yang ke arah Muarobungo sampai ke Muaro di Sumatera Barat. Itu nanti
tahapan keduanya. Tahap utama adalah yang menghubungkan dari Riau ke Sumatera
Selatan, kira-kira 200 sampai 250 Km. Kami harapkan, setetelah pembebasan
lahan, bisa langsung dibangun tahun depan,” lanjut Hermanto.
Hermanto menambahkan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum, untuk pembebasan
lahan dibutuhkan waktu kira-kira 327 hari, itu minimal kalau tidak ada
permasalahan, kalau lebih, ada yang demo, ada yang keberatan, kira-kira 430-an
hari.
“Sehingga, kalau kita mulai hari ini, berarti, tanah baru
bisa dibayar kira-kira pertengahan tahun depan, mungkin bulan Mei. Sehingga
konstruksi baru bisa dilakukan setelah itu. Kalau lancar semua, untuk 200
sampai 250 Km, diharapkan 2 sampai 3 tahun bisa selesai. Sehingga kami targetkan,
sekarang 2015, berarti tahun 2018 selesai untuk Jambi. Namun secara paralel,
untuk Riau dan Sumatera Selatan bersamaan waktunya, sehingga target 2019 bisa
tercapai,” jelas Hermanto.
Dikatakan Hermanto, panjang rel kereta api untuk Jambi
sekitar 200-an Km, yang utamanya, main line. “Supaya menyambungkan dulu,
kemudian tahun-tahun berikutnya akan disambungkan ke Sumatera Barat, ke
Pelabuhan Ujung Jabung dan sebagainya. Itu nomor dualah, supaya tidak terpecah,
supaya nyambung dulu,” sebut Hermanto.
Hermanto menegaskan, anggaran semuanya menggunakan APBN,
termasuk juga tanah dan sebagainya. “Anggaran sedang kita hitung dalam lima
tahun kedepan. Biasanya, diluar tanah, kurang lebih Rp25 miliar per kilometer
untuk single track (satu jalur). Kurang lebih ya, tergantung kondisinya apakah
banyak jembatan dan sebagainya. Tanahnya kita butuhkan antara 40 sampai 50
meter (lebarnya). Kami bangun single dulu, tapi tanahnya sudan double, sehingga
nanti kalau diperlukan, kalau kapasitas sudah besar, tinggal nambah rel
berikutnya,” ujar Hermanto.
Kata Hermanto, kalau dalam satu dua bulan ini keluar trase
yang disepakati, akan dibuat SK mengenai trase, setelah itu akan langsung
dimulai pembebasan lahannya.
Sebelumnya, Hermanto menyampaikan paparan dengan judul
Percepatan Pembangunan Jalur Kereta Api Trans Sumatera dan Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jambi, Ahmad Fauzi Ansori menyampaikan
paparan dengan judul Percepatan pembangunan Infrastruktur Bidang Perhubungan di
Provinsi Jambi.
Hadir pada rapat itu Kepala Dinas Pehubungan Provinsi Jambi,
Sri Sapto Edi dan Asisten II Sekda Provinsi jambi, H.Haviz Husaini. (lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar