M Thoyib mendaur ulang sampah jadi karya seni bernilai jual. Foto Dok Harian Jambi |
Banyak
peluang untuk berinvestasi. Banyak juga cara berinvestasi saat ini, selain
dengan cara mendepositkan uang di bank, investasi emas dan menanam saham, kita
dapat berinvestasi di bisnis yang bisa kita bangun sendiri. Berinvestasi kini sudah beragam yang dapat
memberikan untung yang menggiurkan.
R
MANIHURUK, Jambi
Beberapa
cara berinvestasi kini dengan membangun ruko, kos-kosan, memiliki perkebunan,
membuka bisnis kuliner, hotel, pariwisata dan juga investasi dapat dimulai dari
yang hanya sekedar hobi hingga dapat menghasilkan uang dari hobinya tersebut.
Namun
sehebat-hebatnya daya ungkit Investasi, tidak mungkin dapat mengalahkan daya
ungkit Bisnis. Pengertian Investasi adalah anda "menitipkan" modal atau uang untuk dikelola atau dimanfaatkan
dalam bisnis orang lain, dan sebagai imbalannya anda akan menerima pembagian
keuntungan atau kerugian dari bisnis orang tersebut.
Sebesar-besarnya
keuntungan investasi emas, tentu jauh lebih besar
keuntungan perusahaan penambang emas, ataupun perusahaan pengelola emas
(menjadi perhiasan, jual-beli, dll).
Sebesar-besarnya
keuntungan investasi properti, tentu jauh lebih besar lagi keuntungan
perusahaan pembangun properti (developer).
Sebesar-besarnya "keuntungan" "investasi" saham atau valas, tentu yang paling untung adalah perusahaan
jasa jual-beli nya. Investor boleh ada yang rugi kecil, rugi besar, untung
kecil maupun untung besar. Tetapi yang selalu untung tentu saja perusahaan jasa
transaksi tersebut.
Bisnis Sendiri
Untuk
itu, ada baiknya mulai dari sekarang untuk membangun kerajaan bisnis sendiri,
pilihan investasi bisnis yang pertama adalah di sektor pariwisata, khususnya
Kota Jambi sangat minim sekali tempat wisata yang dapat dikunjungi terlebih
lagi jika masa liburan tiba, hal inilah yang menyebabkan banyak warga Jambi
lebih memilih berlibur keluar kota.
Padahal
jika dilihat, Jambi masih cukup luas dan sangat menjanjikan jika
sektor pariwisatanya lebih diperhatikan, masih banyak tempat yang dapat
dijadikan sebagai tujuan wisata.
Banyak
masyarakat Jambi yang kebingungan harus pergi ke mana jika ingin
jalan-jalan, paling-paling tempat wisata yang dapat dituju hanya Taman Rimba,
Kampoeng Radjo dan Taman Aci.
Dengan minimnya tempat wisata ini, maka banyak dari masyarakat Jambi lebih
memilih jalan-jalan ke mal-mal yang dianggap lebih dapat menghibur meski
terkadang bosan juga jika tujuannya hanya itu-itu saja.
Gubernur
Jambi Hasan Basri Agus mengatakan, tentu saja
sangat dibutuhkan investor untuk sektor pariwisata. Jambi ini sangat menarik
karena di Jambi ada sungai terpanjang yaitu Sungai Batanghari, memiliki
kompleks candi terluas, danau tertinggi ada danau di atas
gunung yaitu Danau Gunung Tujuh, dan lain sebagainya.
“Itu
semua potensi bisa dikembangkan, Jambi juga memiliki 4 taman nasional yaitu
Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Duabelas,
Taman Nasional Bukit Tigapuluh, dan Taman
Nasional Berbak,” ujarnya.
Sejalan
dengan itu, investasi di sektor pariwisata merupakan segmen yang sangat menarik
untuk dicoba. Terlebih telah ada himbauan dari Gubernur Jambi tersebut. “Kita dapat
membangun tempat pariwisata yang dapat menarik banyak pengunjung, namun tentu
saja modal yang dibutuhkan tidak sedikit,” katanya.
Berikutnya
kita dapat berinvestasi di sektor perkebunan, istilahnya adalah menabung pohon, ya karena pohon yang kita tanam tersebut
tentu merupakan sumber penghasilan kita, seperti pohon karet ataupun sawit.
Komoditi
utama perkebunan di Jambi antara lain adalah kelapa sawit, karet dan kelapa.
Putri, salah seorang pemilik kebun sawit dengan luas 2 hektare menuturkan bahwa investasi sawit ini sangat
menguntungkan baginya.
Ia
juga mengatakan bahwa kebun sawit ini adalah warisan dari orangtuanya, dia
tidak cukup banyak mengetahui tentang kebun sawit ini, tetapi yang jelas
pendapatan yang diterimanya setiap bulan berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 3 juta, hal tersebut dapat dikatakan cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Aziz
Warga, salah seorang petani karet di daerah Rimbo Bujang yang memiliki lahan
seluas 3,5 hektare memulai
investasinya sejak tahun 1996. Ia mengatakan bahwa kondisi kebun karet miliknya
saat ini sudah tidak normal, sudah banyak yang mati. “Kalau normalnya 1 hektare bisa ditanami 500 batang karet, sekarang hanya
tinggal kurang lebih 300 batang,” ujar Aziz.
Ditanya
mengenai pendapatan perbulannya ia menjelaskan bahwa harga getah karet kadang
tidak stabil. Jadi tidak bisa dipastikan berapa pendapatan yang masuk, jika
harga getah sedang naik, maka pendapatan pun besar. Namun apabila harga getah
turun otomatis pendapatan pun sedikit, terlebih jika musim hujan saat ini. “Jika
musim hujan biasanya harga getah turun,” tutur Aziz.
Dari
3,5 hektar kebunnya tersebut, 1 hektare telah ditanami
sejak tahun 1996, 1 hektare lagi sejak
tahun 2009. Sedangkan sisanya 1,5 hektar masih dalam masa tanam dan masih kecil-kecil,
yang sudah bisa dideres adalah yang 2 hektare
tersebut.
Aziz
juga menambahkan bahwa jika kondisi kebun karet yang masih normal dan bibit
karetnya bagus. Per hektare biasanya bisa
menghasilkan 50–70 kilogram karet per minggu. Ia juga mengatakan bahwa hasil
kebunnya tidak melalui KUD lagi.
Namun,
tak dapat dipungkiri bahwa berkebun karet merupakan sumber penghasilan
utamanya, untuk kebutuhan sehari-hari dapat dikatakan lebih dari cukup. Hal ini
dapat kita lihat bagaimana kehidupan masyarakat Rimbo Bujang yang mayoritas
penduduknya memiliki kebun karet.
Risiko Untung Rugi
Menilik
ke atas dapat kita simpulkan bahwa dalam berinvestasi
selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Ada untung dan ada pula rugi, akan
tetapi tidak ada salahnya kita mulai mencoba berinvestasi dengan cara berkebun,
nabung pohon.
Selain
menggemukkan pundi-pundi kantong kita, hal ini juga merupakan investasi yang
menghijaukan lingkungan. Sehingga kita ikut melestarikan bumi, selain itu
investasi kebun sawit ataupun karet juga memberikan tingkat keuntungan lebih
tinggi daripada instrumen investasi yang lain.
Lahan
kebun tersebut menjadi milik investor yang nilai jualnya akan meningkat dan
bisa dijual kapan saja, mendapatkan pemasukan yang kontinyu per bulan,
merupakan investasi berkelanjutan dan bisa diwariskan ke anak cucu.
Seperti
kutipan dari Confucius, “Pilih pekerjaan yang kaucintai, dan kau takkan pernah
bekerja sehari pun seumur hidupmu.”
Investasi dari Hobi
Inilah
investasi berikutnya yang akan kita bahas, kita dapat memulai berinvestasi
dengan berbisnis, bisnis dapat dimulai dari hobi, jadi perhatikan apa hobi
kita, apakah hanya sekadar untuk kita
membuang uang lebih banyak lagi untuk hobi tersebut, ataukah malah mendapatkan
hasil dari hobi yang kita geluti itu? Semua tergantung kita dalam memanfaatkan
setiap peluang yang ada.(*/lee)
**
Buah
Karya Investasi dari Sampah
Kerajinan Tangan dari bahan sampah |
Usaha
kerajianan tangan yang dimula dari hobinya dibidang kesenian dan mirisnya ia
melihat begitu banyak sampah yang saat ini sangat menimbulkan masalah. Namun
ditangan kreatifnya sampah-sampah tersebut menjadi sesuatu yang memiliki nilai
jual tinggi.
Adalah
M Thoyib atau biasa dipanggi Mangcek ini seseorang
yang berhasil dalam usaha sampah daur ulangnya dan telah memiliki galeri
sendiri dan selalu mengikuti berbagai macam pameran.
“Niatnya
adalah bagaimana mencarikan solusi, sampah itu untuk apa, dalam arti kata,
sampah itu indah, jadi bagaimana agar sampah ini tidak dipandang sebelah mata
lagi, lihat lah dengan kedua mata bahwa dari sampah pun kita dapat menghasilkan
sesuatu yang indah, yang bernilai bagi kita maupun orang lain,” jelas Thoyib.
Dari
sampah yang dikumpulkannya ia dapat membuat beragam kerajinan tangan yang
sangat cantik dan bernilai jual tinggi, kerajinan tangan dari kulit telur,
piring telur, dan sampah lainnya yang sekiranya dapat dimanfaatkan, hasil
kerajinan tangannya pun telah sampai ke luar negeri.
Berikutnya
ada bisnis di bidang penjualan pakaian jadi, bisnis ini juga bisa
dijalankan akibat hobi kita membeli pakaian. Daripada hanya menghabiskan uang
dan menumpuk pakaian di lemari pakaian, akan lebih baik memutar cara
tersebut dengan membuka bisnis pakaian dan lainnya.
Bisnis
ini tidak hanya dilakoni oleh wanita saja tetapi juga pria, keuntungan yang
didapat dari berbisnis pakaian pun juga lumayan besar. Dengan begitu kita tidak
perlu lagi menghabiskan uang dengan membeli pakaian di sana-sini karena kita telah memiliki usaha sendiri.
Novi
bersama ibunya membuka usaha pakaian dan sepatu di kawasan
Terminal Rawasari. Bermula dari hobi Novi yang membeli pakaian, Novi merupakan
gadis yang fashionable dalam
kesehariannya.
Hal
itulah yang kemudian membuat ibunya berinisiatif untuk membuka toko pakaian dan
sepatu. “Iya Kak, Novi suka belanja pakaian, tapi sejak ada toko Novi gak perlu repot-repot beli di toko
orang lain, setiap nyetok baju di toko
Novi selalu pilih duluan, hehehehe,” tutur Novi.
Saat
ini Novi dan ibunya telah memiliki 4 toko di kawasan
tersebut, 2 diantaranya adalah toko baju dan 2 lagi adalah toko sepatu, ia pun
mengelola bisnis tersebut bersama ibu dan abangnya.
Modas Kecil
Dari
beberapa bidang bisnis yang dapat dimulai dari hobi di atas
dapat kita contoh dan kita terapkan di kehidupan
sehari-hari, bahwasanya untuk memulai sesuatu tidaklah sesulit yang kita
pikirkan dan tidak melulu membutuhkan modal yang besar, banyak cara dan upaya
yang bisa kita tempuh selama kita benar-benar memiliki kemauan yang kuat.
“Berbicara
untuk menjadi pengusaha memang membutuhkan modal, modal dalam bentuk materi dan
modal keterampilan, memulai usaha, mulai lah membuka usaha sendiri, semua kita
memulai hidup dari nol, jika memiliki keberanian, keterampilan dan keseriusan
maka untuk jadi pengusaha tidaklah sulit. Cara pikir dan pandangan
masing-masing kita saja yang berbeda. Takut gagal dan berpikiran bahwa menjadi
pengusaha membutuhkan modal besar adalah pemikiran yang salah,” ungkap Sy Fasha, Walikota Jambi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar