Minggu, 06 Mei 2012

Ratusan Petani Dari Tiga Kabupaten Nginap di Komplek Kantor Gubernur Jambi


Dapur Umum : Kaum hawa dari petani tiga kabupaten saat membungkus nasi di dapur umum mereka di depan kantor Gubernur Jambi, Jumat (4/5). Petani yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pasal 33 (GNP 33) dari tiga desa di Provinsi Jambi  menuntut 15.032 hektar tanah ulayat untuk dikembalikan kepada petani. Foto batakpos/rosenman manihuruk
Jambi, BATAKPOS

Ratusan petani dari Suku Anak Dalam (SAD) 113 Tanah Menang, Kabupaten Batanghari, Dusun Kunangan Jaya II, Kabupaten Batanghari dan Dusun IV Mekar Jaya, Kabupaten Sarolangun , Provinsi Jambi menginap di depan komplek kantor gubernur Jambi sejak 30 April hingga Jumat 4 Mei.

Aksi pendudukan buruh petani yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pasal 33 (GNP 33) dari tiga desa di Provinsi Jambi  itu sebagai aksi kekecewaan mereka terhadap pemerintah yang tidak peduli terhadap buruh tani. Para buruh tani masih kerap dilakukan sebagai “sapi perahan” yang pengupahannya dibawah standar.

Kemudian Pemerintah Provinsi Jambi tidak mampu menyelesaikan sengketa 15.032 Hektar lahan antara petani dengan perusahaan di Provinsi Jambi. Mereka menuding Pemprov Jambi hanya mengumbar janji-janji tanpa adanya bukti nyata.

“Kami buruh petani kecewa. Pasalnya kesepakatan-kesepakatan yang dibuat pemerintah tidak berjalan. Verifikasi dan pemetaan yang semestinya selasai pada awal Mei 2012, tapi macet. Pemda Sarolangun dan Pemda Batanghari selalu “melempar bola” ke perusahaan,”kata koordinator lapangan petani, Joko Supriyadi Nata.

Aksi pendudukan komplek kantor gubernur Jambi sudah pernah dilakukan ratusan pengunjukrasa selama dua pekan pertengahan Maret lalu dengan tuntutan yang sama.Namun tuntutan mereka direspon dengan janji-janji namun tidak ada tindak lanjut dari janji tersebut oleh instansi terkait.

Rati Galingging Keguguran

Sementara itu, Rati boru Galingging (36), yang merupakan peserta demo petani dalam memperoleh lahan pertanian, mengalami keguguran. Bayi yang dikandungnya yang sudah berusia enam bulan itu keguguran saat berunjukrasa di depan gedung Gubernur Jambi, Selasa (1/5) petang.

Kemudian sesama petani juga membawa jenazah bayi tersebut saat mereka berunjukrasa di Mapolda Jambi, Kamis (3/5). Kemudian Jumat (4/5) petani tersebut juga melangsungkan unjuk rasa di kantor Dinas Kehutanan Provinsi Jambi.  

Rati boru Galingging sempat meminta jenazah bayinya dikebumikan di halaman kantor Gubernur Jambi. Petani dari Desa Mekar Jaya, Kabupaten Sarolangun ini, saat ikut demo diketahui sedang hamil enam bulan.

Diduga mengalami tekanan mental dan shock, ibu ini merasa kesakitan. Dalam keadaan lemas, Selasa sore korban dilarikan ke RS Raden Mattaher Jambi. Namun ketika menjalani operasi, ternyata bayi dalam kandungannya sudah meninggal.

Tidak ada komentar: