Tiongkok 10
Juta Apartemen Tak Berpenghuni
Jakarta-Tiongkok
mengalami kelebihan pasokan hunian, meski merupakan negara dengan penduduk
terbanyak di dunia, ada 10,2 juta unit apartemen di Tiongkok kosong tak
berpenghuni. Kondisi berlawanan justru terjadi di Indonesia yang kini
kekurangan 15 juta rumah untuk rakyat.
Menurut
Credit Lyonnais Securities Asia Ltd (CLSA), angka tersebut bisa terus naik 3
sampai 4 juta setiap tahunnya seperti dikutip China Daily, Senin (11/8).
Jika
estimasi ini akurat, berarti persentase tingkat kekosongannya 15% tahun lalu,
lebih besar 5% dari apa yang terjadi di Amerika Serikat. CLSA menyebut,
persentase ini berbeda-beda di setiap kota di Tiongkok.
Di
kota kelas pertama di Tiongkok, yaitu Beijing dan Shanghai saja, persentase
tingkat kekosongan hunian mencapai 10%. Di kelas kedua dan ketiga kota di
negara ini sebesar 16%. Di Orgos, pedalaman Mongolia, kerap kai disebut
"kota hantu", tingkat kekosongannya paling tinggi yaitu 23%.
Pastinya,
jumlah tingkat kekosongan rumah seolah tebak-tebakan, karena otoritas statistik
tidak memberikan gambaran pasti.
Penyebab
dari tingkat kekosongan yang tinggi di Tiongkok adalah karena over supply
atau kelebihan pasokan rumah. Selain itu terjadi fenomena bubble,
lonjakan harga yang tak umum di pasar properti di Negeri Tirai Bambu ini
beberapa tahun terakhir, dan seketika harganya anjlok.
Menurut biro statistik Tiongkok, dari 70 kota besar di China, 55 kota di antaranya tercatat mengalami penurunan harga yang signifikan, atau lebih tinggi dibandingkan pada Mei yang hanya 35 kota.
Menurut biro statistik Tiongkok, dari 70 kota besar di China, 55 kota di antaranya tercatat mengalami penurunan harga yang signifikan, atau lebih tinggi dibandingkan pada Mei yang hanya 35 kota.
Pergerakan
harga paling buruk terjadi di kota di Timur Hangzhou, yang jatuh hingga 1,8% di
Bulan Juni dari bulan sebelumnya.
Penurunan
harga paling tinggi terjadi di pasar properti Zhejiang, di timur Tiongkok yang
anjlok hingga 5,3%. Tapi di sisi lain, pergerakan harga positif terjadi di
Xiamen, di Provinsi Fujian, yaitu naik 9,4% secara year on year atau
dibandingkan tahun lalu.
Hal
itu menyebabkan Tiongkok mengalami kelebihan pasokan rumah, jauh berbeda dengan
kondisi yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Perumahan Rakyat
(Kemenpera), Indonesia masih mengalami kekurangan pasokan (backlog) rumah
hingga 15 juta unit, jumlah backlog rumah di Indonesia bertambah 800 ribu unit
setiap tahun.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar