ISTIMEWA
PEMAKAMAN ULANG: Ratusan warga Desa Pudak, Kumpeh Ulu menyaksikan proses pemakaman ulang jenazah TMH, Rabu sore (12/11/2014).
|
Makam Tri Handayani (22) yang Dibongkar. |
Pelaku Diduga Penganut Ilmu Kebatinan
Warga Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten
Muaro Jambi, Rabu (12/11) sore kemarin digegerkan oleh kabar pembongkaran makam
warga Desa Pudak yang baru meninggal dan dimakamkan pada Selasa (11/11).
Pasalnya, selain dibongkar, pelaku yang
belum diketahui indentitasnya tersebut, nekat mengambil kain kafan jenazah TMH
yang sebelumnya bekerja sebagai perawat salah satu rumah sakit di Kota Jambi.
Informasinya, peristiwa pembongkaran makan
TMH ini diperkirakan terjadi pada Selasa malam, beberapa jam setelah TMH
dimakamkan. Namun baru diketahui oleh warga sekitar pukul 16.30 WIB. Saat
ditemukan, kondisi makam TMH sudah berantakan, sementara jenazah TMH sendiri
sudah tidak terbungkus kain kafan.
Iwan, warga Desa Pudak yang megetahui
pertama kali kejadian ini, kepada Harian Jambi mengatakan, kejadian tersebut diketahuinya
sekitar pukul 16.30 WIB. “Aku tau nyo pas mau ke makam orang tuo aku. Kondisi
kuburunyo sudah berantakan, kain kafan dak ado lagi,” kata Iwan, saat di
hubungi via ponselnya.
Diduga, kata dia, pencurian kain kafan ini bertujuan
menuntut ilmu hitam. “Jenazah tu baru dikubur Selasa kemarin, meninggal karna
sakit. Informasinyo karena masih gadis. Dio (red) jugo dak pernah pacaran,
mungkin karno itu lah dibongkar makamnyo,” tuturnya.
Sementara itu, informasi yang berkembang
ditengah masyarakat setempat masih simpang siur. Beredar kabar makam TMH
dibongkar pada malam hari. Selain itu, keterangan warga setempat, pasca
meninggalnya TMH, warga mengakui sempat dihantui oleh TMH. Setelah kegaduhan
dengan permasalahan tersebut, warga lalu mengecek langsung ke kuburan korban.
Namun, setelah diperiksa, ternyata kuburan
korban sudah berantakan. Warga pun sepakat untuk melakukan penggalian ulang
makam korban, dengan terlebih dahulu meminta izin pada ayah TMH, yakni Ma'ruf.
Menjelang malam, warga lalu memakamkan ulang
jenazah TMH. Sementara kondisi tubuh mayat sendiri masih utuh dan tidak ada
yang dipreteli atau diambil si pelaku.
Sementara dari pihak keluarga, selain
mendapat kabar dari masyarakat, kecurigaan bertambah dengan isu adanya keluarga
yang bermimpi bahwa Jenazah minta dipasangkan kain kafan sekali lagi.
Merasa curiga dengan keadaan makam dan
mimpi tersebut akhirnya keluarga melakukan pembongkaran makam TMH di TPU Pandan
setia Desa Pudak, saat dibongkar, tokoh masyarakat dan warga setempat terkejut
bukan kepalang, sebab Almarhumah tidak lagi dibungkus kain kafan seperti saat
dikuburkan Selasa (11/11) lalu.
Keluarga bersama masyarakat akhirnya
terpaksa memasang kembali kain kafan ke Tubuh Jenazah yang diketahui semasa
hidup merupakan Mahasiswi Akper, kejadian ini kemudian dilaporkan oleh keluarga
dan warga kepada pihak Polsek Kumpe Ulu untuk dilakukan penyelidikan.
Kades Desa Pudak, M Bono, dikonfirmasi Harian
Jambi via ponselnya membenarkan kejadian tersebut. Hanya ia enggan bercerita
banyak terkait kejadian ini. “Iya itu warga saya. Nanti aja ya saya lagi dak
enak badan,” ujarnya seraya menutup telepon selulernya.
Kapolsek Kumpeh Ulu, Iptu Eko Budilestio,
dikonfirmasi harian ini juga membenarkan kejadian tersebut. "Iya tadi seore sudah dilakukan
pemakaman ulang oleh warga, setelah mendapat izin dari orang tuanya,"
sebut Kapolsek.
Selain itu, Menurut Kapolsek, pelaku
pencurian saat ini masih dalam proses penyelidikan. Polisi masih berusaha
mencari tahu siapa pelaku pencurian kafan ini yang telah meresahkan warga.
"Kami masih melakukan
penyelidikan pencurian ini dan kami juga mencari informasi dari penjaga makam
dan warga yang bermukim disekitar TPU tersebut,"tukas Kapolsek.
Kejadian langka ini, juga menyita perhatian
warga. Puluhan warga berbondong-bondong datang untuk menyaksikan pemakanam
ulang jenazah TMH. Setelah dimakamkan, warga melakukan doa bersama.
Wabah DBD di Kota Jambi Mengganas, Seorang Perawat Meninggal
Wabah penyakit debam berdarah dengue (DBD) di Kota Jambi
semakin mengganas. Korban meninggal akibat serangan DBD di kota itu tidak hanya
anak-anak dari keluarga awam. Penyakit DBD di Kota Jambi juga telah memakan
korban jiwa dari kalangan paramedis. Seorang perawat rumah sakit swasta di Kota
Jambi, Tri Handayani (22), meninggal akibat serangan DBD, Selasa (11/11). Nyawa
korban tidak bisa diselamatkan karena terlambat dirawat di rumah sakit.
R MANIHURUK, Jambi
Saifullah (56), orangtua Tri Handayani kepada wartawan di
Rumah Sakit (RS) Theresia Kota Jambi kepada wartawan, Rabu (12/11) menjelaskan,
putrinya mulai dirawat sejak Sabtu (9/11) di RS Theresia akibat penyakit
DBD.
Putrinya dirawat di rumah sakit setelah empat hari mengalami
demam di rumah. Kondisi kesehatan korban menurun terus sejak Senin (10/11)
malam. Upaya pertolongan maksimal yang dilakukan dokter tidak mampu memulihkan
kondisi korban, sehingga korban akhirnya meninggal Selasa (11/11) siang.
Pantauan Harian Jambi di RS Theresia dan RS dr Bratanata
Unang (Rumah Sakit Tentara) Kota Jambi, Rabu (12/11), pasien yang terkena
serangan DBD masih banyak dirawat di kedua rumah sakit tersebut. Sebagian besar
pasien DBD di kedua rumah sakit itu anak – anak dan remaja. Proses penyembuhan
para pasien penderita DBD di kedua rumah sakit itu juga tergolong lama. (Harian Jambi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar