Pacu : Peserta lomba perahu naga saat memacu perahunya untuk mencapai
finis pada lomba dalam rangka HUT Kota Jambi ke 66. (Inset) Wakil
Gubernur Jambi saat menembakkan pistol tanda dimulainya loma perahu
bertempat di Sungai Batanghari di Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan
Pelayangan, Kota Jambi, Selasa (22/5) sore. Foto batakpos/rosenman
manihuruk
Jambi, BATAKPOS
Pelaksanaan lomba perahu naga setiap hari ulang tahun Provinsi Jambi dan Kota Jambi di Sungai Batanghari ternyata belum mampu memikat wisatawan nusantara dan wisatawan manca negara. Even dua kali setahun (Januari-Mei) ini ternyata belum dikelola semenarik mungkin sehingga mampu menarik minat pengunjung untuk menonton.
Wakil Gubernur (Wagub) Jambi H.Fachrori Umar mengharapkan lomba perahu naga bisa maningkatkan wisata di Provinsi Jambi umumnya dan di Kota Jambi khususnya. Harapan tersebut dikemukakannya dalam Pelepasan Peserta Lomba Perahu Naga dalam Rangka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Kota Jambi, bertempat di Sungai Batanghari di Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi, Selasa (22/5) sore.
Pelepasan lomba perahu naga itu, H.Fachrori Umar didampingi Walikota Jambi dr Bambang Priyanto. Peserta loma perahu naga tersebut diikuti peserta dari kabupaten/kota se Provinsi Jambi.
“Kita mengharapkan agar lomba perahu naga ini dapat dijadikan sebagai ajang promosi Jambi, untuk meningkatkan wisata di Jambi, yang selanjutnya akan meningkatkan perekonomian Jambi.
Momentum peringatan ulang tahun ini hendaknya dijadikan sebagai refleksi untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan Kota Jambi,”katanya.
Wagub juga berharap agar lomba perahu naga ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat Kota Jambi, apalagi transportasi zaman dulu di Provinsi Jambi adalah transportasi air.
“Artinya, lomba perahu naga ini memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi masyarakat Provinsi Jambi. Lomba perahu naga ini juga bisa dijadikan lomba olahraga nasional sehingga melibatkan seluruh pedayung handal dari seluruh tanah air,”katanya.
Walikota Jambi dr H.R. Bambang Priyanto menyampaikan bahwa lomba ini digelar dalam rangka peringatan HUT Kota Jambi yang ke-66 (17 Mei 1946-17 Mei 2012).
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi, istri Walikota Jambi, para pejabat terkait dalam lingkup Pemerintah Kota Jambi, serta para undangan lainnya. RUK
Penyerahan Hadiah Dibatalkan, Sarolangun & Tebo Baku Hantam
Pelaksanaan lomba perahu naga setiap hari ulang tahun Provinsi Jambi dan Kota Jambi di Sungai Batanghari ternyata belum mampu memikat wisatawan nusantara dan wisatawan manca negara. Even dua kali setahun (Januari-Mei) ini ternyata belum dikelola semenarik mungkin sehingga mampu menarik minat pengunjung untuk menonton.
Wakil Gubernur (Wagub) Jambi H.Fachrori Umar mengharapkan lomba perahu naga bisa maningkatkan wisata di Provinsi Jambi umumnya dan di Kota Jambi khususnya. Harapan tersebut dikemukakannya dalam Pelepasan Peserta Lomba Perahu Naga dalam Rangka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Kota Jambi, bertempat di Sungai Batanghari di Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi, Selasa (22/5) sore.
Pelepasan lomba perahu naga itu, H.Fachrori Umar didampingi Walikota Jambi dr Bambang Priyanto. Peserta loma perahu naga tersebut diikuti peserta dari kabupaten/kota se Provinsi Jambi.
“Kita mengharapkan agar lomba perahu naga ini dapat dijadikan sebagai ajang promosi Jambi, untuk meningkatkan wisata di Jambi, yang selanjutnya akan meningkatkan perekonomian Jambi.
Momentum peringatan ulang tahun ini hendaknya dijadikan sebagai refleksi untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan Kota Jambi,”katanya.
Wagub juga berharap agar lomba perahu naga ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat Kota Jambi, apalagi transportasi zaman dulu di Provinsi Jambi adalah transportasi air.
“Artinya, lomba perahu naga ini memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi masyarakat Provinsi Jambi. Lomba perahu naga ini juga bisa dijadikan lomba olahraga nasional sehingga melibatkan seluruh pedayung handal dari seluruh tanah air,”katanya.
Walikota Jambi dr H.R. Bambang Priyanto menyampaikan bahwa lomba ini digelar dalam rangka peringatan HUT Kota Jambi yang ke-66 (17 Mei 1946-17 Mei 2012).
Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi, istri Walikota Jambi, para pejabat terkait dalam lingkup Pemerintah Kota Jambi, serta para undangan lainnya. RUK
Penyerahan Hadiah Dibatalkan, Sarolangun & Tebo Baku Hantam
JAMBI-Pelaksanaan
lomba perahu naga yang digelar dalam rangka memperingat Hari Ulang
Tahun (HUT) Kota Jambi berlangsung sangat meriah. Penonton berjubel
memenuhi dua sisi Sungai Batanghari. Namun, para penonton yang sedang
menikmati perlombaan mendadak menjadi panik.
