Usman Ermulan, Bupati Tanjab Barat saat
Bercengkrama Bersama Awak Media
Duduk di kursi roda dengan kaki beralaskan
bantal, Bupati Tanjab Barat Usman Ermulan menanti wartawan datang berkunjung ke
rumah dinas, kemarin (3/9) pagi. Dengan kostum dinasnya, suami Esrita itu
tersenyum simpul ketika wartawan menyambanginya.
PAGI kemarin, puluhan wartawan meramaikan
rumah dinas Bupati Tanjabbar yang telah lama kosong itu. Meski belum bisa
berjalan normal, Usman begitu lancar berbincang sembari bersendagurau dengan
para kuli tinta. Sedikit lebih kurus, Usman banyak menjawab pertanyaan
wartawan, mulai dari tentang kondisi kesehatannya, hingga adanya isu pemakzulan
terhadap dirinya. Dengan santai, mantan Anggota DPR RI itu menjawab semua
pertanyaan wartawan.
“Apa kabar, lama kita dak ketemu,” sapa
Usman kepada wartawan kemarin. Dia bercerita, kondisinya mulai membaik dan
harus menjalani perawatan fisioterapi. Namun begitu, sementara ini dia tidak
lagi berangkat ke Malaka, negeri Jiran.
Ada tiga buah pen yang terpasang di bagian
tulang belakang, dengan menjalani tiga kali operasi. “Tidak perlu lagi ke
Malaka sementara ini, karena masih dalam proses pemulihan,” tandasnya. Ternyata,
semasa muda, Usman pernah jatuh dari mobil. Persisnya tahun 1978, dia dan teman
sebayanya jatuh dari mobil hartop. Suatu insiden, membuat mobil itu terpental
hingga penumpang di dalamnya tercampak ke tebing.
Kala itu, memang dia tidak memeriksakan
kondisi tulang belakangnya. “Waktu itu saya hanya berurut, dan ada luka-luka
dikit. Tapi lama kelamaan memang berpengaruh pada kaki sebelah kiri saya, makin
lama makin kecil. Jadi kepada rekan-rekan wartawan hati-hati kalau mengendarai
mobil maupun sepeda motor,” ujarnya memberikan nasehat.
Cerita lainnya, Usman tak begitu
mempersoalkan desakan pemakzulan yang diutarakan salah satu Ketua Parpol di
Tanjabbar. Dengan enteng, dia mengatakan hal tersebut hanya isu politik. Meski
sakit, Usman mengaku telah menjalankan pemerintahan walaupun hanya via telepon
dari Malaka. “Saya terus memantau, dan perintahkan SKPD walaupun dari jauh.
Begitu juga dengan APBD 2015, saya juga memantaunya,” kata mantan kontraktor di
Pertamina ini.
Cerita demi cerita, Usman sempat membuat
guyonan dengan wartawan. Suasana kembali santai, tanpa ada ketegangan dalam
pertemuan itu. Sedikit soal izin ke Mendagri, dirinya mengaku telah mengajukan
cuti ke Mendagri tatkala akan berobat ke Malaka. Pengajuan itu dia sampaikan ke
gubernur dan ditembuskan ke Mendagri.
Dia juga mengaku pernah tidak mengajukan
izin cuti, karena saat itu menandatangani beberapa dokumen penting, meski masih
dalam perawatan dokter di Malaka. Dia menimpali, dalam UU, enam bulan tidak melaksanakan
aktivitas jika seorang kepala daerah mengalami sakit, bisa diajukan ke Mendagri
untuk dilakukan pertimbangan. “Itu ada diatur dalam UU. Jadi saya tetap
melaksanakan tugas,” katanya.
Dalam bulan-bulan ini, Usman bertekad akan
masuk kantor. Diapun sudah memerintahkan Sekda untuk memindahkan ruangannya ke lantai dasar,
karena dia belum mampu untuk naik tangga. “Dalam bulan-bulan ini lah saya akan
masuk kantor, rindu juga dengan ruangan saya,” tandasnya.
Topik lain yang sempat dikomentari Usman
adalah soal bawahannya yang akan maju pada pilbup mendatang. Sejauh ini dia
memberikan kebebasan kepada para PNS yang siap bertarung di bursa Pilkada. Toh
semuanya, kata dia, pilihan dari rakyat. “Silahkan saja, saya tidak
melarangnya. Namun yang terpenting jangan sampai tugas sebagai PNS
tertinggalkan,” tandasnya.
Sejauh ini Usmanpun belum membuka siapa PNS
yang akan dia dukung untuk maju menjadi calon bupati kedepannya. “Ini soal
politik, jadi kita harus hati-hati,” Usman menjawab pertanyaan para wartawan. Di
akhir pertemuan, wartawan memberikan semangat kepada Bupati Tanjabbar, agar
bisa bekerja seperti dulu lagi. Para kuli tinta menyalami Usman sembali
meninggalkan ruang tamu rumah dinas jabatan itu. (Andri Damanik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar