Helikopter Dolphin milik Basarnas tiba di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun pukul 16.35 WIB. |
AirAsia Ditemukan
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, sejak Kamis (8/1)
memimpin pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501. Melihat kondisi tersebut,
Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo tidak khawatir dan optimis ekor
pesawat dapat segera terangkat. Direktur Operasional Basarnas Marsma SB
Supriyadi menyatakan bahwa bobot objek bertambah ketika berada di dasar laut.
“Di sana (area pencarian) ada jenderal bintang 4, jenderal
bintang 2, jenderal bintang 1 di dekat ekor pesawat itu. Jadi saya sudah tidak
khawatir lagi, pasti ekor itu akan terangkat," kata Soelistyo di Kantor
Basarnas, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (9/1).
Lanjutnya, Soelistyo menegaskan undang-undang telah mengatur
bahwa dalam operasi pencarian dan pertolongan leading sektornya Basarnas.
Kehadiran Panglima TNI di KRI Banda Aceh hanya memberikan semangat terhadap
pasukan.
“Semua sudah paham itu, kehadiran beliau di sana sebenarnya
memberikan semangat, tidak ada kaitannya dengan komando kendali. Panglima TNI
hadir di sana kapasitas sebagai bapaknya anak-anak yang di BKO-kan kepada
Basarnas," ujar Soelistyo.
Kehadiran panglima TNI diisukan sempat membuat koordinasi
pencarian AirAsia QZ8501 terpecah. Kemudian, sempat juga membuat para awak
media kebingungan lantaran awalnya informasi hanya satu pintu yakni Basarnas,
tapi kini Panglima TNI juga ikut serta memberikan informasi.
“Yo wes melu aku wae (ya sudah ikut saya saja), nanti kalian
bingung. Saya tetap koordinasi dengan panglima," saran Soelistyo kepada
wartawan.
Butuh Tambahan Lifting Bag
Sementara rencananya pengangkatan ekor pesawat AirAsia
QZ8501 akan dilanjutkan dengan didampingi Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Jumat
(9/1) malam. Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi menyatakan bahwa
bobot objek bertambah ketika berada di dasar laut.
“Mungkin ekor makin berat karena sudah makin banyak lumpur
dari ekor yang kita perkirakan hanya 10 ton. Lain-lain berkaitan dengan dorongan
peralatan dari TNI AL sudah kita luncurkan, mungkin ada lifting bag yang
kurang," ujar Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan
Tengah, Jumat (9/1).
Menurut Supriyadi saat ini TNI AL sudah menghitung dengan
matang nengenai perkiraan bobot ekor. Oleh karena itu dibutuhkan pula tambahan
penyelam profesional.
“Kemungkinan black box terlepas atau terlempar dari body
pesawat. Ini terindikasi dari pendengaran kapal Jadayat yang survei 1 km dari
ekor dengan ke dalam 30 m, tapi sampai siang tadi belum bisa dilakukan
penyelaman karena visibility hanya 1 meter dan arus sangat kencang," papar
Supriyanto.
Sementara ini masih belum ada lagi serpihan yang ditemukan.
Supriyadi menyebut semua elemen telah menyisir lokasi dan belum menemukan
serpihan baru.
Tujuh Jenazah
Tujuh jenazah korban AirAsia QZ8501 diterbangkan menuju
Surabaya dari Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Ketujuh jenazah
tersebut telah diberi label dengan nomor 042 hingga 048 oleh tim DVI Polri di
RSUD Imanuddin.
“Dari semua itu hanya 046 dan 047 yang perempuan dewasa.
Sisanya laki-laki dewasa. Beberapa properti tubuh masih melekat," ujar
Kordinator DVI Polri Kombes Imanuddin saat dihubungi, Jumat (9/1).
Ketujuh jenazah diberangkatkan dari RSUD Imanuddin sekitar
pukul 18.00 WIB menggunakan tujuh ambulans dan tiba di Lanud Iskandar pukul
18.15 WIB. Ketujuhnya langsung diantar masuk ke pesawat CN 295 dan segera
diberangkatkan.
Jenazah 042 diantarkan ke Pangkalan Bun oleh helikopter
Seahawk milik Jepang dari kapal Takanami. Jenazah 043 dan 044 pun diantar oleh
helikopter yang sama namun dijemput di kapal Onami yang juga milik Jepang.
Sedangkan jenazah nomor 045 sampai dengan 048 diantarkan
oleh helikopter Dolphin milik Basarnas dalam dua waktu berbeda. Jenazah 045 dan
046 diantarkan lebih dahulu pada siang hari bersama dengan puing pesawat dari
KN SAR Pacitan.
Sementara itu jenazah 047 dan 048 diantar pada sore hari.
Kedua jenazah tersebut dimasukan dalam satu kantung jenazah pada awalnya.
“Mereka tidak sedang berpelukan, karena dalam fase di hari
ketigabelas tidak mungkin masih sama posisinya," imbuh Hariyanto.
Kedua jenazah dijemput dari KRI Banda Aceh yang sebelumnya
berasal dari kapal MGS GeoSurvey. Keduanya ditemukan di dasar laut dan pada
jenazah pria (048) masih memegang gendongan bayi.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar