Sejarah: Sekelompok murid SD saat mengunjungi Museum Perjuangan Jambi. Kini pendidikan sejarah sudah mulai dimaksimalkan menyusul penerapan Kurikulum 2013. Foto KAHARUDDIN/ HARIAN JAMBI
|
Tak Sejalan dengan Penerapan Kurikulum 2013
JAMBI-Angka 70 persen merupakan angka yang lumayan besar. Betapa
tidak, selama ini Dinas Pendidikan Kota Jambi bicara soal pelajaran Muatan
Lokal (Mulok), namun tenaga pengajar Mulok itu justru tidak dipikirkan. Bahkan
untuk penerapan Kurikulum 2013 yang banyak mengajarkan tematik Mulok bakal
sulit diterapkan.
Pasca diadakannya rapat pemetaan guru yang melibatkan semua
kepala sekolah SMA/SMK negeri se-Kota Jambi dua hari lalu, dalam pertemuan
tersebut terdapat beberapa sekolah yang kekurangan guru, khususnya guru
sejarah.
Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Kota Jambi Mulyadi Kamis (14/8) mengatakan, dalam
rapat pemetaan guru yang dilaksanakan Rabu lalu dapat dipetakan secara umum
sekolah menengah atas ada yang lebih dan ada yang kurang guru.
Dari hasil rapat pemetaan guru tersebut dapat disimpulkan
bahwa hampir 70 persen sekolah SMA dan SMK negeri yang kekurangan guru bidang
studi sejarah.
“Kekurangan itu karena sekarang ada sejarah Indonesia dan
ada sejarah dunia. Jadi terjadi penambahan sehingga sekolah kekurangan guru
bidang studi sejarah. Saat ini hampir 70 persen sekolah di Kota Jambi tidak ada
guru sejarahnya," katanya.
“Sekolah-sekolah yang kelebihan guru pada umumnya guru Bahasa
Indonesia, Guru Biologi, dan Guru Ekonomi. Tiga bidang studi itulah yang banyak
belum ada di beberapa sekolah," katanya.
Disebutkan, sementara itu selain ada sekolah yang kelebihan
guru, adanya beberapa sekolah yang kekurang guru bidang studi. “Selain ada
sekolah yang kelebihan guru ada juga sekolah-sekolah yang kekurangan guru
bidang studi seperti guru matematika, guru Penjas, guru sejarah, dan guru
bidang studi prakarya, itu posisi yang kurang untuk sementara ini,"
katanya.
Kata Mulyadi, untuk guru bidang studi prakarya saat ini hanya mengandalkan
guru-guru yang telah mengikuti platihan prakarya. Hal tersebut dikarenakan
adanya Kurikulum 2013 yang memasukkan mata pelajaran prakarya ke dalam mata pelajaran.
“Ada beberapa sekolah yang sudah memiliki guru prakarya
yaitu guru ekonomi yang diikutkan platihan prakarya. Guru itulah yang mengajar
mata pelajaran prakarya," katanya.
Terpisah, Kepala Museum Perjuangan Jambi Badmiril Amri
berpendapat, seharusnya seluruh sekolah mulai tingkat SD, SMP, SMA memiliki
guru sejarah. Hal itu sejalan dengan pelajaran mulok yang diterapkan dalam
bidang studi.
Menurutnya, sejarah merupakan pelajaran yang penting bagi
anak didik. Selama ini pengenalan sejarah pada anak didik masih sebatas
mengunjungi museum. Sementara pendidikan khusus sejarah sudah minim. (KAHARUDDIN/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar