Baru 48 Jenazah Ditemukan
Akhirnya, tim penyelam KN Jadayat menemukan kotak hitam.
Namun kotak hitam itu terhimpit serpihan pesawat sehingga agak sulit diangkat.
Sementara Kapal milik Tiongkok pun tiba di area penemuan pesawat dan mengklaim
mampu melakukan evakuasi terhadap black box. Jenazah penumpang AirAsia QZ8501
yang ditemukan menurut Basarnas hingga Minggu (11/1/2015) masih 48 jenazah.
Sedangkan yang sudah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim
Identification (DVI) Polri adalah 32 jenazah.
M IQBAL, Jakarta
“Black box berada pada himpitan serpihan badan pesawat, keadaan ini sangat menyulitkan tim penyelam dalam proses pengambilanya," kata Koordinator Tim Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, A Tonny Budiono dalam siaran pers, Minggu (11/1).
Tonny menjelaskan, tim penyelam TNI AL yang berada di KN
Jadayat milik Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, berhasil menemukan kotak hitam
Air Asia QZ8501 itu pada koordinat 03.37.21 S atau 109.42.42 E dengan kedalaman
sekitar 30-32 meter. Namun upaya hari ini belum berhasil mengangkat kotak hitam
berisi rekaman peristiwa sebelum pesawat tujuan Surabaya-Singapura itu jatuh.
“Dikarenakan keterbatasan waktu, maka diputuskan bahwa
proses pengambilan black box akan dilaksanakan esok pagi hari dengan mengeser
berlahan-lahan serpihan badan pesawat tersebut," ujarnya.
Namun apabila rencana pengeseran ini mengalami kegagalan,
maka tim akan melaksanakan dengan cara mengangkat serpihan badan pesawat
tersebut dengan menggunakan teknik balon seperti yang dilakukan pada ekor pesawat.
“Untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya esok pagi hari maka
tim penyelam TNI AL telah memasang marker buoy (pelampung penanda) kecil yang
sebelumnya telah disiapkan di KN. Jadayat," imbuh Tonny.
Sebelumnya, sinyal ping yang diduga kuat dari black box itu
juga diterima kapal Baruna Jaya di koordinat 3 derajat 37 menit 20,7 detik LS
dan 109 derajat 42 menit 43 detik Bujur Timur., dan KM Java Imperia di
koordinat 3 derajat 37 menit 21,13 detik Lintang Selatan, 109 derajar 42 menit
42, 45 detik Bujur Timur.
Kapal Tiongkok
Walau sejumlah kemajuan terkait SAR Pesawat AirAsia QZ850
sudah didapat, bantuan dari negara tetangga tetap berdatangan. Kapal milik
Tiongkok pun baru saja tiba di area penemuan pesawat dan mengklaim mampu
melakukan evakuasi terhadap black box yang masih dicari-cari.
“Kapal dari China datang, mereka yang menawarkan. Kapal
Hanjian, mereka bantu cari kotak hitam dan pesawat," ujar Direktur
Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi di Posko Gabungan di Lanud Iskandar,
Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng, Minggu (11/1).
“Mereka mengklaim bisa mengangkat kota hitam. Saya pikir
besok bisa ditemukan," sambungnya.
Para penyelam Basarnas sebenarnya sudah melakukan penyelaman hari ini untuk mencari lokasi sinyal ping yang letaknya tidak jauh dari penemuan ekor pesawat. Namun akibat cuaca yang masih kurang baik, hasilnya pun nihil.
Para penyelam Basarnas sebenarnya sudah melakukan penyelaman hari ini untuk mencari lokasi sinyal ping yang letaknya tidak jauh dari penemuan ekor pesawat. Namun akibat cuaca yang masih kurang baik, hasilnya pun nihil.
“Pakai patroli maritim. Kalau tim yang pakai side scan sudah
ketemu tapi setelah diselami nggak ada. Jarak pandang satu meter. Meraba raba
nda ketemu, yang selama ini kita pikir ping jarak satu kilo," kata
Supriyadi.
Tim SAR bantuan dari negara asing hari ini juga melakukan
pencarian. Pesawat jet Amfibi milik Rusia disebutnya berusaha melakukan
pendaratan di laut namun gagal.
“Yang laporan baru Rusia. Ada rombongan mereka belum bisa
bergabung karena awak pesawat Beriev 200 kesulitan saat mendarat karena
gelombang tinggi jadi mereka memutuskan kembali," Supriyadi menuturkan.
Penyelaman dan pencarian pun masih akan dilakukan esok hari.
Beberapa kapal juga masih dikerahkan dalam operasi SAR ini.
“Besok penyelaman masih di lokasi yang sama. Kapal Baruna
Jaya, Java Enterprise, Geosurvey, KN Pacitan dari basarnas merapat ke
sana," tutup Perwira Tinggi Bintang 1.
Kotak Hitam di Hari Ke-14
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menurunkan
kapal Baruna Jaya I untuk membantu proses SAR AirAsia QZ8501, termasuk mencari
kotak hitam. Pencarian kotak hitam ini ditargetkan 17 hari. Namun ternyata,
Kapal Baruna Jaya I mendengar sinyal di hari ke-14 hari pencarian AirAsia QZ8501.
“Sebenarnya kita targetnya 17 hari. Tapi ini juga sudah
lebih cepat 3 hari. Kita ikuti sampai selesai, karena ini juga terkait
anggaran," kata Kepala BPPT Unggul Priyanto di Kantor BPPT, Jl MH Thamrin,
Jakpus, Minggu (11/1).
Target ini dibuat terkait jumlah anggaran yang harus
disiapkan namun, Unggul enggan menjelaskan berapa anggaran yang sudah
dikeluarkan.
Kapal Baruna Jaya I milik BPPT saat ini sudah berada di
lokasi ping yang diduga berasal dari kotam hitam. Tetapi, karena tim penyelam
sudah ada untuk mengevaluasi alat tersebut, maka kapal tersebut bergeser
beberapa meter.
Baruna Jaya I ini mengikuti misi pencarian pesawat AirAsia
sejak 30 Desember 2014 lalu. Anggota tim BPPT baru akan dipulangkan jika kotak
hitam sudah ditemukan.
“Kalau sudah selesai kita pulangkan, ini tunggu sampai
benar-benar ditemukan," ucapnya.
Kapal Baruna Jaya I menemukan sinyal 'ping' diduga dari kotak hitam pada Sabtu (10/1/2015) pukul 22.25 WIB. Ping yang ditangkap kapal survei Baruna Jaya I milik BPPT adalah 03.37207S (Lintang Selatan) dan 109.4243E (Bujur Timur). Lokasi ini berjarak 2,5 km barat laut dari lokasi ditemukannya ekor pesawat.
Kapal Baruna Jaya I menemukan sinyal 'ping' diduga dari kotak hitam pada Sabtu (10/1/2015) pukul 22.25 WIB. Ping yang ditangkap kapal survei Baruna Jaya I milik BPPT adalah 03.37207S (Lintang Selatan) dan 109.4243E (Bujur Timur). Lokasi ini berjarak 2,5 km barat laut dari lokasi ditemukannya ekor pesawat.
Sedang koordinat ping hasil survei kapal Java Imperia adalah
03.3712113S (Lintang Selatan) dan 109.424245E (Bujur Timur). Kapal lain yang
menangkap ping adalah Kapal Negara (KN) Trisula milik Kemenhub.
Sinyal Ping
Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo menegaskan pada
pencarian hari kelima belas ini kembali tidak menemukan jenazah penumpang
AirAsia QZ8501. Namun, di dekat ditemukannya sinyal ping, Kapal Baruna Jaya
menemukan serpihan sayap pesawat AirAsia.
“Hari ini Baruna Jaya menangkap sinyal ping di posisi kurang
lebih 1,9 mil laut dari ekor pesawat. Di tempat yang berdekatan, di detect juga
ada objek yang diduga bagian dari pesawat dan dikonfirmasi penyelam-penyelam
kita," kata Soelistyo di kantor Basarnas, jalan Angkasa, Kemayoran,
Jakarta Pusat, Minggu (11/1/2014).
“Saya belum dapat gambar karena visibility di bawah kurang
bagus, tapi itu adalah bagian wing atau sayap dan serpihan bagian engine
pesawat," tambahnya.
Kemudian, Soelistyo menjelaskan bahwa sinyal ping yang
diduga dari black box sudah ditangkap. Namun, dia belum dapat menetapkan bahwa
black box sudah ditemukan.
“Saya akan sampaikan ditemukan (black box) kalo sudah ada
buktinya, saya tidak ingin kalian (wartawan) dapat info simpang siur. Yang
pasti sampai saat ini saya belum mendapatkan laporan dan bukti bahwa blackbox
itu ada, yang ada hanya ping, sinyal yang diduga dari blackbox," tegasnya.
Lanjutnya, penyelam juga telah menemukan lubang didasar laut
tapi sudah tertutup oleh tanah baru. Diduga lubang tersebut terjadi karena
hantaman dari pesawat AirAsia QZ8501.
“Jadi bukan karang tapi dugaan lubang tertutup tanah baru
bercampur lumpur, itu kita duga adalah impact dari bagian pesawat,"
pungkasnya.
Selanjutnya, besok penyelam telah disiapkan dari Kapal
Baruna Jaya dan dari KRI Banda Aceh. "Diharapkan besok bisa dikonfirmasi
sinyal yang ditangkap itu apakah benar-benar black box, kita harap segera bisa
ditemukan sehingga langkah-langkah berikutnya bisa kita ambil," jelas
Soelistyo.
Sejumlah tim investigator dari Air Bus melihat kondisi ekor
pesawat AirAsia QZ8501. Para tim dari Airbus melakukan penyelidikan di
Pelabuhan Utar, Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Berdasarkan pengamatan detikcom, tim AirBus datang ke lokasi
Minggu (11/1) sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka langsung mengecek beberapa bagian
ekor pesawat yang bentuknya sudah tidak begitu utuh lagi.
Mereka diberikan izin oleh tim dari Komisi Nasional
Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melihat kondisi ekor pesawat. Tim juga
diberi izin untuk membantu proses penyelidikan penyebab jatuhna pesawat.
Saat melakukan pengecekan mereka ditemani oleh petugas asal
Indonesia. Belum ada kesimpulan yang dapat mereka berikan kepada wartawan yang
berada di lokasi. (dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar