Kisah Winda, Satpol PP Cantik yang Bikin Gemes PKL
PEKANBARU-Nama lengkapnya, Winda Pujakusuma Afken (22). Biasa
dipanggil Winda. Anggota Satpol PP Pekanbaru ini kadang membuat pedagang yang
dirazia jadi gemes. Winda bersama teman satu profesinya tidak dibedakan. Sebagai
pamong dalam menegakan Perda, dia juga selalu diberi tugas yang sama dengan
rekan-rekannya.
Begini ceritanya. Winda berkantor satu kompleks dengan
Kantor Wali Kota Pekanbaru. Kantornya saban hari ramai dengan segala aktivitas,
terutama penertiban pedagang kaki lima.
Di sanalah, Winda kelahiran 17 Agustus 1993 silam itu bekerja sebagai tenaga honorer Satpol PP Pemkot Pekanbaru. Anak pertama dari tiga bersaudara buah hati Dedi dan Hj Afrah Harun ini, baru bergabung sebagai anggota Satpol PP Pemkot Pekanbaru awal tahun 2013 lalu.
Di sanalah, Winda kelahiran 17 Agustus 1993 silam itu bekerja sebagai tenaga honorer Satpol PP Pemkot Pekanbaru. Anak pertama dari tiga bersaudara buah hati Dedi dan Hj Afrah Harun ini, baru bergabung sebagai anggota Satpol PP Pemkot Pekanbaru awal tahun 2013 lalu.
Bertugas sebagai 'pasukan' Pemkot Pekanbaru, Winda bersama teman satu profesinya tidak dibedakan. Sebagai pamong dalam menegakan Perda, dia juga selalu diberi tugas yang sama dengan rekan-rekannya. Seperti penertiban pedagang kaki lima yang bandel sampai razia di sejumlah tempat hiburan malam dan sejumlah hotel. Pekerjaan itu dia tekuni dengan enjoy.
"Kalau Satpol PP yang perempuan ikut razia malam, kami pulang selalu dikawal teman-teman yang cowok. Karena kan kalau pulang sendirian sudah larut malamkan banyak risikonya," kata Winda yang ramah itu.
Memiliki wajah ayu, kadang membuat gemes para pedagang
ketika Winda punya tugas untuk menertibkan. Biasanya dalam penertiban pedagang,
pihak pamong praja terlebih dahulu melakukan sosialisasi. Tapi kadang kendati
sudah disosialisasikan tetap akan ada pedagang yang membandel.
"Kadang kalau lagi melakukan penertiban pedagang, ada
saja ibu-ibunya yang gemes liat saya," kata Winda sembari tersenyum.
Lantas akankah para pedagang atau pendemo luluh bila melihat
senyuman Winda? "Nggak juga, yang nama pedagang kalau ditertibkan ya tetap
saja emosi. Cuma ya itu, walau kadang emosi, ibu-ibunya kadang gemes cubit pipi
saya," kata Winda yang mengaku kini punya cowok seorang anggota TNI itu.
Anak pedagang besi tua ini, setahun bertugas di lapangan,
kini statusnya menjadi ajudan Kepala Satpol PP Pemkot Pekanbaru. Winda kini
lebih banyak dalam mengawal pimpinannya. "Jam kantor saya, kalau kepala
kantor pulang, baru saya bisa pulang. Namanya juga ajudan," kata Winda.
Sebelum menjadi anggota Satpol PP, sebenarnya cewek yang
hobi jogging ini merupakan mahasiswa di Universitas Islam Riau (UIR) di
Pekanbaru. Namun saat di semester empat Fakultas Sospol, Winda ikut tes Satpol
PP. Karena lulus tes, Winda pun akhirnya berhenti kuliah.
Tapi kini, Winda kembali duduk di bangku kuliah di Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, di Fakultas Hukum. Ia sudah memasuki semester IV.
Tapi kini, Winda kembali duduk di bangku kuliah di Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, di Fakultas Hukum. Ia sudah memasuki semester IV.
"Di kampus yang lama tidak ada jam belajar Sabtu
Minggu. Makanya tidak bisa meneruskan kuliah lagi karena sudah bekerja.
Sekarang saya ambil di Kampus Unilak, karena ada kelas non reguler yang belajar
dihari lepas dinas kerja," tutur Winda.
Di kampus pun, banyak teman-temannya yang menyangka jika
dirinya seorang anggota Polwan. "Ya gitu, kadang disangka Polwan. Tapi
selalu saya sebutkan, kalau saya ini Satpol PP," terang Winda.
Winda pada tahun 2014 lalu, pernah mencoba melamar untuk
menjadi Polwan. Namun dewi fortuna belum berpihak kepada dara manis ini.
"Pernah ikut test Polwan, tapi nggak lulus," katanya.
Masuknya Winda menjadi anggota Satpol PP ini juga membuat
tercengang teman-temannya semasa di SMA 7 Pekanbaru itu. Karena selama di SMA,
dia menjadi tim cheerleader.
"Kawan-kawan sekolah banyak yang kaget, kalau saya bekerja sebagai Satpol PP. Karena dianggap lari jalur dengan kegiatan semasa sekolah dulu," katanya tertawa.
"Kawan-kawan sekolah banyak yang kaget, kalau saya bekerja sebagai Satpol PP. Karena dianggap lari jalur dengan kegiatan semasa sekolah dulu," katanya tertawa.
Begitupun, Winda tetap berdoa, kela dirinya bisa menjadi
anggota Satpol PP yang berstatus PNS. Karena memang statusnya saat ini hanya
sebagai tenaga honorer yang suatu saat bisa diberhentikan bila sudah tidak
dibutuhkan lagi.
"Saya selalu berdoa, semoga saja nantinya bisa menjadi
Satpol PP berstatus PNS. Doakan ya," harapnya.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar