Selasa, 22 Mei 2012

Kisah Batu Lobang Sibolga




Batu Lubang menyisakan cerita memilukan. Ketika dibangun periode 1917-1920 tatkala pemerintah kolonial Belanda membangun jalan Sibolga-Medan membelah bumi Tapanuli, pembangunannya menelan banyak korban dari penduduk lokal karena dilakukan secara kerja paksa. 
 
Batu Lubang adalah terowongan menembus pinggang gunung padas yang membentengi Teluk Sibolga, terletak kurang lebih 7 kilometer di perbatasan Sibolga dengan Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah. Batu Lubang ada dua dan berdekatan letaknya. Batu Lubang pertama panjangnya kurang lebih 100 meter, berliku, sempit, dan sangat gelap. 
 
Batu Lubang kedua lebih pendek. Di atas Batu Lubang pertama terdapat air terjun, airnya merembes ke celah padas. Sayang, jalan Batu Lubang rusak parah. Begitu juga jalan provinsi, puluhan kilometer panjangnya, mulai dari perbatasan Tapanuli Utara ke Sibolga, kondisinya juga merana.
 
  • Shanty Siahaan oh jalan ini, aq pernah lho lewat batu lobang itu,,,,,,,
  • Kristanto Manalu aq tiap pulang kampung dari medan - sibolga, memang perlu di perhatikan itu, pokok nya lewat sibolga julu sampe tarutung rusak la
  • Antoni Antra Pardosi Shanty: suasana di dalam Batu Lubang sangat mencekam. Kristanto Manalu: Emang jalan ke Sibolga semakin parah. Mudah-mudahan di Era Bupati Tapteng sekarang ada pendekatan ke Pusat karena jalan rusak itu adalah jalan nasional.
  • Agus Marton saya pernah dari sana pada thn1993 sekarang keadaannya tdk tau lagi?
  • Antoni Antra Pardosi Agus Marton: Parahnya luar biasa. Para pejabat pasti tak tahu kondisi ini, sebab mereka bisa naik pesawat ke Bandara Pinangsori. Yang kasihan, rakyat kecil.
  • Jason Gultom Sesungguhnya mereka tahu kalau mereka tidak tahu...
  • Marlon Manalu Panggil aja lagi belanda yg membangun itu dulu...biar di beresin lg..
  • Suyoto Chandra Terakhir saya pulang ke sibolga ( akhir january ) jalannya rusak parah sy jln darat dr medan . smg ada perbaikan
  • Antoni Antra Pardosi Suyoto Chandra: Masih belum ada perubahan. Dulu, waktu kampanye, Raja Bonaran Situmeang menjadikan jalan rusak ini sebagai dagangan politik. Semoga dia memenuhi janjinya, kasihan rakyat Tapteng. Tapi, saking kesalnya memang, kalimat seperti diutarakan Marlon Manalu untuk memanggil kembali Belanda, sering terdengar di kalangan masyarakat Tapteng.
  • Vanes Ghinto mengingat kondisi jalannya yg agak sempit dan banyak jurang,, lebih bagus nmemang jalannya rusak,, supaya yg ber kendaraan lambat2 dan hati2....
  • Shinta Hutagalung Rusak bisa saja , tapi bukan separah sekarang ini ? Seperti tak bertuan tuh jalan
  • Jornal Siahaan Terimakasih penayangan foto yang sangat informatif ini Pak Antoni Antra Pardosi. God Bless Us.
  • Antoni Antra Pardosi Jornal Siahaan: Terimakasih atas apresiasinya Bang. Saya dan keluarga berdoa dan merindukan Abang.
  • Tiambun Linceria Simanjuntak Toni,hehehe ,Add juga sama Amang Jornal ya
  • Batak Pos
    AAP: aku tak yakin si Raja Odong memperhatikan Batu Lubang itu. Lihat saja belum ada terobosan yang dibuatnya membangun Tapteng. Soal pencitraan ya, masa mau jual Tapteng sebagai daerah pariwisata harus mendatangkan artis dari jakarta,bukan ekspose di DPRD Sumut dan Pempropsu agar APBD lebih banyak diarahkan ke Pantai Barat. Yakinlah...Raja Odong tetap Raja Odong, ai pardalan-dalan do arti ni molo dang mangalopati lo0bbang ma.hehehehehehehehehe
  • Antoni Antra Pardosi Pencitraan itu mestinya udah berlalu setelah kampanye. Sekarang masanya membuktikan janji. Dia terlelap atas euforia, dan orang-orang sekitarnya juga ABS semua.
  • Asenk Lee Saragih
    saya punya pengal aman "ngeri" di batu lobang tersebut. Saat itu tahun 2002, kami sa Oppung Mudik mengelilingi Danau Toba dgn bus Parawisata panjang 9 meter. Saat melintas batu lobang, mau ke sibolga, kami terjepit di dalam kurang lebih 30 menit. Antrian panjang sekali. Ternyata ada supir spesial bawa bus di batu lobang tersebut. Maklum supir Bus Parawisata yang kami tumpangi adalag supir Pulau Jawa, dan baru kali pertama itu melintasi Sumatera. Dengan bantuan Supir spesial batu lobang itu, akhirnya kami bisa lewat. Sempat juga seluruh penumpang panik dan ketakutan, termasuk saya.
 

Tidak ada komentar: