Kripik Pisang Hasil Wirausaha warga Desa di Gogodeso Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar Jawa Timur |
MELALUI WIRAUSAHA
Blitar - Seorang Kepala Desa di Gogodeso, Kecamatan
Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur ini bisa ini bisa menjadi contoh
penggerak kewirausahaan. Kepala desa itu bernama Khoirul Anam, yang sukses
menggerakkan ekonomi desanya dengan kewirausahaan.
Melalui program Satu Entrepreneur Satu Tandan Pisang, ia berhasil mengangkat
taraf hidup warganya. Program tersebut ia mulai sejak tahun 2010 silam dengan
membuat keripik pisang melalui tangan-tangan ulet warganya.
“Dasar pemikiran kami sederhana, ada buah pisang yang
melimpah. Kenapa tidak kita manfaatkan jadi makanan olahan," kata Khoirul
kepada detikFinance, Senin (22/9).
Khoirul mengirim beberapa warganya untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan. Hasilnya, setahun kemudian warganya mulai memproduksi
keripik pisang. Namun ia membatasi jumlah produksi dengan ketentuan satu warga
satu tandan pisang.
“Satu warga satu tandan pisang kami maksudkan agar warga
bisa merasakan perkembangannya. Ini tantangan. Keuntungan yang didapat jangan
sekali-kali diambil dahulu. Harus diputar untuk kulakan pisang lagi. Lama
kelamaan kan semakin besar keuntungannya," kata Khoirul.
Selama 3 tahun berselang, program ini mulai membuahkan hasil
yang signifikan. Hasilnya pun sudah bisa dirasakan warga Desa Gogodeso.
Misalnya Enik Sriani, warga Gogodeso RtT 01/06, kini mampu
memproduksi 30 kg keripik pisang per hari.
Awalnya Enik hanyalah ibu rumah tangga biasa tanpa
penghasilan mandiri. Suaminya yang bekerja sebagai juru parkir, hanya
berpenghasilan sekitar Rp 1 juta per bulan. Sangat pas-pasan untuk menghidupi
dua orang anak.
“Alhamdulillah, ekonomi kami mulai membaik. Awalnya saya
ragu untuk ikut program ini. Namun kebutuhan dapur tidak bisa diabaikan,"
kata wanita berusia 41 tahun ini.
Pertengahan 2010, Enik mencoba memproduksi keripik pisang
setelah mengikuti pelatihan. Dengan modal satu tandan pisang, kini ia sudah
bisa membangun rumah dan membeli mobil sederhana.
“Keuntungannya lumayan Mas, sekitar 30%. Per bulan keuntungan kami paling tidak
Rp 5 juta mas. Cukup besar untuk bisnis rumah tangga,” jelasnya.
Ernik pun kini mempunyai 5 orang karyawan Pemasaran keripik
pisang ini kini mulai merambah Malang, Surabaya, Jogja dan Bali. Saking
banyaknya pesanan, Ernik kini harus mendatangkan pisang dari Tulungagung dan
Lumajang akibat persediaan pisang di Blitar sudah tidak mencukupi.
“Ke depan kami yakin program ini akan semakin besar.
Wirausaha dengan memanfaatkan hasil bumi di sekitar rumah sangat
prospektif," kata Khoirul bangga.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar