JAMBI-Gubernur Jambi H.Hasan Basri Agus (HBA) berharap
dukungan Komisi IX DPR RI dalam pembangunan Provinsi Jambi. Pembangunan yang
dimaksud bidang kesehatan, ketenaga kerjaan dan bidang kependudukan.
Harapan itu dikemukakan HBA dalam pertemuan Pemerintah
Provinsi Jambi dengan Komisi IX DPR RI, bertempat di Ruang Utama Kantor
Gubernur Jambi, Senin (23/2) siang.
Ketua Komisi IX DPR RI, Pius Lustrilanang, S.IP, M.Si dan 3
orang anggota DPR RI Daerah Pemilihan Provinsi Jambi, yakni H.Zulfikar Achmad,
Hj.Saniatul Lativa, dan Handayani ikut serta dalam pertemuan ini.
HBA menjelaskan kondisi dan kebijakan Pemerintah Provinsi
Jambi dalam Pembangunan Bidang Kesehatan, Kependudukan, dan Tenaga Kerja,
yaitu: tingkat partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang meningkat seiring dengan
meningkatnya pendidikan.
Pada tahun 2013, TPAK penduduk berpendidikan rendah sebesar
61,89% meningkat menjadi 67,06% untuk penduduk berpendidikan menengah, dan
89,34% untuk penduduk berpendidikan tinggi.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru rendah pada
penduduk berpendidikan rendah, yaitu sekitar 1,82%, sementara TPT penduduk
berpendidikan menengah mencapai 6,80%, dan 4,23% untuk penduduk berpendidikan
tinggi.
Kondisi ini terjadi karena masih belum ada linked dunia
pendidikan dengan ketenagakerjaan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Jambi telah mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Politeknik berbasis
kompetensi wilayah yang disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh setiap
daerah dengan harapan nantinya mampu menciptakan tenaga kerja yang profesional
dan mandiri.
Disebutkan, penyerapan tenaga kerja yang terbesar di
Provinsi Jambi adalah dalam subsector perkebunan, subsektor strategis yang
memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi di Provinsi Jambi. Kontribusi
sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Jambi mencapai 29,2% dengan serapan
tenaga kerja mencapai 736,2 ribu orang atau 49,4 persen total pekerja.
“Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Provinsi Jambi
ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang pada
tahun 2010 sebesar 72,74 meningkat menjadi 74,35 pada tahun 2013. Guna
mempercepat peningkatan IPM Provinsi Jambi, maka peningkatan Indeks Pembangunan
Gender (IPG) terus ditingkatkan. Selama 3 tahun telah menampakkan hasil, yaitu
pada tahun 2010 63,32 meningkat menjadi 64,45 pada tahun 2012. Begitu juga
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), 56 pada tahun 2010 meningkat menjadi 61,52
pada tahun 2012,” ujarnya.
Disebutkan, tantangan dalam pembangunan kesehatan dan gizi
masyarakat adalah peningkatan upaya promotif dan preventif, meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi (spesifik dan sensitif),
mengendalikan penyakit menular maupun tidak menular, meningkatkan pengawasan obat
dan makanan, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
Disamping akses dan mutu pelayanan kesehatan serta pemenuhan
sarana prasarana dan tenaga kesehatan menjadi tantangan utama kedepan, salah
satunya dengan meningkatkan kepesertaan Jaminan kesehatan Nasional (JKN),
penyiapan provider dan pengelolaan jaminan kesehatan untuk mendukung pencapaian
sasaran.
Pemprov Jambi telah mengeluarkan beberapa peraturan
gubernur, diantaranya Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2011 tentang Rencana
Aksi Daerah Percepatan MDGs Tahun 2010 – 2015, Peraturan Gubernur Nomor 59
Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi, dan telah membuat
Pedoman Pos Pelayanan Bina Tumbuh Kembang Pendidikan Anak Usia Dini Terpadu
Provinsi Jambi yang telah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Nomor 36 Tahun
2013.
Kata HBA, Pemprov Jambi telah melaksanakan Program Satu
Miliar Satu Kecamatan (Samisake) dengan sasaran Rumah Tangga Sangat Miskin
(RTSM), yang pada tahun 2010 tercatat sebanyak 34.180 RTSM.
Kemudian diinventarisir by name by address menjadi 25 ribu
RTSM, dan menurut data BPS pada September 2013, RTSM Provinsi Jambi menurun
menjadi 14.600 RTSM. Dana yang telah dan akan disalurkan oleh Pemerintah
Provinsi Jambi untuk Samisake sampai tahun 2015 Rp546 miliar.
Salah satu kegiatan Samisake adalah Bedah Rumah, dimana 80%
penyakit datangnya dari rumah yang tidak sehat, dan dalam bedah rumah
diutamakan perbaikan atap, lantai, dan dinding rumah. Target sampai dengan
tahun 2015, sebanyak 25 ribu unit rumah yang akan dibedah, sampai dengan
Desember 2014, telah melebihi target atau sebanyak 25.688 rumah.
Lebih lanjut HBA menjelaskan, Pemprov Jambi telah
mengeluarkan bantuan pengobatan (Jamkesmasprov) sebanyak 51.078 kasus. Bantuan
beasiswa bagi murid mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan perguruan
Tinggi sebanyak 43.935 siswa, bantuan UMKM senilai Rp5juta per KK, serta sarana
dan prasarana kebersihan lingkungan sebanyak 302 unit.
Disebutkan, dalam mendukung Indonesia Bebas pasung 2014,
Pemprov Jambi telah mengidentifikasi dan menjemput sebanyak 264 orang pasien
dipasung di 11 kabupaten/kota se Provinsi Jambi. Pasien yang dirawat tersebut,
sudah ada yang kembali ke keluarganya. Berdasarkan informasi dari masyarakat,
sudah bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari atau sudah ikut bekerja di kebun.
“Dalam pelaksanaan BPJS Kesehatan di Provinsi Jambi,
penerima bantuan iuran sebagai peserta Jamkesmas untuk Provinsi Jambi pada
tahun 2012 berjumlah 764.385 peserta (berdasarkan hasil pendataan BPS) dan
telah ditetapkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K). Jumlah peserta Jamkesmas mengalami peningkatan menjadi 821.557 peserta
pada tahun 2013 atau bertambah sejumlah 57.172 dari tahun sebelumnya,” katanya.
HBA menyatakan, dalam upaya pro job¸ Pemprov Jambi telah
melakukan pemagangan anak Jambi ke Jepang, saat ini 43 orang sedang mengikuti
pemagangan di Jepang dan 30 orang sedang dalam proses untuk dimagangkan
ke Jepang dengan pemberdayaan Balai Latihan Kerja (BLK).
HBA mengatakan bahwa pelatihan tenaga kerja melalui BLK
tersebut sangat berguna, namun keterbatasan dana Pemprov Jambi menjadi salah
satu tantangan yang dihadapi oleh Pemrpov Jambi dalam pelatihan tenaga kerja di
BLK. Untuk itu, gubernur mengusulkan agar BLK menjadi instansi yang langsung
dibawah Pemerintah Pusat.
Pada kesempatan itu, HBA juga mengemukakan tantangan dalam
Bonus Demografi dan Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN, upaya pembangunan
Pelabuhan Samudera Ujung Jabung sebagai upaya meningkatkan kemajuan
perekonomian Provinsi Jambi.
Terkait upaya peningkatan akreditasi rumah sakit di Provinsi
Jambi, HBA mengharapkan dukungan Komisi IX (DPR RI) untuk peningkatan
akreditasi rumah sakit, terutama dari sisi anggaran.
Gubernur Jambi HBA mengusulkan satu rumah sakit menjadi
rumah sakit rujukan regional BPJS Kesehatan di Kerinci atau Sungai Penuh,
karena waktu tempuh yang lama dari Kerinci dan Sungai Penuh ke Bungo. Selama
ini hanya ada dua rumah sakit rujukan, yakni RS Abdul Manap Kota Jambi dan RS
di Bungo.
Dalam pertemuan itu, diadakan dialog dan diperoleh berbagai
masukan yang akan dibawa oleh Komisi IX ke tingkat pusat, dalam upaya
peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya tentang BPJS, pelayanan kesehatan
terhadap anak-anak jalanan dan gelandangan pengemis, upaya penambahan Puskesmas
dan rumah sakit rujukan regional dan provinsi, peningkatan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan, dan
peningkatan pelayanan KB. (Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar