Kapolda Jambi Brigjel Pol Bambang Sudarisman Bersama Bupati Kerinci Adirozal Bertemu dengan 2 Tokoh Adat di Polres Kerinci Rabu 12 November 2014. Foto RIKO PIRMANDO/HARIAN JAMBI |
RIKO PIRMANDO/HARIAN JAMBI
PASCA BENTROK: Ratusan pemuda Kumun Debai mendatangi Polres Kerinci. Mereka memprotes pertemuan perdamaian tidak melibatkan pemuda.
|
SUNGAIPENUH - Sehari pasca kerusuhan warga Kumun Debai dengan Tanjung Pauh Mudik,
suasana di lokasi perbatasan kedua desa mulai kondisif. Meski demikian,
perbatasan Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh ini dijaga ketat oleh aparat
keamanan.
Pantauan di lokasi kemarin, ruas jalan di lokasi masih
ditutup bagi arus lalulintas. Aparat TNI AD, Brimob tampak berjaga-jaga dengan
senjatan lengkap untuk mengantisipasi kerusuhan susulan.
Kapolda Jambi Brigjen Pol Bambang Sudarisman dikonfirmasi
Harian Jambi menyampaikan, saat ini situasi di kedua wilayah itu kondusif. "Situasi
sudah kondusif, nanti sore pertemuan antara kedua tokoh masyarakat bertemu di
Polres Kerinci membahas perdamaian sehingga tidak terjadi kerusuhan lagi,"
kata Kapolda Jambi saat ditemui di Rumdis Bupati Kerinci, Rabu siang (12/11/2014).
Soal pelaku penyeroyokan Iskandar warga Kumun yang menjadi
penyebab utama kerusahan tersebut? Kapolda menegaskan, pelaku saat ini sedang diburu
petugas Polres Kerinci. "Untuk pelaku tentu dicari sampai dapat,"ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Kerinci, Adi Rozal menyampaikan, pihaknya
mengimbau warganya untuk menahan diri dan tidak terpacing isu-isu tidak jelas.
"Saat ini kita upayakan situasi tenang, dan masyarakat
diminta tidak mendengar isu-isu tidak jelas," kata mantan Wakil Walikota Pandang
Panjang ini saat menerima kunjungan Kapolda Jambi.
Terpisah, Walikota Sungaipenuh, Asafri Jaya Bakri (AJB) mengimbau
masyarakat menyelesaikan persoalan ini dengan hati terbuka, karena persoala
tersebut dinamis, dan bergerak terus.
"Intinya warga tuntut tindakan hukum dipercepat, saya
kira seperti itu kuncinya," ujar AJB saat ditemui di Mapolres, kemarin.
Sementara itu, Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA),
dikonfirmasi di Jambi keamrin juga mengimbau agar warga Desa Kumun, Kota Sungai
Penuh, dan Desa Tanjung Pauh, Kabupaten Kerinci untuk bisa menahan diri dan
tidak mudah terprovokasi, sehingga permasalahan tidak meluas lebih jauh.
Ia juga sangat menyesalkan terjadinya konflik antar warga
tersebut. Selain itu, semua pihak juga diminta HBA untuk proaktif dalam
menyelesaikan masalah ini.
Selain itu, HBA menegaskan, pemerintah daerah dan aparat
penegak hukum juga diminta untuk bergerak cepat dalam menindaklanjuti kejadian
yang terjadi, dan mencari akar permasalahan agar dapat diselesaikan dengan
tuntas.
Begitu pula tokoh masyarakat, kata HBA, peran aktif tuo
tengganai dan tokoh adat sangat perlu untuk bersama-sama mengingatkan
masyarakat agar berdamai dan kembali kepada aturan adat dan negara yang berlaku
selama ini.
Tidak Ditemukan Peluru di Kepala Juniadi
Sementara itu, hasil otopsi terhadap jenazah Junaidi, warga
Kumun yang menjadi korban bentrokan, Rabu (12/11) dini hari di RSU MHA Thalib
oleh tim forensik dari Padang tidak ditemukan peluru.
Menurut keterangan dokter, di dalam kepala Junaidi hanya
ditemukan pecahan tengkorak kepala korban berbentuk segitiga.
Junaldi, keluarga korban yang mendampingi saat otopsi
Junaidi mengatakan, berdasarkan penuturan dari dr Rika tim forensik dari Padang
yang, bahwa tidak ditemukan peluru di kepala korban. Benda di kepala korban
merupakan pecahan tengkorak yang masuk kedalam otak korban karena hantaman
benda tumpul.
"Bukan kena tembak, kena hantaman benda tumpul yang
keras dari belakang, sehingga tengkoraknya pecah dan menembus otak " ujar
dr Rika di dalam rekaman video wawancara keluarga korban dengan dr Rika.
Pantauan kemarin, Junaidi yang menjadi korban tewas dalam
aksi bentrok ini telah dimakamkan di Desa Kumun Mudik, yang merupakan tempat
tinggal korban.
Kapolda Jambi Brigjend Pol Bambang Sudarisman, bersama
Bupati Kerinci Adi Rozal, Walikota Sungaipenuh AJB serta Forum Komunikasi
Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kerinci dan Sungaipenuh turut menghadiri pemamakan
Junaidi, Rabu (12/11) pagi kemarin.
Ratusan Pemuda Kumun Datangi Polres Kerinci
Disisi lain, pertemuan lanjutan tokoh masyarakat dan
perangkat kedua desa berseteru yang digelar di Mapolres Kerinci kemarin
diwarnai dengan aksi protes oleh ratusan pemuda Kumun Debai.
Kedatangan pemuda ini meminta tokoh adat dan masyarakat Kumun
Debai keluar dari ruang rapat perdamaian yang sedang berlansung di ruang aula
Polres Kerinci, Rabu (12/11) kemarin. Alasan mereka, pihak pemuda tidak
dilibatkan dalam pertemuan kedua tokoh masyarakat di Polres Kerinci.
Pantauan Harian Jambi di Polres Kerinci, sekitar pukul 15.20
WIB ratusan pemuda Kumun datang dengan berkompoi menggunakan kendaraan roda
dua. Setelah tiba di Mapolres Kerinci, ratusan pemuda diwakili salah seorang
orator menyampaikan orasi.
"Kami minta kaum adat yang berada di ruang Polres
kerinci keluar, kami tidak mau penyelesaian perdamaian ini sepihak, kaum adat
harus musyawarah dengan kami masyarakat Kumun terlebih dahulu," kata salah
seorang orator di Mapolres Kerinci, kemarin.
Setelah menyampaikan orasinya, pemuda Kumun diterima oleh
Kapolres Kerinci, dan Kasat Intel. Pihak aparat menerima permintaan masyarakat
dan pemuda tersebut, kemudian sejumlah tokoh adat keluar Kumun Debai dari
pertemuan dan meninggalkan Polres Kerinci.
Rombongan pemuda bersama kaum adat melakukan pertemuan di
Mesjid Jamik Kumun untuk membahas perdamaian antar Tanjung Pauh tersebut.
Sementara itu, Kasat Intel Polres Kerinci Iptu Yulizar
ditemui sejumlah wartawan mengatakan, kedatangan pemuda kumun meminta kaum adat
keluar dulu dalam pertemian perdamaian kedua daerah tersebut.
"Ya, mereka datang minta pemuda dilibatkan dalam
pertemuan perdamaian tersebut, jadi kita minta warga Kumun melakukan musyawarah
dulu dengan masyarakat, baru nanti dilanjutkan pertemuan tokoh masyarakat kedua
desa," ujarnya. (Harian Jambi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar