WASPADA: Kabut asap di Jambi selama beberapa hari sudah
masuk kategori tidak sehat. BPBD Jambi Jumat kemarin melakukan rapat koordinasi
bersama BNPB dan Bapenas dalam upaya penanggulangan asap di Sumatra. FOTO: HARIAN JAMBI
ANTISIPASI ASAP
JAMBI - Kasi Tanggap Darurat BPBD Jambi, Purwoko menyatakan,
pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi penanggulangan kabut asap di Sumatra
berasa BNPB dan Bapenas. "Gambarannya, Sumatra Selatan yang diprioritaskan
untuk modifikasi cuaca (hujan buatan, bukan Jambi," ujar Purwoko, Jumat
kemarin.
Keputusan ini diambil apabila pemerintah di Sumatra Selatan
tidak bisa mengatasi bencana asap di daerah itu. Maka hujan buatan akan
diprioritaskan di daerah ini.
Dalam koordinasi itu, kata dia, pihaknya mendorong agar
Manggala Agni dan Dinas Kehutanan di masing-masing daerah berperan aktif dalam
upaya memadamkan titik api. Terutama daerah yang rawan kebakaran.
"Di Jambi kebakaran di lahan perkebunan belum ada, ini
kita sampaikan ke Bapenas dan BNPB," katanya.
Ia menambahkan, agar pemerintah pusat memberikan masukan
khusus terhadap Jambi. Mengingat, di Jambi sudah tiga tahun terakhir terus
dilanda kabut asap tebal.
"Sampai hari ini (kemarin) titik api di Jambi hanya dua
yakni di Kerinci dan Muarojambi. Anggota sudah melakukan pemadaman di wilayahnya,"
tambahnya.
*BMKG Imbau Warga Tak Bakar Lahan
KERINCI - Sejak sepekan lalu Kabupaten Kerinci dan Sungaipenuh
diselimuti kabut asap, jika Rabu siang kondisi kabut asap masih normal dan
pesawat masih bisa mendarat di Bandara Depati Parbo, lain halnya kabut asap
yang terjadi Jum'at pagi yang sudah mengkhawatirkan karena jarak pandang hanya
tinggal 100 meter saja.
Kabut asap yang melanda Kabupaten Kerinci berasal dari Pekan Baru Riau,
kondisi tiap hari terus menebal, kesehatan masyarakat pun mulai terganggu.
Peltu Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kerinci Efrawadi, dihubungi via
ponselnya kemarin mengatakan kondisi kabut asap di Kabupaten Kerinci terus
menebal. "Kabut asap ini merupakan kabut asap kiriman dari Riau, kalau di
Kerinci hanya ada satu titik api dan itu sudah padam," jelasnya.
Sementara dari pihak BMKG Kerinci Dira Utama, saat dihubungi via
ponselnya mengatakan jarak pandang kalau dilihat hari ini (Jumat pagi) kemarin,
tinggal 100 meter atau satu kilo, kalau satu kilo maka pesawat tidak bisa
terbang lagi.
"Hari Rabu kemarin pesawat masih bisa mendarat kalau dilihat hari ini
(kemarin, red) tidak bisa lagi, karena asap sudah terlalu tebal," jelasnya
Dikatakan Dira, bahwa kabut asap di Kerinci merupakan kiriman dari Pekan Baru
Riau dan kabupaten tetangga Merangin. Dirinya mengimbau masyarakat untuk tidak
membakar lahan saat membuka lahan pertanian. "Kita mengimbau agar
masyarakat yang buka ladang tidak membakar karena asap bisa lebih tebal," jelasnya.
Puluhan Warga Terserang ISPA
SUNGAIPENUH - Akibat kabut tebal yang menyelimuti Kabupaten Kerinci beberapa
hari belakangan ini menyebabkan sejumlah warga Kerinci dan Sungaipenuh
menderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Kepala RSU MHA Thalib Kerinci dr Arman mengatakan, pasien penyakit ISPA yang
berobat ke RSU MHA Thalib Kerinci saat ini meningkat.
"Banyak yang berobat ke RSU. RSU penuh terus sekarang," ujarnya.
Muslim, Kabag TU RSU MHA Thalib juga mengakui bahwa memang terjadi peningkatan
pasien ISPA dari biasanya. Menurutnya, penderita penyakit ISPA tidak ada yang
dirawat inap, semua dirawat jalan.
"Belum ada yang Pneumea, kalau Pneumea harus dirawat inap," ucapnya.
Ditanya jumlah pasien ISPA, Muslim menyebut tidak sampai ratusan, hanya puluhan
orang saja. "Jumlahnya puluhan," katanya.
Dia menyebut pasien ISPA rata-rata anak-anak. Walaupun demikian ISPA menyerang
semua orang, tidak terkecuali orang dewasa. "Semua orang bisa kena
ISPA," jelasnya.
Sementara itu, Kabid P2M Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci Yuldi Candra
mengaku, pihaknya belum mendapat informasi dari RSU MHAT dan Puskesmas terkait
jumlah penderita ISPA. Dikatakannya, kabut asap yang menyelimuti Kerinci memang
sudah mengganggu kesehatan warga.
Untuk itu dia mengimbau warga untuk menggunakan masker saat berada di luar
rumah. "Baru hari ini kabut tebal, sebelumnya tidak terlalu tebal,"
pungkasnya.
Andre salah seorang warga Kerinci pada koran ini mengaku sesak napas serta dada
sesak diikuti mata perih. "Dada saya terasa sesak, mungkin pengaruh asap
tebal di Kerinci, pagi ini (Jumat, red)," ungkapnya.
Tebo Termasuk Wilayah Udara Kotor
* Polres Padamkan Titik Api
Selain melakukan pengamanan bentrok warga dengan warga Suku Anak Dalam (SAD) kemarin, Jajaran Polres Tebo juga melakukan pemadaman api (Hotspot) di beberapa titik di Kecamatan Sumay. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi bencana kabut asap yang sudah sepekan lebih menyelimuti Kabupaten Tebo.
Selain melakukan pengamanan bentrok warga dengan warga Suku Anak Dalam (SAD) kemarin, Jajaran Polres Tebo juga melakukan pemadaman api (Hotspot) di beberapa titik di Kecamatan Sumay. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi bencana kabut asap yang sudah sepekan lebih menyelimuti Kabupaten Tebo.
SEPRIADI, Tebo
KASAT Reskrim AKP. Ridwan Hutagaol, kemarin menuturkan, selain melakukan pengamanan, kita juga memadamkan api yang tengah berkobar di hutan. Dari kebakaran hutan inilah, Tebo sekarang diselimuti kabut asap. Tidak tanggung-tanggung kata dia, Tebo juga masuk daerah yang berudara kotor. "Polres Tebo ikut partisipasi melakukan pemadaman api di lahan yang terbakar," sebutnya.
Dikatakannya, memang hasil deteksi satelit Noah, di beberapa wilayah di Kabupaten Tebo terdapat titik api, dan rata-rata lahan yang terbakar tersebut memang sengaja dibakar.
"Usai dilakukan pemadaman, lahan tersebut langsung kita Police Line," tegas Kasat.
Lanjutnya, adanya kasus pembakaran lahan yang saat ini kian marak, pihaknya akan melakukan penyelidikan dan mencari siapa pemilik lahan. Hal tersebut sesuai UU no 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H).
"Kita akan cari tau siapa pemilik lahan ini dan akan kita proses hukum," tegasnya.
Kasat menambahkan, tindakan ini dilakukan untuk mencegah banyaknya warga pada saat musim kemarau seperti ini membuka lahan dengan cara mudah, yaitu dengan membakar. Apalagi, dampak dari pembakaran menyebabkan kabut asap yang sangat menggangu aktivitas masyarakat.(Sumber: Harian Jambi)
Kabut Asap Menyelimuti Kota Jambi, Sabtu 20 September 2014. Gambar diabadikan dari Atas kantor Redaksi Harian Jambi Jalan Ir Jwanda Mayang Kota Jambi. Foto-FOTO HARIAN JAMBI. |
Kabut Asap Menyelimuti Kota Jambi, Sabtu 20 September 2014. Gambar diabadikan dari Atas kantor Redaksi Harian Jambi Jalan Ir Jwanda Mayang Kota Jambi. Foto-FOTO HARIAN JAMBI. |
`
Tidak ada komentar:
Posting Komentar