Penyebabnya, dua kontingen perahu naga terlibat baku hantam. Kontingen yang terlibat keributan tersebut adalah tim Sarolangun dan Tebo. Dengan menggunakan kayuh perahu, keduanya terlibat saling serang di Ancol. Batu-batu beterbangan.
Penyebabnya, dua kontingen perahu naga terlibat baku hantam. Kontingen yang terlibat keributan tersebut adalah tim Sarolangun dan Tebo. Dengan menggunakan kayuh perahu, keduanya terlibat saling serang di Ancol. Batu-batu beterbangan.
Para penonton berlarian menyelamatkan
diri untuk menghindari jadi korban salah pukul atau terkena lemparan
batu. Para perempuan berteriak histeris ketakutan. Sebagian mereka sibuk
mencari anak yang terpisah agak jauh.
Sementara, perkelahian semakin seru. Sejumlah aparat keamanan yang berusaha melerai tidak digubris oleh kedua kontingen yang terlibat keributan. Akhirnya, seorang aparat keamanan melepas tembakan peringatan ke udara. Para atlet yang terlibat perkelahian pun bisa dipisahkan.
Para petugas terus menghadang
para atlet yang bersikeras ingin melanjutkan perkelahian. Menurut salah
seorang atlet Tebo yang menolak namanya disebutkan, mengatakan
perkelahian dipicu oleh pelaksanaan lomba perahu naga yang dianggapnya
curang.
“Perahu kami diapit oleh dua perahu kontingen Sarolangun.
Mereka tidak sekedar mengapit, tetapi sengaja menghalangi kami agar
tidak bisa jalan lebih cepat. Tim Sarolangun curang,” ujarnya.
Kata dia,
seluruh atlet kontingen Tebo kesal dan menahan emosi karena
diperlakukan demikian. Akhirnya, ketika lomba berakhir dan kedua
kontingen bertemu di Ancol, perkelahian pun terjadi. Sementara itu,
Edi, atlet perahu naga Sarolangun, heran mengapa kontingen Tebo
menyerang. Menurutnya, persoalan kalah-menang dalam perlombaan adalah
hal biasa.
Ketika dikonfirmasi apakah timnya curang dan sengaja menghalangi jalan perahu tim Tebo, Edi membantahnya. “Kami tidak menghalangi. Itu cuma alasan tim yang tidak mau mengakui kekalahannya,” ujarnya. Lebih jauh, Edi menyayangkan aksi penyerangan yang dilakukan kontingen Tebo karena salah seorang suporter tim Sarolangun menjadi korban pelemparan. Wartawan sempat menemui korban pelemparan yang bernama Linda (17). “Saya terkena lemparan batu di punggung. Sakit sekali punggung saya, ada memar dan berwarna kebiruan,” ujarnya.
Sementara itu, manajer tim Tebo sibuk berupaya mendamaikan pertikaian kedua tim. Ia bolak-balik menemui kedua kontingen. Kepada kontingen Sarolangun, ia meminta untuk tidak memperpanjang persoalan. “Saya minta masalah ini cukup selesai di sini saja, jangan diperpanjang. Jangan sampai pada pelaksanaan Porprov nanti masalah ini berlanjut,” tegasnya. Terkait dengan adanya suporter yang terkena lemparan batu, ia menyatakan bertanggungjawab dan akan mengurus pengobatannya.
Ketika dikonfirmasi apakah timnya curang dan sengaja menghalangi jalan perahu tim Tebo, Edi membantahnya. “Kami tidak menghalangi. Itu cuma alasan tim yang tidak mau mengakui kekalahannya,” ujarnya. Lebih jauh, Edi menyayangkan aksi penyerangan yang dilakukan kontingen Tebo karena salah seorang suporter tim Sarolangun menjadi korban pelemparan. Wartawan sempat menemui korban pelemparan yang bernama Linda (17). “Saya terkena lemparan batu di punggung. Sakit sekali punggung saya, ada memar dan berwarna kebiruan,” ujarnya.
Sementara itu, manajer tim Tebo sibuk berupaya mendamaikan pertikaian kedua tim. Ia bolak-balik menemui kedua kontingen. Kepada kontingen Sarolangun, ia meminta untuk tidak memperpanjang persoalan. “Saya minta masalah ini cukup selesai di sini saja, jangan diperpanjang. Jangan sampai pada pelaksanaan Porprov nanti masalah ini berlanjut,” tegasnya. Terkait dengan adanya suporter yang terkena lemparan batu, ia menyatakan bertanggungjawab dan akan mengurus pengobatannya.
Sementara itu, pembawa acara lomba, Nanang Sunarya, menyatakan penyerahan hadiah yang semula dijadwalkan dilakukan setelah lomba selesai, akhirnya dibatalkan. Keputusan pembatalan diambil untuk menghindari perkelahian berlanjut.
“Panitia memutuskan menunda penyerahan hadiah. Situasinya belum
kondusif. Hadiah akan diberikan di lain hari dan cukup mengundang
manajernya saja,” ujarnya. Dalam lomba ini, kontingen Sarolangun A
keluar sebagai juara 1, di urutan kedua adalah tim Tebo, dan disusul di
tempat ketiga adalah kontingen Sarolangun B.(Dikutip dari Metrojambi.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar