SBY Pantau Terus Proses Evakuasi Korban Sukhoi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan ucapan
belasungkawa kepada keluarga korban kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di
Gunung Salak, Bogor. SBY terus memantau proses evakuasi korban.
"Meskipun masih dalam tahap pencarian, belum ditemukan ada korban yang selamat. Oleh karena itu, presiden sampaikan belasungkawa pada keluarga korban yang ditinggalkan," ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha di Istana Negara, Kamis (10/5).
Presiden memastikan, proses evakuasi terhadap sejumlah jenazah yang ditemukan akan terus dilakukan. Presiden juga memantau perkembangan yang berlangsung sampai saat ini.
"Masih dalam proses, kami masih terus berkoordinasi. Nanti kalau sudah benar-benar final, kami akan beritahu lebih lanjut," kata Julian.
Sebelumnya, dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Presiden SBY merasa prihatin karena sebagain besar penumpang pesawat tersebut adalah warga Indonesia yang diundang oleh PT Trimarga Rekatama.
"Saya prihatin dengan musibah ini, apalagi 40 penumpang sebagian besar adalah saudara kita warga negara Indonesia termasuk wartawan," kata SBY.
Presiden SBY. merdeka.com/presidensby.info
"Meskipun masih dalam tahap pencarian, belum ditemukan ada korban yang selamat. Oleh karena itu, presiden sampaikan belasungkawa pada keluarga korban yang ditinggalkan," ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha di Istana Negara, Kamis (10/5).
Presiden memastikan, proses evakuasi terhadap sejumlah jenazah yang ditemukan akan terus dilakukan. Presiden juga memantau perkembangan yang berlangsung sampai saat ini.
"Masih dalam proses, kami masih terus berkoordinasi. Nanti kalau sudah benar-benar final, kami akan beritahu lebih lanjut," kata Julian.
Sebelumnya, dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Presiden SBY merasa prihatin karena sebagain besar penumpang pesawat tersebut adalah warga Indonesia yang diundang oleh PT Trimarga Rekatama.
"Saya prihatin dengan musibah ini, apalagi 40 penumpang sebagian besar adalah saudara kita warga negara Indonesia termasuk wartawan," kata SBY.
Rusia Gelontorkan Rp 2,7 Triliun untuk Asuransi Korban Sukhoi
Seluruh penumpang korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100
bakal mendapat santunan asuransi dengan nilai keseluruhan mencapai USD
300 juta setara Rp 2,7 triliun, seperti dilansir dari kantor berita
resmi Rusia RIA Novosti, Kamis (10/5).
Menurut seorang sumber Sukhoi, mereka telah bekerja sama dengan perusahaan asuransi Grup Rossgosstrakh sejak 2008. Mereka menegaskan bertanggung jawab penuh dalam insiden ini dan akan membayarkan santunan kepada pihak keluarga.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 kemarin sedang mengadakan unjuk kebolehan sebagai rangkaian pertunjukan keliling yang dilakukan oleh pabrik Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Pesawat itu mengangkut 47 orang, delapan di antaranya warga negara Rusia.
Sukhoi Superjet-100 ini hilang kontak dengan menara pengawas pada pukul 14.33, dengan koordinat terakhir 6 derajat 43' o8 Lintang Selatan dan 106 derajat 43' 15 Bujur Timur atau sekitar wilayah Gunung Salak, Jawa Barat.
Malam ini pencarian dihentikan sementara karena kabut mulai turun di wilayah itu dan membatasi jarak pandang. Besok pagi tim bakal mulai menjajaki proses evakuasi korban pesawat Sukhoi itu.
Beberapa pramugari maskapai yang bergaya di samping Sukhoi
SuperJet 100 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Rabu (9/5).
merdeka.com/sergeydolya.livejournal.com
Menurut seorang sumber Sukhoi, mereka telah bekerja sama dengan perusahaan asuransi Grup Rossgosstrakh sejak 2008. Mereka menegaskan bertanggung jawab penuh dalam insiden ini dan akan membayarkan santunan kepada pihak keluarga.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 kemarin sedang mengadakan unjuk kebolehan sebagai rangkaian pertunjukan keliling yang dilakukan oleh pabrik Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Pesawat itu mengangkut 47 orang, delapan di antaranya warga negara Rusia.
Sukhoi Superjet-100 ini hilang kontak dengan menara pengawas pada pukul 14.33, dengan koordinat terakhir 6 derajat 43' o8 Lintang Selatan dan 106 derajat 43' 15 Bujur Timur atau sekitar wilayah Gunung Salak, Jawa Barat.
Malam ini pencarian dihentikan sementara karena kabut mulai turun di wilayah itu dan membatasi jarak pandang. Besok pagi tim bakal mulai menjajaki proses evakuasi korban pesawat Sukhoi itu.
Sukhoi Jatuh Karena Pilot Bermanuver?
Jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di lereng Gunung Salak, Bogor masih menyisakan sejumlah pertanyaan. Hingga saat ini penyebab jatuhnya pesawat buatan Rusia itu belum diketahui.
Pesawat itu membawa puluhan penumpang dan hilang kontak sejak Rabu (9/5) sekitar pukul 14.51 WIB. Sebelum hilang, pesawat sempat menurunkan ketinggian dari 10.000 ke 6.000 kaki. Kabar terakhir pesawat jatuh di tebing Gunung Salak, Bogor.
Sejumlah dugaan penyebab jatuhnya pesawat muncul. Di antaranya, faktor cuaca, kerusakan mesin dan faktor alam. Namun, mungkinkah pesawat itu jatuh karena sang pilot tengah bermanuver? Mungkinkah manuver itu dilakukan untuk melihat keindahan alam Gunung Salak?
"Itu yang saya tidak mengerti (pilot tiba-tiba menurunkan ketinggian pesawat sebelum hilang kontak). Waktu itu berawan, mungkin dia mau mencari posisi yang tidak ada awan. Kalau joy flight tidak mencari awan untuk melihat pemandangan," kata Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim kepada merdeka.com, Kamis (10/5).
Menurut dia, sesungguhnya tak ada alasan bagi pesawat tersebut jatuh, apalagi menabrak gunung. Sebab, dari sisi mesin, pesawat tersebut masih tergolong baru.
"Pesawat itu baru, peralatannya juga bagus, pilotnya kapten instruktur. Jadi tidak ada alasan menabrak gunung," ujar Chappy.
Tak hanya itu, pesawat buatan Rusia itu juga terbilang cangih, karena dilengkapi sebuah alat peringatan yang bernama Ground Proximity Warning System (GPWS). Alat itu berfungsi sebagai pemberi peringatan jika posisi pesawat dekat dengan benda lain.
"Sistemnya sudah menggunakan komputer semua, jadi seharusnya tak mungkin terjadi," kata dia.
Sementara, soal faktor cuaca dan kesalahan manusia, pesawat itu memiliki radar cuaca yang dipakai untuk mengetahui kondisi cuaca di luar pesawat. Pilot yang mengendarai pesawat pun bukan sembarang pilot. Sebab, sang pilot kabarnya seorang pilot senior berpengalaman dan sempat menjadi pilot pesawat tempur. Pilot bernama Aleksandr Nikolaevich Yablonstsev itu bahkan pernah menjalani pendidikan sebagai kosmonot.
"Penyebab kecelakaan pesawat terbang itu selalu misterius sebelum kotak hitam ditemukan. Penyebab bisa diketahui dari itu (kotak hitam) karena percakapan 30 menit terakhir sang pilot bisa didengar di situ," kata dia.
Seperti diketahui, tidak ada aturan baku bagi seorang pilot untuk menerbangkan sebuah pesawat dalam joy flight. Pemandangan indah nan menawan di kawasan Gunung Salak memang memancing mata setiap orang untuk memandangnya.
Apalagi gunung yang berlokasi di Jawa Barat itu tampak hijau dan asri dengan pepohonan lebat yang menghiasinya.
Sukhoi superjet 100 edited. ©2012 Merdeka.com
Jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di lereng Gunung Salak, Bogor masih menyisakan sejumlah pertanyaan. Hingga saat ini penyebab jatuhnya pesawat buatan Rusia itu belum diketahui.
Pesawat itu membawa puluhan penumpang dan hilang kontak sejak Rabu (9/5) sekitar pukul 14.51 WIB. Sebelum hilang, pesawat sempat menurunkan ketinggian dari 10.000 ke 6.000 kaki. Kabar terakhir pesawat jatuh di tebing Gunung Salak, Bogor.
Sejumlah dugaan penyebab jatuhnya pesawat muncul. Di antaranya, faktor cuaca, kerusakan mesin dan faktor alam. Namun, mungkinkah pesawat itu jatuh karena sang pilot tengah bermanuver? Mungkinkah manuver itu dilakukan untuk melihat keindahan alam Gunung Salak?
"Itu yang saya tidak mengerti (pilot tiba-tiba menurunkan ketinggian pesawat sebelum hilang kontak). Waktu itu berawan, mungkin dia mau mencari posisi yang tidak ada awan. Kalau joy flight tidak mencari awan untuk melihat pemandangan," kata Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim kepada merdeka.com, Kamis (10/5).
Menurut dia, sesungguhnya tak ada alasan bagi pesawat tersebut jatuh, apalagi menabrak gunung. Sebab, dari sisi mesin, pesawat tersebut masih tergolong baru.
"Pesawat itu baru, peralatannya juga bagus, pilotnya kapten instruktur. Jadi tidak ada alasan menabrak gunung," ujar Chappy.
Tak hanya itu, pesawat buatan Rusia itu juga terbilang cangih, karena dilengkapi sebuah alat peringatan yang bernama Ground Proximity Warning System (GPWS). Alat itu berfungsi sebagai pemberi peringatan jika posisi pesawat dekat dengan benda lain.
"Sistemnya sudah menggunakan komputer semua, jadi seharusnya tak mungkin terjadi," kata dia.
Sementara, soal faktor cuaca dan kesalahan manusia, pesawat itu memiliki radar cuaca yang dipakai untuk mengetahui kondisi cuaca di luar pesawat. Pilot yang mengendarai pesawat pun bukan sembarang pilot. Sebab, sang pilot kabarnya seorang pilot senior berpengalaman dan sempat menjadi pilot pesawat tempur. Pilot bernama Aleksandr Nikolaevich Yablonstsev itu bahkan pernah menjalani pendidikan sebagai kosmonot.
"Penyebab kecelakaan pesawat terbang itu selalu misterius sebelum kotak hitam ditemukan. Penyebab bisa diketahui dari itu (kotak hitam) karena percakapan 30 menit terakhir sang pilot bisa didengar di situ," kata dia.
Seperti diketahui, tidak ada aturan baku bagi seorang pilot untuk menerbangkan sebuah pesawat dalam joy flight. Pemandangan indah nan menawan di kawasan Gunung Salak memang memancing mata setiap orang untuk memandangnya.
Apalagi gunung yang berlokasi di Jawa Barat itu tampak hijau dan asri dengan pepohonan lebat yang menghiasinya.
Rusia Kirim Pesawat dan Helikopter Bantu Evakuasi Sukhoi
Kantor berita Itar-Tass melaporkan, Kamis (10/5), dua buah pesawat Ilyushin Il-76 dan dua helikopter VK-117 siap diberangkatkan ke Indonesia. Mereka juga akan menerjunkan regu penyelamat dengan peralatan lengkap, tapi tidak disebutkan berapa orang anggota yang terlibat dalam tim itu. Belum diketahui apakah tim penyelamat itu bakal tiba berbarengan dengan komisi penyelidik yang dibentuk oleh Perdana Menteri Dmitry Medvedev malam ini.
Nantinya, seluruh tim dari Rusia itu akan menuju lokasi jatuh pesawat dan bergabung dengan tim penyelamat dari Indonesia setelah menerima perintah langsung dari Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev.
Tim investigator pertama yang tiba nanti malam di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma langsung dipimpin oleh Direktur United Aircraft Corporation Rusia, Vladimir A. Dmitriev.
Pesawat Sukhoi SuperJet 100 kemarin sedang mengadakan unjuk kebolehan sebagai rangkaian pertunjukan keliling (road show) yang dilakukan oleh pabrik Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Pesawat itu mengangkut 47 orang, delapan di antaranya warga negara Rusia.
Sukhoi SuperJet-100 ini hilang kontak dengan menara pengawas pada pukul 14.33, dengan koordinat terakhir 6 derajat 43' o8 Lintang Selatan dan 106 derajat 43' 15 Bujur Timur atau sekitar wilayah Gunung Salak, Jawa Barat.
Regu penyelamat yang sudah tiba di lokasi mengatakan melihat beberapa jenazah. Tetapi proses evakuasi belum bisa dilakukan karena hari sudah menjelang malam.
Malam ini pencarian dihentikan sementara karena kabut mulai turun di wilayah Gunung Salak dan membatasi jarak pandang. Besok pagi tim bakal mulai menjajaki proses evakuasi korban pesawat Sukhoi itu.
Lokasi jatuh pesawat Sukhoi SuperJet 100 di wilayah Gunung Salak, Jawa Barat. merdeka.com/Marsma TNI A. Adang Supriyadi, SE
Kementrian Penanggulangan Bencana Rusia siap menerjunkan dua buah
pesawat dan helikopter serta regu penyelamat buat membantu proses
evakuasi pesawat Sukhoi SuperJet 100 yang jatuh di kawasan Taman
Nasional Gunung Salak-Halimun, Jawa Barat.
Kantor berita Itar-Tass melaporkan, Kamis (10/5), dua buah pesawat Ilyushin Il-76 dan dua helikopter VK-117 siap diberangkatkan ke Indonesia. Mereka juga akan menerjunkan regu penyelamat dengan peralatan lengkap, tapi tidak disebutkan berapa orang anggota yang terlibat dalam tim itu. Belum diketahui apakah tim penyelamat itu bakal tiba berbarengan dengan komisi penyelidik yang dibentuk oleh Perdana Menteri Dmitry Medvedev malam ini.
Nantinya, seluruh tim dari Rusia itu akan menuju lokasi jatuh pesawat dan bergabung dengan tim penyelamat dari Indonesia setelah menerima perintah langsung dari Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev.
Tim investigator pertama yang tiba nanti malam di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma langsung dipimpin oleh Direktur United Aircraft Corporation Rusia, Vladimir A. Dmitriev.
Pesawat Sukhoi SuperJet 100 kemarin sedang mengadakan unjuk kebolehan sebagai rangkaian pertunjukan keliling (road show) yang dilakukan oleh pabrik Sukhoi Civil Aircraft di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Pesawat itu mengangkut 47 orang, delapan di antaranya warga negara Rusia.
Sukhoi SuperJet-100 ini hilang kontak dengan menara pengawas pada pukul 14.33, dengan koordinat terakhir 6 derajat 43' o8 Lintang Selatan dan 106 derajat 43' 15 Bujur Timur atau sekitar wilayah Gunung Salak, Jawa Barat.
Regu penyelamat yang sudah tiba di lokasi mengatakan melihat beberapa jenazah. Tetapi proses evakuasi belum bisa dilakukan karena hari sudah menjelang malam.
Malam ini pencarian dihentikan sementara karena kabut mulai turun di wilayah Gunung Salak dan membatasi jarak pandang. Besok pagi tim bakal mulai menjajaki proses evakuasi korban pesawat Sukhoi itu.
Tim SAR Prioritaskan Evakuasi Lewat Udara
Tim SAR menghentikan proses evakuasi sore ini. Mereka berencana
melanjutkan evakuasi besok pagi. Demi meringkas waktu, mereka berniat
melakukan evakuasi lewat udara.
"Itu prioritas kami," ujar Kepala Basarnas Marsdya Daryatmo saat jumpa pers di lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (10/5).
Proses evakuasi akan dilakukan menggunakan Helikopter Super Puma. Sebelumnya, Tim SAR mengirimkan personel SAR dari Paskhas TNI AU. Mereka akan diturunkan dengan tali dari helikopter ke titik jatuhnya pesawat.
"Mereka kami harapkan bisa mengidentifikasi korban dan bisa memberikan informasi pada kami agar kami dapat informasi bagaimana keadaan korban. Meski demikian tim SAR darat tetap bergerak untuk memperkuat," tambahnya.
Setibanya tim di sana, dijadwalkan membangun helipad untuk evakuasi. Besarnya akan disesuaikan dengan ukuran heli. Setelah itu langsung dibawa ke Lanud Halim. Cara ini dipandang lebih praktis dibanding dengan diangkut lewat jalur darat. "Setiba di Halim kita serahkan ke DVI polisi untuk diidentifikasi," katanya.
Lokasi jatuh Sukhoi. merdeka.com/Marsma TNI A. Adang Supriyadi, SE
"Itu prioritas kami," ujar Kepala Basarnas Marsdya Daryatmo saat jumpa pers di lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (10/5).
Proses evakuasi akan dilakukan menggunakan Helikopter Super Puma. Sebelumnya, Tim SAR mengirimkan personel SAR dari Paskhas TNI AU. Mereka akan diturunkan dengan tali dari helikopter ke titik jatuhnya pesawat.
"Mereka kami harapkan bisa mengidentifikasi korban dan bisa memberikan informasi pada kami agar kami dapat informasi bagaimana keadaan korban. Meski demikian tim SAR darat tetap bergerak untuk memperkuat," tambahnya.
Setibanya tim di sana, dijadwalkan membangun helipad untuk evakuasi. Besarnya akan disesuaikan dengan ukuran heli. Setelah itu langsung dibawa ke Lanud Halim. Cara ini dipandang lebih praktis dibanding dengan diangkut lewat jalur darat. "Setiba di Halim kita serahkan ke DVI polisi untuk diidentifikasi," katanya.
Korban Sukhoi Tya, Si Cantik yang Senang Berfoto
Aditya Recodianty, pramugari cantik dari Sky Aviation yang ikut
dalam joy flight Sukhoi Superjet 100 merupakan pribadi yang baik dan
lugas. Sebelum terbang bersama pesawat nahas tersebut, Aditya sempat
gonta-ganti foto profil di handphone-nya.
"Dia itu tipikal cewek yang narsis, kebanyakan fotonya saat berada di pesawat," ujar teman pramugari Aditya, Ade kepada merdeka.com, Kamis (10/5).
Tya, panggilan akrab Aditya adalah sosok orang yang peduli terhadap temannya. Tya sempat menawarkan Ade untuk gabung bersama Sky Aviation. "Karena ada satu dan lain hal, saya tidak jadi gabung dengan Sky Aviation," tutur Ade yang juga pramugari di sebuah maskapai nasional.
Tahun lalu, Tya dan Ade pernah satu maskapai di Phuket Airlines dan sempat disewa Arab Saudi Airlines untuk penerbangan jemaah haji. Jarang bersua, tapi sekali bertemu cuma membicarakan suasana di dalam pesawat.
Meski tim SAR belum memastikan kondisi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, malam ini pihak keluarga Aditya telah menggelar tahlilan. Mereka berharap, korban dapat segera dievakuasi.
Sejak tim SAR menemukan jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 siang tadi, tim belum juga menemukan korban selamat. Tim baru menemukan beberapa jenazah. Tim SAR masih kesulitan mengevakuasi korban. Tim pertama yang sudah tiba di lokasi jatuhnya pesawat masih menunggu bantuan. Tim pertama itu belum bisa berbuat apa-apa.(http://www.merdeka.com)
Aditya Recodianty (tengah). merdeka.com/sergeydolya.livejournal.com
"Dia itu tipikal cewek yang narsis, kebanyakan fotonya saat berada di pesawat," ujar teman pramugari Aditya, Ade kepada merdeka.com, Kamis (10/5).
Tya, panggilan akrab Aditya adalah sosok orang yang peduli terhadap temannya. Tya sempat menawarkan Ade untuk gabung bersama Sky Aviation. "Karena ada satu dan lain hal, saya tidak jadi gabung dengan Sky Aviation," tutur Ade yang juga pramugari di sebuah maskapai nasional.
Tahun lalu, Tya dan Ade pernah satu maskapai di Phuket Airlines dan sempat disewa Arab Saudi Airlines untuk penerbangan jemaah haji. Jarang bersua, tapi sekali bertemu cuma membicarakan suasana di dalam pesawat.
Meski tim SAR belum memastikan kondisi para korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, malam ini pihak keluarga Aditya telah menggelar tahlilan. Mereka berharap, korban dapat segera dievakuasi.
Sejak tim SAR menemukan jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 siang tadi, tim belum juga menemukan korban selamat. Tim baru menemukan beberapa jenazah. Tim SAR masih kesulitan mengevakuasi korban. Tim pertama yang sudah tiba di lokasi jatuhnya pesawat masih menunggu bantuan. Tim pertama itu belum bisa berbuat apa-apa.(http://www.merdeka.com)
Pesawat Sukhoi Superjet 100 Hilang
Inilah kumpulan informasi mengenai pesawat Sukhoi Superjet 100 yang
dinyatakan hilang semenjak Rabu, (9/5/2012) sore. Menurut informasi dari
berbagai situs berita online, mengemukakan bahwa pesawat naas tersebut
ditumpangi sedikitnya oleh 48 orang, diantaranya 40 orang Indonesia dan 8
diantaranya adalah para crew pesawat.
Gambar Pesawat Sukhoi Superjet 100
Seperti
dilaporkan oleh DetikCom, diantara para penumpang pesawat Sukhoi
Superjet 100 yang hilang tersebut terdapat beberapa orang pejabat dari
berbagai maskapai penerbangan Indonesia. Diantara para pejabat berbagai
maskapai tersbut, diantaranya adalah h Direktur Operasional Kartika
Airlines Capt Aan Suhadiana dan Direktur Operasional Pelita Air Darwin
Pelawi.
Orang penting di maskapai penerbangan lainnya yang juga turut dalam daftar penumpang Sukhoi Superjet 100 yang hilang tersebut, yaitu Capt Gatot Purwoko, merupakan Asisten Direktur Airfast.
Dugaan sementara mengenai nasib pesawat yang hilang tersebut diperkirakan jatuh di daerah puncak Gunung Salak dan dengan asumsi tersebut, saat ini Polda Jabar sudah menurunkan tim guna melakukan pencarian. Adapun titik pencarian yang difokuskan untuk mencari pesawat tersebut adalah di kawasan Bogor dan Sukabumi.
Meski informasi keberadaan pesawat belum jelas hingga kini. Namun pihak Lanud Halim Perdanakusumah sudah menyiapkan tempat evakuasi jenazah.
"Nanti kalau memang butuh tempat untuk evakuasi jenazah saya akan bantu itu. Mungkin kita akan menyiapkan hanggar untuk persiapan kedatangan mereka (jenazah)," kata Danlud Halim Marsma TNI A Adang Supriyadi seperti yang dikutip dari Detikcom.
Seperti diketahui bahwa pesawat Sukhoi Superjet 100 sendiri melakukan penerbangan pada pukul 14.21 WIB. Pada pukul 14.33 WIB pesawat tersebut hilang kontak dan sampai Rabu malam keberadaan pesawat masih belum diketahui.(Berbagai sumber)
Orang penting di maskapai penerbangan lainnya yang juga turut dalam daftar penumpang Sukhoi Superjet 100 yang hilang tersebut, yaitu Capt Gatot Purwoko, merupakan Asisten Direktur Airfast.
Dugaan sementara mengenai nasib pesawat yang hilang tersebut diperkirakan jatuh di daerah puncak Gunung Salak dan dengan asumsi tersebut, saat ini Polda Jabar sudah menurunkan tim guna melakukan pencarian. Adapun titik pencarian yang difokuskan untuk mencari pesawat tersebut adalah di kawasan Bogor dan Sukabumi.
Meski informasi keberadaan pesawat belum jelas hingga kini. Namun pihak Lanud Halim Perdanakusumah sudah menyiapkan tempat evakuasi jenazah.
"Nanti kalau memang butuh tempat untuk evakuasi jenazah saya akan bantu itu. Mungkin kita akan menyiapkan hanggar untuk persiapan kedatangan mereka (jenazah)," kata Danlud Halim Marsma TNI A Adang Supriyadi seperti yang dikutip dari Detikcom.
Seperti diketahui bahwa pesawat Sukhoi Superjet 100 sendiri melakukan penerbangan pada pukul 14.21 WIB. Pada pukul 14.33 WIB pesawat tersebut hilang kontak dan sampai Rabu malam keberadaan pesawat masih belum diketahui.(Berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar