Jambi-Sebanyak 38 ribu pelajar tingkat sekolah dasar (SD)
hingga Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) sederajat belum melak atau masih
buta aksara Alquran. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi beberapa tahun
belakangan gencar dalam pemberantasan buta aksara Alquran di Provinsi Jambi.
R MANIHURUK, Jambi
Program calinstung (baca, tulis dan berhitung) di dunia
formal dan informal mulai berjalan dengan baik. Namun Pemprov Jambi masih punya
pekerjaan rumah (PR) yakni mengatasi 38.000 pelajar dari mulai SD hingga SMA
atau sederajat di daerah Provinsi Jambi agar dapat membaca dan menulis
ayat-ayat suci Al Qur’an.
Wakil Gubernur Jambi, H Fachrori Umar kepada Harian Jambi,
Rabu (4/6) mengatakan, sejak tahun 2012 lalu, Pemprov Jambi telah menganggarkan
dana Rp 3,5 miliar untuk program pemberantasan buta aksara Al Qur’an di
Provinsi Jambi. Saat ini terdapat sekitar 38.000 pelajar dari mulai SD
hingga SMA sederajat di daerah Provinsi Jambi yang tidak bisa membaca dan
menulis ayat-ayat suci Al Qur’an.
Disebutkan, minat membaca anak-anak membaca Al Qur’an sangat
minim, bahkan sangat memprihatinkan. Ini patut menjadi perhatian Pemprov Jambi.
Disebutkan, anak-anak dan pelajar kini cenderung menggeluti
permainan teknologi berupa game online, permainan modern. Bahkan untuk minat
membaca dan belajar Al Qur’an nyaris terlupakan.
“Saya minta ini perhatian semua pihak. Para pengasuh pondok
pesantren juga diharapkan bersama-sama mengatasi krisis ahklak ini. Rendahnya
animo generasi muda untuk membaca Al Quran ini tidak terlepas dari peran
keluarga. Karena pendidikan agama disekolah sangat terbatas, jadi peran orang
tua juga dituntut,”ujarnya.
Disebutkan, Pemprov Jambi telah menganggarkan dana untuk
pemberantasan buta aksara Al-Qur’an sebesar Rp 3,5 miliar. Namun jika tidak ada
partisipasi dari orang tua program pemerintah tidak akan maksimal. Diharapkan
dengan program itu, semakin banyak anak-anak yang terbebas dari buta aksara Al
Qur’an. (*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar