Penerapan
Kurikulum 2013 di Jambi Masih Andalkan Soft Copy Buku Panduan
JAMBI - Penerapan
Kurikulum 2013 sejatinya telah bisa dilakukan di seluruh sekolah di Jambi.
Namun hingga kini, buku kurikulum dari Kemendiknas RI hingga kini belum
terdistribusi. Pihak sekolah di Jambi juga kewalahan menerapkan Kurikulum 2013 kepada siswa karena tak
memiliki buku. Sebagai solusinya, guru-guru di sekolah masih mengandalkan soft copy buku panduan Kurikulum 2013.
Dalam menempuh
ajaran baru, setiap sekolah diharuskan menggunakan Kurikulum 2013. Karena hal
tersebut telah menjadi kewajiban setiap sekolah untuk menerapkannya. Namun
hingga kini buku Kurikulum 2013 seperti yang dijanjikan pemerintah belum juga
didistribusikan ke sekolah-sekolah.
Kepala Sekolah
SMPN 20 Kota Jambi Rafnis Mpd kepada Harian
Jambi, Selasa (5/8) mengatakan, pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama
(SMPN 20) Kota Jambi telah menerapkan Kurikulum 2013 untuk kelasa 7 dan kelas 8.
Dalam
pelaksanaan Kurikulum 2013 pihak sekolah masih menemui kendala meski kendala
yang dihadapi para guru tidak begitu krusial. Namun hal tersebut telah diatasi
oleh guru-guru.
“Dibilang tidak
ada kendala namun kita terkendala, namun jika dibilang terkendala tidak bigitu
signifikan,” ujarnya.
Buku yang akan
diberikan kepada anak, dan setiap satu buku dipakai 2 orang siswa. Semua siswa
belum mendapat buku satu per satu, dan pada bulan pertama pihak sekolah hanya
memfotokopi satu bab.
Menjelang buka
aslinya datang. Hal tersebut tidak menjadi kendala bagi guru-guru untuk
mengajar keren setiap guru telah deberikan buku panduan satu per satu. “Kalau
kendala sepertinya tidak begitu. Karena kita dibantu dengan soft copy buku panduan Kurikulum 2013,” ujarnya.
Guru-guru tidak
mengalami kendala dalam penerapan Kurikulum 2013 hanya saja pihaknya belum tahu
kapan buku bahan ajar tersebut akan datang dan diantar ke sekolahnya. Untuk
melalukukan proses belajar mengajar, guru masih menggunakan soft copy yang telah diberikan oleh Dinas
Pendidikan. “Soft copy yang ada difotokopi satu bab
yang perkiraannya selesai dalam satu bulan,” katanya.
Menurutnya tidak
adalagi alasan guru tidak bisa menerapkan Kurikulum 2013, karena pihak guru
telah diberikan fotokopi bahan ajar dan siswa juga telah diberikan fotokopian
satu buku untuk dua siswa.
Jadi semua guru
bisa mengajar dengan panduan yang telah diberikan kepadanya. “Tidak ada alasan
guru tidak bisa menerapkan Kurikulum 2013, karena guru-guru kita telah mengikuti
Diklat dan pelatihan Kurikulum 2013," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, tidak ada perbedaan yang mendasar dari Kurikulum 2013 dengan Kurikulum 2006, hanya saja dalam Kurikulum 2013 lebih menjuru kepada karater, dan Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2006.
Namun untuk
materinya tidak jauh beda dengan kurikulum yang lama. Yang berbeda hanyalah
pendekatan dalam pembelajaran. “Sebenarnya Kurikulum 2013 dengan kurikulum yang
lama tidak terlalu berbeda hanya ada beberapa poin saja yang berbeda,"
katanya.
Kurikulum sekaran pendekatannya lebih ke sentifik. Di sini lebih banyak siswa yang aktif dalam pembelajaran. Misalnya siswa disuruh membaca buku beberapa halaman kemudian didiskusikan, perti mencintai lingkungan pihak guru bisa membawa siswa keluar untuk melihat lingkungan spserti yang ada dalam pelajaran. “Siswa bisa langsung mempraktikkan pelajaran di lapangan,” katanya.
Kurikulum sekaran pendekatannya lebih ke sentifik. Di sini lebih banyak siswa yang aktif dalam pembelajaran. Misalnya siswa disuruh membaca buku beberapa halaman kemudian didiskusikan, perti mencintai lingkungan pihak guru bisa membawa siswa keluar untuk melihat lingkungan spserti yang ada dalam pelajaran. “Siswa bisa langsung mempraktikkan pelajaran di lapangan,” katanya.
Menurutnya dalam
Kurikulum 2013 ada empat kompensi utama yaitu, kompetensi sikap spritual, kompetensi
sikap sosial, kompetensi pengetahuannya. Kompetensi keterampilannya, hal
tersebutlah yang lebih ditekankan dalam Kurikulum 2013.
“Bedanya dengan Kurikulum
2006 adalah dari segi penekanannya pada poin-poin pembelajaran, yaitu lebih
kepada pembinaan karakter,” katanya.
Pada Kurikulum 2013
lebih kepada penekanan sikapnya, penerapan pola sosialnya, ketika dua sikap
tersebut baik maka siswa akan mempunyai karakter yang baik sesuai dengan konsep
kurikulum menciptakan manusia Indonseia seutuhnya yang beriman, bertakwa.
Dengan demikian
tujuan pendidikan akan diraih. “Intinya kita sudah siap
menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran," kata kepalah sekolah yang
pernah mengajar di SMPN 7 Kota Jambi.
Secara terpisah,
Kepala Sekolah SMP dan SMA Yadika Jambi Friston R Sinaga SPd mengatakan,
pihaknya kini bingung dalam menerapkan Kurikulum 2013 kepada siswa di
sekolahnya. Padahal Sekolah Yadika Jambi merupakan salah satu sekolah swasta di
Jambi yang dijadikan sebagai percontohan penerapan Kurikulum 2013 sejak tahun
lalu.
Menurut Friston
Sinaga, buku kurikulum awalnya dijanjikan Dinas Pendidikan Kota Jambi sudah
terdistribusi tahun ajaran baru 2014-2015 atau awal Agustus ini. Namun janji
itu belum direalisasikan. “Sampai hari ini buku Kurikulum
2013 yang dijanjikan pemerintah tidak kunjung datang. Mau dibawa kemana pendidikan
kita ini,” ujar Friston kecewa. (khr/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar