Sabtu, 11 Agustus 2012

Radang Paru, Bayi Lahir Tanpa Tangan dan Kaki Meninggal Dunia

Butet : Bayi perempuan (butet) dari pasangan Tulus Tambunan-Lamtiar br Silitonga yang lahir cacat (tanpa kaki dan tangan) di kediamannya di Desa Rawa Medang, Taman Raja, Tungkal Ulu, Tanjabar, Provinsi Jambi. Foto batakpos/rosenman manihuruk
Jambi, BATAKPOS

Seorang anak bayi perempuan yang lahir tanpa tangan dan kaki dari pasangan Tulus Tambunan dengan Lamtiar br Silitonga lahir tanpa  kaki dan tangan, Jumat (10/8/12) subuh meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi. Bayi tersebut menderita radang paru dan sempat mendapat perawatan selama empat hari di RSUD Raden Mattaher Jambi.

Bayi tersebut lahir di Puskesmas Pelabuhan Dagang, Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dibantu dr Arwin Agus (Dokter Puskesmas Pelabuhan Dagang) 1 Juni 2012 lalu.

Bayi perempuan itu saat lahir tampak sehat. Ibu bayipun sehat-sehat saja setelah melahirkan anak ke-empatya itu. Tidak ada perawatan khusus terhadap bayi itu.

Tulus Tambunan (44) didampingi istrinya Lamtiar br Silitonga (33) kepada BATAKPOS, Jumat (10/8/12) mengatakan, awalnya bayi tersebut demam. Kemudian dibawa ke di Puskesmas Pelabuhan Dagang, Tungkal Ulu. Namun dokter Puskesmas merujuknya ke RSUD Raden Mattaher Jambi.

Namun bayi malang yang lahir pada di Puskesmas Pelabuhan Dagang, dengan berat badan 3,1 kilogram itu, akhirnya meninggal dunia. Kedua orangtua bayi tampak sedih dan menangis saat mengetahui bayinya meninggal sekira pukul 03.00 Jumat (10/8).

“Saya terima dengan ikhlas saat anak saya ini lahir. Ini yang diberikan Tuhan kami bersyukur. Tapi rencana Tuhan lain, anak perempuan kami ini dipanggil secepat ini. Mungkin ada rencana Tuhan yang lebih indah buat keluarga kami,” ujar Lamtiar sembari menteskan airmata.

Jenazah bayi tersebut dibawa keluarga ke tempat tinggalnya di Desa Rawa Medang, Taman Raja, Tungkal Ulu, Tanjabar, Provinsi Jambi untuk dimakamkan, Jumat sore.

Sebelumnya bayi tersebut membutuhkan bantuan makanan tambahan serta susu dari dermawan. Ayah bayi, Tulus Tambunan  setiap harinya bekerja sebagai pedagang sayur di pasar pagi di desanya. Sedangkan ibunya, Lamtiar Silitonga (33), tidak bekerja, hanya di rumah saja mengurus tiga anaknya.

Keluarga Tulus Tambunan tinggal di sebuah rumah gubuk berdinding papan beratap seng dan berlantai tanah. Dinding rumahnya sudah banyak yang bolong dan bertempelkan triplek.

Guna memenuhi kebutuhan susu bayinya, Tulus Tambunan hanya mampu memberikan susu kotak yang dibeli sendiri. Sementara setiap harinya si bayi bisa menghabiskan tiga kotak susu. RUK


Tidak ada komentar: