6 Penyebab Jakarta Terendam Banjir
Genangi Istana Negara
Sejumlah ruas jalan di wilayah Jakarta, termasuk jalan-jalan
protokol, tergenang akibat curah hujan lebat sejak semalam. Pemandangan seperti
ini sedikit banyak menyerupai banjir yang menggenangi Ibu Kota pada tahun 2013
lalu. Sementara Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menyatakan salah
satu penyebab banjir di banyak titik di Jakarta karena volume hujan hari ini
begitu besar. Setidaknya ada 6 penyebab Jakarta terendam banjir.
Kala itu, banjir merendam Bundaran HI, Istana Merdeka dan
sekitarnya yang notabenenya masuk dalam kawasan Ring I. Hari ini, banjir dengan
ketinggian variasi juga kembali 'mengepung' Ibu Kota.
“Yang ini lebih banyak curah hujan lokal sangat tinggi.
Kapasitas drainasenya belum optimal memadai. Tiap tahun karakterikstik hujan
berbeda," ujar Kepala bidang Informasi dan Pengendalian BPBD Bambang Surya
Putra saat ditemui di ruangannya, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin
(9/2).
Dia menjelaskan, masih banyaknya proyek sheet pile yang
belum tertutup sempurna pada tanggul-tanggul, sehingga belum optimal dalam
membendung debit air. Namun menurutnya, Pemprov DKI telah melakukan berbagai
cara untuk meminimalisir munculnya genangan air yang selalu 'menghantui' Ibu
Kota setiap kali memasuki musim penghujan.
"(Pemprov sudah lakukan) Pembelian pompa baru di daerah
Ria Rio dipasang, Waduk Pluit juga. Buat waduk-waduk baru seperti di daerah
Setu, Cilangkap. Terus juga normalisasi dalam artian perluasan waduk juga
dilakukan untuk mengembalikan seperti awalnya, seperti di Pluit dan Ria Rio
juga ada normalisasi," lanjutnya.
"Mungkin kita juga adakan evaluasi dengan membuat
penyetaraan tahun ini di daerah tertentu yang bisa dibandingkan apple to apple
dengan tahun lalu supaya objektif," sambung Ahok.
Meski secara signifikan belum terlihat jelas mengenai dampak banjir, namun dari segi mikro sudah mulai terlihat efektivitasnya. "Secara signifikan baru bisa lihat karena kebetulan proyeknya multi years. Untuk proyek besar kita akan lihat setelah proyek selesai supaya bisa lihat objektif. Pembersihan saluran-saluran mikro kelihatan sih," pungkasnya.
Meski secara signifikan belum terlihat jelas mengenai dampak banjir, namun dari segi mikro sudah mulai terlihat efektivitasnya. "Secara signifikan baru bisa lihat karena kebetulan proyeknya multi years. Untuk proyek besar kita akan lihat setelah proyek selesai supaya bisa lihat objektif. Pembersihan saluran-saluran mikro kelihatan sih," pungkasnya.
6 Penyebab
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) menyatakan
salah satu penyebab banjir di banyak titik di Jakarta karena volume hujan hari
ini begitu besar. Pemprov sendiri sudah memiliki peringatan dini banjir, namun
hujan lebat ini di luar kendali Pemprov.
"Sudah ada early warning system. Kan kita nggak sangka hujannya begitu besar volumenya," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (9/2).
"Sudah ada early warning system. Kan kita nggak sangka hujannya begitu besar volumenya," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (9/2).
Terpisah, Kepala Dinas Tata Air Pemprov DKI Agus Priyono
mengatakan banjir hari ini murni akibat hujan lokal.
"Ini (banjir) murni karena hujan lokal yang turun dari
pukul 20.00 hari Minggu kemarin hingga Senin siang ini pukul 12.00. Hujan turun
dengan deras sehingga air sungai meluap dan ditambah air laut pasang,"
kata Agus.
Selain curah hujan yang tinggi, genangan air juga disebabkan
oleh adanya rob. Air laut pasang dan naik ke jalan hingga membuat banjir.
"Tapi intinya rob mesti diberesin sama di Utara ini
mesti pasang pompa besar. Sekarang posisi kita kan di bawah muka laut, jadi
nggak mungkin kalau hujan semua nggak bisa dipompa keluar terus airnya rob
masuk ke tanggul belum siap karena pompa terus air laut kan mutar terus ini.
Nah ini nggak bisa turun, itu yang terjadi," kata Gubernur Ahok.
Kawasan yang sering diterjang rob adalah Sunter, Gunung Sahari. Solusi dari pemprov adalah menungu rob surut.
Kawasan yang sering diterjang rob adalah Sunter, Gunung Sahari. Solusi dari pemprov adalah menungu rob surut.
"Banjir di kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara
memang penanganannya belum tuntas. Penyebab banjir di sana karena rob, tanggul
pantai serta pompa kanal yang belum maksimal. Sunter karena kita nggak punya
pompa, nunggu robnya surut. Gunung Sahari juga sama tak ada pompa kita nunggu
rob surut," jelas Kepala Dinas Tata Air Pemprov DKI Agus Priyono.
Pompa Air Macet
Pompa Air yang macet juga ikut menyumpang banjir di Ibu Kota
hari ini. Gubernur Ahok mengakui ada sejumlah pompa yang rusak hingga tak bisa
menyedot genangan yang muncul di Jakarta.
"Pompa kita nggak cukup, kapasitas nggak cukup. Bukan
drainase (buruk), jadi pompanya nggak cukup termasuk kerendem tadi itu
pompanya," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta
Pusat.
"Pompa kapasitas nggak cukup, terus pompanya ngambek
ibaratnya sudah mampet. Dia (pompa) terus dari jam 08.00 WIB malam terlalu
panas dia nggak kuat lagi. Itu yang menyebabkan pompa kurang langsung kerendam
protokol," lanjutnya.
Ahok meminta agar pompa-pompa bisa segera diperbaiki." Diservis," ucap Ahok.
Di kesempatan lain, Kepala Dinas Tata Air Pemprov DKI Agus Priyono mengatakan banjir di wilayah Gunung Sahari, Mangga Dua, Kali Sunter memang tak bisa dihindarkan. Menurutnya tidak ada pompa di sana dan air laut pasang membuat kawasan tersebut lumpuh.
“Kali Sunter juga meluap itu karena muara langsung ke laut, tak ada pompa di sana berdampak ke Cempaka Putih, makanya Jalan Yos Sudarso, Jalan Ahmad Yani tergenang," jelas Agus.
Ahok meminta agar pompa-pompa bisa segera diperbaiki." Diservis," ucap Ahok.
Di kesempatan lain, Kepala Dinas Tata Air Pemprov DKI Agus Priyono mengatakan banjir di wilayah Gunung Sahari, Mangga Dua, Kali Sunter memang tak bisa dihindarkan. Menurutnya tidak ada pompa di sana dan air laut pasang membuat kawasan tersebut lumpuh.
“Kali Sunter juga meluap itu karena muara langsung ke laut, tak ada pompa di sana berdampak ke Cempaka Putih, makanya Jalan Yos Sudarso, Jalan Ahmad Yani tergenang," jelas Agus.
Sementara untuk kawasan sekitar Istana yang ikut terendam
banjir karena pompa Pluit sempat mati dan tak bisa dioperasikan. Sehingga air
di Kali Abdul Muis meninggi dan meluap ke jalan di kawasan Medan Merdeka.
"Pompa Pluit sebenarnya sehat semua, namun karena PLN
mematikan aliran listrik karena banjir jadi sempat tak bisa beroperasi, tapi
sekarang sudah dinyalakan lagi. Kami sempat pakai genset, jadinya tidak
optimal, makanya Istana tadi sempat terendam," jelas Agus.
Sabotase
Hujan mengguyur sejak semalam menimbulkan genangan di
sejumlah titik Ibu Kota. Bahkan, genangan air juga sempat terlihat di kawasan
Balai Kota dan Istana Merdeka, Jakarta Pusat dini hari tadi. Ahok curiga ada
sabotase.
Ahok berkata, dirinya heran kenapa wilayah Istana Merdeka
sempat tergenang air. Apalagi menurutnya koneksi CCTV yang terpasang di pintu
air Masjid Istiqlal terputus.
“Tadi saya kebangun jam 02.00 WIB karena hujan langsung cek
CCTV, ternyata CCTV Istiqlal mati. Saya curiga kerendam nih pasti Istana
kerendam," ujar Ahok.
"Saya nggak tahu sabotase atau sengaja, saya nggak
berani menduga. Tapi saya suudzon. Kamu hitung saja logika sekarang Pluit semua
sauran begitu baik, Manggarai begitu rendah kita buka terus, Istiqlal kita buka
mana mungkin banjir. Makanya saya begitu lihat CCTV Istiqlal connection lost,
saya sudah curiga. Ada apa tiba-tiba. Istiqlal itu harus selalu rendah
posisinya, kalau dia mulai tinggi buangnya ke sini, ke Tangki, ke Gajah
Mada-Hayam Wuruk. Gajah Mada-Hayam Wuruk begitu rendah airnya, pasar ikan
begitu baik pompanya kenapa nggak mau ke situ," sambung Ahok.
Bagi Ahok, tidak ada alasan kawasan Monas, Istana Merdeka,
Balai Kota, dan sekitarnya bisa terendam banjir. Menurutnya, kawasan Jakarta
Pusat tidak mungkin digenangi air karena sudah dibenahi. Ahok pun tengah
menunggu jawaban dari jajarannya soal permasalahan tersebut.
Tata Kota yang Buruk
Banjir di Jakarta terjadi akibat luapan air sungai dan
buruknya drainase. Hal tersebut disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB).
"Banjir Jakarta bukan saja disebabkan oleh luapan
sungai. Tapi buruknya drainase perkotaan dan tata ruang yang tak terkendali
yang menyebabkan banjir makin sulit ditangani," kata Kepala Pusat Data
Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pesan tertulis, Senin
(9/2).
Dijelaskan Sutopo, titik genangan air di Jakarta timbul akibat
drainase perkotaan yang kurang mampu mengalirkan air permukaan ke sungai.
Banyak masalah terkait drainase seperti kecilnya kapasitas, sedimentasi,
tertutup sampah dan lainnya.
Sutopo mengimbau warga selalu siaga terhadap dampak hujan
yang akan mengguyur Jakarta hingga sore nanti. Bagi warga yang tinggal di
bantaran Sungai Ciliwung, yakni di Kampung Pulo, Gang Arus, dan Pengadegan
harus waspada terhadap banjir.
Waduk Belum Selesai
Ahok mengatakan banjir Jakarta juga dipicu oleh luapan
sungai karena sampah dan normalisasi waduk yang berlum selesai.
Wilayah Jakarta di jalur selatan masih terkendala banyaknya
rumah-rumah kumuh di pinggiran sungai yang belum dibebaskan.
“Tapi yang selatan, karena volume sungainya semua nggak
cukup, pasti meluap. Yang repot selatan sebetulnya, karena selatan sungainya
rata-rata ditutupi rumah-rumah mewah sampai kumuh. Yang harusnya lebar sungai
20 meter, 12 meter, tinggal 3-4 meter ya masalah. Nah, itu kita akan terus
usahakan bongkar. Tidak ada pilihan," jelas Ahok.
Sementara itu, 9 waduk baru yang direncanakan dibangun
Pemprov DKI Jakarta juga belum selesai. Kata mantan Bupati Belitung Timur ini,
kebanyakan masih terkendala dengan pembebasan lahan.
"Belum (berfungsi-red). Baru gali. Pembebasan lahan
juga masalah, yang Marunda. Makanya saya bilang sama mereka, kerjakan aja yang
udah ada. Yang kita mau kerjakan tahun ini pemasangan tanggul. Kita tidak ingin
rob masuk," imbuh Ahok.
Pemadaman Listrik Makin Meluas
Banjir melanda sejumlah wilayah di Jakarta dan Tangerang,
akibat hujan yang terus terjadi sehingga membuat PLN harus memadamkan listrik
ke pelanggan. Hingga malam ini, wilayah yang mengalami mati lampu makin meluas,
karena banyak gardu yang dimatikan.
Hingga pukul 19.30 WIB (9/2) sebanyak 469 gardu distribusi dipadamkan dari total 17.000 gardu distribusi di Jakarta dan Tangerang. Padahal pada sore tadi sekitar pukul 15.35 WIB, jumlah gardu distribusi yang dipadamkan hanya 428 gardu.
Hingga pukul 19.30 WIB (9/2) sebanyak 469 gardu distribusi dipadamkan dari total 17.000 gardu distribusi di Jakarta dan Tangerang. Padahal pada sore tadi sekitar pukul 15.35 WIB, jumlah gardu distribusi yang dipadamkan hanya 428 gardu.
Sebaran wilayah yang terkena dampak pemadaman yaitu Area
Marunda, Cikupa, Kebon Jeruk, Bandengan, Cengkareng, Teluk Naga, Tanjung Priok,
Menteng, dan Cempaka Putih.
Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN
(Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Mambang Hertadi menegaskan,
saat musibah banjir, banyak oknum mengatasnamakan petugas PLN dan melakukan
tindakan penipuan. Modus yang sering digunakan yaitu menawarkan sewa genset
untuk mengalirkan tenaga listrik.
“Perlu diketahui bahwa PLN tidak menyewakan atau
memperjualbelikan genset untuk keperluan apapun. Selain itu, modus lain yang
digunakan yaitu penawaran jasa instalasi listrik pascabanjir," tegas
Mambang dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/2/2015)
Berdasarkan batas kewenangan PLN, bahwa instalasi listrik di rumah pelanggan merupakan tanggung jawab pelanggan itu sendiri. untuk perbaikan instalasi, pelanggan bisa menghubungi instalatir listrik yang resmi dan terdaftar.
Berdasarkan batas kewenangan PLN, bahwa instalasi listrik di rumah pelanggan merupakan tanggung jawab pelanggan itu sendiri. untuk perbaikan instalasi, pelanggan bisa menghubungi instalatir listrik yang resmi dan terdaftar.
Pihak PLN menegaskan bahwa ada 4 alasan PLN memutus aliran
listrik kepada pelanggan, yaitu: Gardu Distribusi tergenang air, Wilayah
perumahan pelanggan tergenang air, Gardu dan perumahan pelanggan tergenang air,
Gardu induk tergenang air.
"PLN akan menormalkan listrik kembali apabila instalasi
di sisi PLN maupun pelanggan sudah benar-benar kering dan siap. Di sisi PLN,
gardu akan dibersihkan dan dilakukan revisi terlebih dahulu," jelas
Mambang.
Ia juga mengimbau kepada para pelanggan untuk memastikan
semua peralatan elektronik maupun instalasi dalam keadaan kering, jangan sampai
air masih menempel.
"Jadi setelah air surut tidak serta merta listrik akan menyala, perlu waktu untuk memastikan semua siap. Hal ini demi keamanan dan keselamatan pelanggan itu sendiri," pesan Mambang.
"Jadi setelah air surut tidak serta merta listrik akan menyala, perlu waktu untuk memastikan semua siap. Hal ini demi keamanan dan keselamatan pelanggan itu sendiri," pesan Mambang.
Mati Lampu
Sejumlah wilayah di Jakarta dan Tangerang, akibat hujan yang
terus terjadi. Wilayah yang mengalami mati lampu alias listrik padam makin
meluas.
Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang, Mambang Hertadi mengatakan, PLN melakukan
pencegahan bahaya listrik saat banjir dengan memutuskan aliran listrik di
sejumlah wilayah.
"Sore pukul 15.35 WIB, jumlah gardu distribusi yang
dipadamkan meningkat menjadi 428 gardu, dari 339 gardu pukul 14.25 WIB
tadi," ujar Mambang dalam keterangannya, Senin.
Wilayah yang terkena dampak pemutusan aliran listrik yaitu
Area Marunda, Cikupa, Kebon Jeruk, Bandengan, Cengkareng, Teluk Naga, Tanjung
Priok, Menteng, dan Cempaka Putih.
Kesiapan wilayah yang listriknya bisa dinormalkan yaitu, apabila seluruh wilayah yang dilayani dari gardu distribusi tersebut sudah dalam keadaan kering.
Kesiapan wilayah yang listriknya bisa dinormalkan yaitu, apabila seluruh wilayah yang dilayani dari gardu distribusi tersebut sudah dalam keadaan kering.
Tidak itu saja, dari pihak PLN juga memerlukan waktu untuk
melakukan pembersihan dan revisi gardu, memastikan gardu distribusi siap.
"Pelanggan juga dimohon melakukan pengecekan dan
memastikan instalasi maupun alat-alat elektronik dalam keadaan kering. Jadi,
setelah banjir surut, butuh waktu dan proses untuk penormalan gardu distribusi.
Apabila terjadi banjir susulan, tidak menutup kemungkinan gardu distribusi yang
sudah normal akan kami padamkan kembali," tutur Mambang.
Mengantisipasi terjadinya bahaya akibat aliran listrik, Mambang mengatakan, langkah pertama bagi masyarakat yang rumahnya baru saja tergenang air akibat banjir yaitu menurunkan Mini Circuit Breaker(MCB). Selanjutnya cabutlah seluruh peralatan elektronik dan tusuk kontak yang masih menancap pada kotak kontak untuk menghindari bahaya yang disebabkan oleh listrik.(dtk/lee)
Mengantisipasi terjadinya bahaya akibat aliran listrik, Mambang mengatakan, langkah pertama bagi masyarakat yang rumahnya baru saja tergenang air akibat banjir yaitu menurunkan Mini Circuit Breaker(MCB). Selanjutnya cabutlah seluruh peralatan elektronik dan tusuk kontak yang masih menancap pada kotak kontak untuk menghindari bahaya yang disebabkan oleh listrik.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar