Tim Manggala Agni saat memadamkan api di gambut yang terbakar di Desa Arang Arang, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Senin (27/8). Foto batakpos/rosenman manihuruk |
Diskes Kota Jambi Bagikan 70.000 Masker
Jambi, BATAKPOS
Sekitar 1000 hektar (ha) lahan gambut di Kabupaten
Muarojambi terbakar. Kebakaran gambut tersebut sulit dipadamkan karena berada
dikedalaman 10 meter. Sementara sedikitnya 300 ha lahan dan hutan di Kabupaten
Muarojambi dan kini mulai merembet ke kawasan konservasi hutan di Taman Nasional
Berbak (TNB) dan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD).
Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA) didampingi Sekretaris
Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Ir. Syarahsaddin, Senin (27/8) mengatakan,
lokasi lahan gambut itu berada di Desa Arang Arang, Kecamatan Kumpeh Ulu,
Kabupaten Muaro Jambi.
“Sabtu lalu kami melakukan aksi pemadaman kebakaran
itu, Setidaknya 1.000 ha lahan gambut yang terbakar. Belum tahu apa penyebab
kebakaran itu. Apakah sengaja di bakar atau kebakaran di sebabkan oleh
gesekan-gesekan gambut itu sendiri. Yang menjadi masalah dalam pemadaman kali
ini, lahan yang terbakar ini lahan gambut. Kita juga tidak tahu siapa yang
membakar,” katanya.
Menurut HBA, yang lebih menyulitkan lagi pada saat
pemadaman adalah, lahan tersebut memiliki kedalaman gambut mencapai 10 meter
lebih. Dalam kondisi seperti ini, api akan padam apabila sudah turun hujan di
kawasan tersebut.
Ada beberapa pola yang dilakukan pada saat melakukan
pemadaman. Diantaranya, menyuntikkan air ke tanah dengan kedalaman 1 setengah meter.
Penyuntikan itu dilakukan agar gambut
tersebut menjadi bubur.
“Itu salah satu yang menyulitkan kita. Penyebab
kebakaran itu adalah kemarau panjang. Apalagi
dalam berita-berita akhir-akhir ini, kemarau akan bertambah
satu bulan kedepan. Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah
melakukan aksi pemadaman,”katanya.
Disebutkan, Gubernur Jambi akan ada rapat bersama
Menko Kesra di Jakarta. “Disana ada beberapa gubernur yang dipanggil. Pada saat
rapat di Jakarta nanti, saya akan mengusulkan kepada Menko Kesra untuk
dilakukan hujan buatan di Jambi. Apalagi akhir-akhir ini sudah ada ganguan
penerbangan. Seperti garuda dan Lion Air. Untuk garuda, mereka telah mengeser penerbangan pada siang hari,”ujarnya.
Menurut HBA, pemadaman api dilahan seluas 1000 Ha ini
sulit di padamkan. “Bayangkan, dalam satu hari, Maggala Agni hanya bisa
memadamkan api hanya 1 hektar setengah. Dengan kondisi dan pasukan yang sedikit
yang tersebar di beberapa titik, termasukkalh di Tanjabtim,”katanya.
Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi
Jambi, Trisiswo menyatakan, tugas utama mereka melakukan pengawasan di kawasan
konservasi. Namun, dikarenakan hanya Manggala Agni yang memiliki alat lengkap
untuk memadamkan kebakaran lahan, maka untuk lahan masyarakat juga mereka yang
ikut memadamkan.
70 Ribu Masker
Sementara itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi
menyiapkan 70.000 masker gratis untuk dibagikan gratis kepada warga. Kondisi
kabut tebal dengan banyaknya kandungan asap bisa menyebabkan gangguan
pernapasan.
Penyakit yang rawan menyerang akibat asap kebakaran
lahan ini adalah Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Akhir-akhir ini cuaca
Kota Jambi dan sekitarnya selalu berkabut tebal, sehingga sudah mengganggu
jalur penerbangan dan transportasi darat, sungai dan aktifitas warga.
Kabut asap kebakaran lahan dan hutan menyelimuti
udara Kota Jambi dan sekitarnya tiga pecan terakhir membuat Indeks Standar
Pencemaran Udara (ISPU) sudah diangka 76, normal 50. Guna mengantisipasi
semakin tebalnya kabut sehingga bisa menyebabkan gangguan pernapasan, Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi sudah menyiapkan masker bagi masyarakat Kota
Jambi.
Kepala Dinkes Kota Jambi, drg Polisman Sitanggang M
Kes, kepada BATAKPOS, Senin (27/8) mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan
sebanyak 70 ribu masker yang siap dibagikan kepada masyarakat seandainya
kondisi kabut semakin tebal.
“Ini upaya antisipasi kita ketika kabut semakin
tebal. Kita sudah siapkan masker untuk dibagikan ke masyarakat. Sebelum
dibagikan, kami terlebih dahulu berkoordinasi dengan instansi terkait seperi BMKG
untuk mengetahui ketebalan asap. Sehingga diketahui apakah sudah dalam tahap
membahayakan kesehatan atau belum. Begitu udara tak sehat akan langsung
diberikan,”katanya. RUK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar