Toni Sutomo |
Orang seni tak
selamanya kere atau dengan tujuan hidup tak menentu. Profesi juga tak selamanya jadi karyawan swasta,
pegawai negeri atau usaha lainnya. Seniman juga bisa hidup dengan buah karya
tangan sendiri. Seniman merupakan orang-orang yang memiliki sebuah kreatifitas
ataupun keterampilan dalam bidang seni, baik seni rupa, seni lukis, musik dan
sebagainya.
R MANIHURUK, Jambi
Toni
Heri Susilan atau Toni Sutomo dan panggilan akrabnya Pak Tomo, adalah
salah satu seniman Jambi yang memiliki sebuah keterampilan di bidang seni
lukis. Lukisan yang dibuatnya cukup dikenal di kalangan seniman Jambi dan
banyak lukisan beliau yang ditampilkan di pameran-pameran lukisan.
Baik
di dalam Kota Jambi maupun di luar Kota Jambi, seperti Bali, Padang dan
Jakarta. Hal ini disampaikan Pak Tomo yang mengatakan banyak lukisannya
ditampilkan di berbagai pameran baik dalam Kota Jambi maupun di luar daerah
seperti Bali, Padang dan Jakarta.
Dengan
perkembangan hasil karya seni yang ada di Jambi, tidak memberikan sebuah dampak
yang positif bagi Toni Sutomo yang dari segi perekonomian keluarganya hanya
bergantung kepada hasil lukisannya.
Aktivitas
Pak Tomo pada saat ini hanya seorang pelukis jalanan yang hanya mendapat
penghasilan melukisnya apa bila diminta untuk melukis oleh orang lain. Hal ini
disampaikan oleh salah satu keluarganya yang juga seorang pelukis muda Jambi
yaitu Habibi.
Ia
mengatakan, perekonomian paman hanya bergantung kepada lukisan yang diminta
oleh orang lain, seperti apa bila ada orang yang ingin dilukis maka di situlah
paman bisa mendapatkan hasilnya untuk makan sehari-hari.
Toni
Sutomo juga mengatakan bahwa aktivitasnya saat ini adalah seorang biro jasa,
yang hanya mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluargnya dari jasanya
sebagai pelukis. Melukis, sesuai dengan permintaan orang-orang yang ingin
dilukis.
Maka
jasa beliau akan dipergunakan saat ini aktivitas saya seperti biro jasa,
melukis sesuai dengan permintaan orang lain. Kata Tomo, setiap lukisan yang
dibuatnya hanya berkisar satu lukisan Rp 200 ribu sampai dengan Rp 300 ribu.
Tergantung
sesuai dengan permintaan si pemesan dan pekerjaan ini tidak dilakukan setiap
hari, karena juga tergantung dari pemesanan. “Lukisan saya bisa saya jual dari
harga Rp 200 ribu sampai dengan Rp 300 ribu, sesuai dengan permintaan, dan ada
juga sampai dengan Rp 1 jutaan lebih. Tapi hal yang seperti ini tergantung
harinyalah lagi-lagi sesuai dengan ukuran lukisan yang dipesan,” ujar Tomo
sambil tertawa.
Pekerjaan Tetap
Penghasilan
dalam sehari–hari Pak Tomo adalah melukis. Namun jika tidak mendapatkan
orderan, maka Pak Tomo harus mencari sampingan kerja. Biasanya ikut kerja
bersama salah satu sahabtnya, yang bentuk pekerjaanya, Pak Tomo malu untuk
mengatakannya, penghasilan itu pun hanya bisa mendapatkan Rp 50 ribu
sampai dengan Rp 100 ribu, pekerjaan ini pun tidak selalu ada.
“Pekerjaanya
saya malu untuk memberitahukan, yang jelas halal dan hasilnya pun tidak
seberapa lah Dek, antara Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu,” ujar Tomo sambil
tersenyum.
Toni
Heri Susilan atau yang disebut dengan Toni Sutomo merupakan putra dari salah
satu pejuang 45 Jambi yaitu Sudioto Sutomo. Lukisan yang pertama kali yang diikutsertakan
dalam kegiatan pameran yang dilaksanakan di daerah Rawasari Jambi pada tahun 80-an
adalah lukisan pejuang 45.
Hal
ini disampaikan oleh Toni, lukisan yang pertama kali dia buat adalah lukisan
pejuang 45 dan lukisan itu langsung dia ikut sertakan di pameran pada saat
tahun 80-an.
Bertalenta
Alami
Kemampuannya
dalam melukis baginya adalah sebuah talenta yang diberikan oleh Maha Pencipta.
Pada awalnya ia tidak memiliki bakat apa-apa tentang sebuah seni lukis, ia pun
mengaku bahwa ia hanya melihat ayahnya melukis.
“Pada
awalnya saya tidak bisa melukis dan saya hanya melihat ayah saya. Karena ayah
saya bukan saja seorang tentara tapi juga ia memiliki bakat melukis dan dengan
sendirinya saya bisa melukis hingga saat ini,” ujar Pak Tomo.
Cita-cita
merupakan sebuah tujuan hidup untuk meraih sebuah kesuksesan, dengan keinginan
yang kuat dan usaha yang telah dilakukan, bukanlah sebuah jaminan bisa meraih
cita-cita yang diiginkan.
Hal
ini lah yang dialami oleh Toni Sutomo yang mempunyai keinginan menjadi seorang
pelukis yang terkenal. Namun dengan keterbatasan bahan dan biaya, sehingga
cita-citanya pun tidak mampu ia raih.
“Siapa
yang tidak ingin menjadi pelukis terkenal, tapi apa daya, saya tidak punya
biaya, bahan saya melukis pun seadanya,” ujar Pak Tomo.
Lahirkan
Pelukis Muda
Toni
Sutomo lahir pada tanggal 5 Oktober 1952 yang beralamat di kawasan
Kecamatan Jambi Selatan ini, tidak henti-hentinya melukis dan ia pun selalu
memberikan ilmunya di kalangan para remaja.
“Siapapun
yang ingin belajar melukis, ia saya selalu terbuka. Saya sering mengajarkan
anak-anak muda di lingkungan saya untuk melukis dan saya orangnya lebih
terbuka. Pergaulan semua kalangan masuk, baik muda maupun yang tua,” ujar Toni
Sutomo.
Toni
Sutomo salah satu seniman yang cukup humoris, tidak membeda-bedakan satu dengan
yang lainya dan hal yang terpenting bisa saling membagi ilmu kepada yang muda.
Hal ini disampaikan Habibi.
“Paman
walaupun tua, dia masih berjiwa muda, orangnya humoris dan ingin membagi ilmu
kepada yang muda,” kata Habibi.
Zaman
yang lalu, setiap pameran lukisan karya Toni Sutomo selalu ikut serta dipamerkan,
namun pada saat sekarang ini, banyak para seniman muda tidak mengetahui
keberadaan beliau.
Sehingga
ia pun tidak pernah lagi ikut serta dalam setiap kegiatan pameran lukisan yang
dilaksanakan. “Kegiatan pameran lukisan sering terdengar, akan tetapi saya tidak
ikut serta karena tidak dikonfirmasikan,” ujar Tomo.
Oleh
karena itu Toni pun mengharapkan agar ke depannya pemerintah dalam hal ini
instansi terkait dapat bekerjasama dan berkoordinasi kepada para
seniman-seniman Jambi. Agar sosilisasi kegiatan seniman dapat terealisasi
dengan baik, sehingga informasi kegiatan juga dapat kami ketahui. (*/lee)
Dunia Seniman Jambi di Mata Pak Tomo
Toni
Sutomo, seorang seniman gaek atau senior di Jambi cetus, kalau kesenian Jambi belum berkembang. Seniman tua kerap
dilupakan oleh seniman muda yang hanya populer secara instan. Buah karya
seniman senior kerap tidak dilibatkan sehingga tak punya kesempatan menampilkan
karya-karya mereka.
Namun
menurut Toni Sutomo, perkembangan Kesenian Jambi untuk saat ini tidak
berkembang, dalam hal ini seni lukis di Jambi, pernyataan Toni mempunyai alasan
tersendiri, kenapa seni lukis tidak berkembang di Jambi?
“Karena
salah satunya hanya diselenggarakan untuk kalangan tertentu saja dan lebih
mirisnya lagi, kegiatan itu hanyalah bentuk formalitas saja untuk bisa
mendapatkan sebuah keuntungan dengan kata lain adalah untuk kepentingan
pribadi,” ujarnya.
Seorang
seniman merupakan makhluk yang pintar, tidak semua orang bisa menjadi seorang
seniman dan sampai kapanpun keidealisan seorang seniman tidak bisa diragukan.
“Seniman
itu adalah mahluk yang pintar, tidak semua orang mempunyai keahlian seni,
begitu juga melukis, tidak semua orang bisa melukis. Dengan demikian perlu
ditekankan bahwa seorang seniman mempunyai komitmen yang kuat dan
keidealisan yang dimilikinya tidak dapat diragukan lagi,” ujar Tomo.
Toni
Sutomo mempunyai anggota keluarga berjumlah delapan orang dan mempunyai tujuh
orang anak. Empat diantaranya telah berkeluarga sedangkan tiga orang yang lain,
masih tinggal bersamanya.
Demi Keluarga
“Saya
mempunyai tujuh orang anak, empat diantaranya telah menikah sedangkan
yang tiga masih tinggal dengan saya dan juga masih bersekolah,” ujar Tomo.
Dengan
pendapatan yang tak seberapa, ia masih bisa menafkahi dan membesarkan
anak-anaknya, tiga orang anaknya menikah dengan perwira polisi dan satu orang
anaknya lagi menikah dengan seorang pengusaha dan hal ini Pak Tomo sangat
bersyukur.
“Walapun
keadaanya bisa dikatakan berada di kalangan menengah ke bawah, tapi Alhamdulillah
anak-anaknya bisa hidup yang serba berkecukupan dan ia tidak ingin merepotkan
anak-anaknya. Anak saya empat orang telah menikah dan Alhamdulillah kehidupan
mereka tidak seperti saya, akan tetapi selagi saya masih kuat, saya tidak ingin
merepotkan anak-anak saya,” ujar Tomo.
Semangat
juang Pak Tomo dalam menghadapi hidup merupakan sebuah cerminan bagi kalangan
muda, untuk tidak henti-hentinya untuk melakukan hal-hal yang positif demi
tercapainya sebuah cita-cita yang diinginkan.
Dengan
ini Pak Tomo berpesan kepada para kawula muda untuk tidak gampang putus asa,
terus berjuang, berusaha dan belajar agar apa yang dicita-citakan bisa
terwujud.
“Butuh
perjuangan, usaha dan belajar agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik, para
kawula muda jangan gampang berputus asa, apapun ilmu kalian selagi itu masih
hal yang baik, Insya Allah ilmu yang kalian miliki bisa bermamfaat bagi orang
banyak, dan sampai kapan pun hal itu akan selalu teringat,” pesan Tomo.
Selain
itu, Toni Sutomo atau yang dikenal dengan Pak Tomo mempunyai harapan dalam
perkembangan seni lukis Jambi. Dalam proses perkembanganya dibutuhkan sebuah
dukungan, saling membahu dan para seniman dapat bekerja sama dalam mengembangan
kesenian di Jambi.
“Dalam
proses perkembangan kesenian Jambi, dibutuhkan sebuah kerjasama antar seniman
dan pemerintah untuk bisa mengembangkan kesenian di Jambi, keterlibatan para
seniman juga harus terakomodir dengan baik,” kata Pak Tomo.
Dengan
informasi dari mulut ke mulut, informasi tentang keberadaan Pak Tomo terdengar oleh
pihak Taman Budaya Jambi (TBJ) . Maka dari itu salah satu pihak TBJ yaitu Jefri
Adp, menemui Pak Tomo setelah berkomunikasi dan dengan bukti-bukti sejarah
yang dimiliki oleh Pak Tomo, maka TBJ segera mungkin akan merangkul Pak Tomo
untuk bisa mengembangkan ilmunya di TBJ.
“Keberadaan
Pak Tomo, saya dapatkan dari mulut ke mulut, sehigga punya sebuah ide untuk
menemui Pak Tomo dan kami pihak TBJ juga berharap agar Pak Tomo bisa memberikan
ilmunya di kalangan pemuda melalui TBJ yang akan memfasilitasi,” ungkap Jefri.
Disebutkan,
2014 ini, TBJ telah memprogramkan untuk pengembangan kesenian Jambi, dengan
melibatkan seluruh para seniman. TBJ mempunyai langkah-langkah untuk bisa
merealisasikan program TBJ, diantaranya adalah TBJ akan selalu melakukan sebuah
pendataan terhadap para seniman yang masih tersembuyi keberadaannya.
Selanjutnya
menyebarkan informasi secara merata, selain itu melakukan sebuah pendekatan
kepada masyarakat dan yang terakhir adalah survei secara pribadi maupun
kelembagaan.
“TBJ
telah membuat program dalam pengembangan kesenian Jambi yaitu melakukan
pendataan, menyebarkan informasi dan meciptakan sebuah komunikasi dengan baik
kepada masyarakat,” kata Jefri Adp.
Dalam
pengembangan kesenian Jambi, TBJ selalu siap untuk memfasilitasi dalam
melaksanakan sebuah pembinaan dan akan mengakomodir semua seniman baik dalam
kota maupun di kabupaten kota se-Provinsi Jambi.
“TBJ
adalah sebuah kelembagaan yang selalu siap dalam memberikan fasilitas dan
pembinaan terhadap para generasi muda, yang meliputi tentang pengembangan kesenian
Jambi,” ungkap Jefri.
Jefri
menyampaikan bahwa dalam pengembangan kesenian Jambi. “Memang perlu adanya
sebuah kerjasama dan saling mendukung demi terciptanya pengembangan kesenian
Jambi agar maju dan pada bulan April TBJ akan menggelar sebuah pameran lukisan
se-Provinsi Jambi dan Sumatera,” ujar Jefri. (lee)
Buah Karya Pak Tomo |
Buah Karya Pak Tomo |
Buah Karya Pak Tomo |
Jefri Adp |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar